Ekologi dan Reproduksi Habitat dan Penyebaran

Gambar 2 Goura cristata Pallas, 1764. Gambar 3 Goura scheepmakeri Finsch, 1876.

2.3 Ekologi dan Reproduksi

Menurut BirdLife International 2000 dan Warsito 2010, mambruk victoria merupakan jenis burung terestrial dan sering ditemukan di hutan dataran rendah serta hutan rawa, tetapi jenis ini terkadang dapat dijumpai hingga ketinggian 600 mdpl. Jenis ini biasanya hidup dalam kelompok kecil dengan jumlah individu dalam tiap kelompok berkisar antara 2 – 10 ekor. Mambruk victoria merupakan jenis burung yang menganut pola perkawinan monogami tidak berganti pasangan dan mulai melakukan proses perkawinan pada umur 15 bulan dengan jumlah telur sebanyak satu buah. Menurut Warsito 2010, perkawinan mambruk victoria di dalam penangkaran terjadi sepanjang tahun dengan proses perkawinan yang cukup tinggi terjadi pada bulan April – Juni dan November – Maret dengan masa pengeraman rata-rata 22 – 24 hari. Telur yang dihasilkan selama satu musim perkawinan sebanyak 1 – 2 butir telur dengan ukuran 55 mm × 38 mm atau sedikit lebih besar dari telur ayam kampung Setio et al. 1996, diacu dalam Warsito 2010.

2.4 Habitat dan Penyebaran

Menurut Alikodra 2002, habitat satwaliar merupakan suatu kesatuan dari faktor fisik maupun biotik yang digunakan untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Burung mambruk victoria pada umumnya menyukai hutan yang memiliki pohon yang besar dan terdapat sumber air dengan temperatur berkisar antara 20 – 27 o C dan kelembaban udara berkisar antara 80 – 92 Anonim 1991, diacu dalam Notanubun 2002. Menurut BirdLife International 2008, Burung Indonesia 2004, dan Goodwin 1983, diacu dalam Notanubun 2002, burung mambruk victoria tersebar di bagian Utara pulau Papua kepulauan Yapen dan Biak, mulai dari Sungai Siriwo hingga Teluk Astrolobe diantara Teluk Collingwood dan teluk Holnicote serta di daerah gunung Macao dan teluk Cendrawasih hibridisasi dengan mambruk ubiaat kemudian di Tenggara dari desa Morobe sampai teluk Milne di dekat permukaan laut Gambar 4. Gambar 4 Lokasi penyebaran burung mambruk victoria BirdLife International 2008. 2.5 Populasi Menurut Belterman et al. 2008, populasi mambruk victoria dari tahun 2000 – 2008 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Ukuran populasi mambruk victoria Goura victoria Fraser, 1844 tahun 2000 – 2008 Tahun Jantan Betina Tidak Diketahui Total ekor 2000 41 41 1 83 2001 47 45 5 97 2002 50 46 4 100 2003 49 45 2 96 2004 52 48 3 103 2005 56 47 3 106 2006 60 48 2 110 2007 71 50 3 124 2008 70 50 7 127 2.6 Aktivitas Harian Perilaku satwa merupakan ekspresi satwa terhadap faktor internal dan eksternal yang dilakukan sebagai suatu respon dari tubuh terhadap rangsangan dari lingkungannya Suratmo 1979. Fungsi dari perilaku adalah untuk menyesuaikan diri terhadap beberapa perubahan yang dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam Alikodra 2002. Pola perilaku merupakan segmen perilaku yang memiliki fungsi adaptasi dan dikelompokkan menjadi beberapa perilaku utama yaitu Alikodra 2002; Lehner 1979: 1. Perilaku makan dan minum ingestive behaviour. 2. Perilaku mencari tempat berlindung shelter seeking behaviour. 3. Perilaku bertentangan agonistic behaviour. 4. Perilaku memelihara epimeletic behaviour. 5. Perilaku ingin dipelihara et-epimeletic behaviour. 6. Perilaku meniru allelometic behaviour. 7. Perilaku membuang kotoran eliminative behaviour. 8. Perilaku memeriksa investigative behaviour. 9. Perilaku seksual seksual behaviour. Menurut PPBLI 2002, aktivitas harian mambruk victoria adalah sering bergerombol dalam kelompok kecil di dataran rendah dan biasanya pada hutan aluvial yang tidak terganggu. Satwa ini agak jinak tetapi akan segera terbang gesit dan ribut menerobos vegetasi sampai menemukan tempat bertengger di bawah kanopi pohon. Sayap dikepakkan keras sering berpasangan ketika mulai terbang dengan ekor dikibaskan ke atas dan ke bawah dengan gugup, cepat, dan dangkal. Satwa ini tertarik untuk berlindung di lokasi persiapan kebun sagu. Perilaku sosial dari mambruk victoria dapat dilihat dari perilaku mambruk yang akan mengeluarkan suara “hoooom” berulang-ulang untuk memanggil mambruk victoria lain agar bergabung untuk menikmati makanan bersama-sama. Selain itu, suara yang sama akan dikeluarkan ketika mambruk merasa terganggu atau terancam. Namun, perilaku yang ditunjukkan adalah mengeluarkan suara yang disertai suara kepakan sayap mambruk yang terbang meninggalkan lokasi tempat berkumpul Warsito 2010. Aktivitas harian mambruk victoria di dalam penangkaran adalah berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 ekor. Perkelahian antar burung mambruk jantan juga sering terjadi di dalam penangkaran untuk memperebutkan burung betina. Perkawinan mambruk dimulai dengan gerakan menggangguk-anggukkan kepala yang diikuti dengan gerakan mengais tanah sambil mengeluarkan suara “hoooomm” untuk menarik perhatian burung betina. Proses perkawinan mambruk di dalam penangkaran terjadi sangat singkat dan dilakukan di sembarang tempat. Proses ini biasanya dilakukan pada saat burung mambruk sedang istirahat Warsito 2010. Proses pengasuhan anakan mambruk biasanya dilakukan oleh kedua induknya. Anakan mambruk secara naluriah dilatih untuk mencari makan dengan cara mengais-ngais tanah maupun mematuk-matuk. Selama masa pengasuhan, induk mambruk akan menjaga dan membantu mencari makanan hingga anakan mambruk sampai pada usia dewasa 8 – 10 bulan. Setelah anakan mambruk mencapai usia dewasa, kedua induk mambruk secara alamiah akan berjalan sendiri untuk memisahkan diri dengan anaknya dan pada akhirnya induk mambruk dapat berkembang biak lagi Warsito 2010.

2.7 Teknik Penangkaran