Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi Sosial Mahasiswa Semester V (Lima) Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (Fitk) Uin Syarif Hidayatulah Jakarta

(1)

DAN KEGURUAN (FITK) UIN SYARIF HIDAYATULAH

JAKARTA

Oleh

Kursiwi

1111015000113

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

Sosial (IPS) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan Gadget

terhadap interaksi sosial pada mahasiswa semester V (Lima) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun teori yang mendasari penelitian ini peneliti bagi ke dalam dua penggolongan yakni; Pertama, pengaruh penggunaan gadget terhadap diri mahasiswa, Kedua, pengaruh penggunaan gadget terhadap interaksi dengan mahasiswa lain. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskritif. Sampel responden dalam penelitian ini sebanyak 6 (enam) mahasiswa, terdiri dari 3 (tiga) laki-laki dan 3 (tiga) perempuan. Berdasarkan temuan hasil penelitian di dapati bahwasanya terdapat dampak positif dan negatif dalam penggunaan gadget pada

mahasiswa. Dampak positif penggunaan gadget meliputi; memudahkan

mahasiswa menjalin komunikasi dengan orang yang jauh, dan memudahkan mahasiswa memperoleh informasi perkuliahan secara cepat. Adapun dampak

negatif penggunaan gadget meliputi; mahasiswa mengalami disfungsi sosial,

intensitas interaksi langsung dengan mahasiswa lain berkurang, mahasiswa kurang peka terhadap lingkungan sekitar, kualitas interaksi langsung sangat rendah, mahasiswa jarang melakukan komunikasi langsung (tatap muka) dan mahasiswa menjadi konsumtif. Meski demikian bentuk interaksi yang berlangsung antar mahasiswa cenderung ke arah asosiatif, artinya mahasiswa memanfaatkan gadget telekomunikasi untuk melakukan kerjasama dengan mahasiswa lain dengan

membentuk grup-grup pada media chatting dan media sosial, tujuan utama

pembentukan grup tersebut adalah untuk penyebaran informasi waktu perkuliahan, menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan dan sebagainya.

Kata Kunci : Gadget, Pengaruh Penggunaan Gadget, Interaksi Sosial


(6)

Semester V (Five) Schools of Social Science (IPS) Tarbiyah Faculty and Teaching (FITK) State Islamic University (UIN) in Jakarta.

The purpose of this study was to determine the effect of the use of gadgets on social interaction in the fifth semester students (Lima) Tarbiyah and Teaching Faculty, Department of Education Social Sciences, State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. The theory underlying this study, researchers divided into two classifications namely; First, the effect of the use of gadgets to the students themselves, the Second, the effect of the use of gadgets to interact with other students. The methodology used in this study using a qualitative descriptive approach. Sample of respondents in this study were 6 (six) students, consisting of three (3) male and three (3) women. Based on the research findings find that there are positive and negative impact on students in the use of gadgets. The positive impact of the use of the gadget include; facilitate student communication with the remote, and facilitate students to obtain information quickly lectures. As for the negative impact of the use of the gadget include; Student social dysfunction, the intensity of direct interaction with other students is reduced, students are less sensitive to the surrounding environment, the quality is very low direct interaction, students rarely have direct communication (face to face) and students become consumptive. Nevertheless forms of interaction that takes place between students tended toward associative, which means that students utilize telecommunication gadgets to cooperate with other students by forming groups on media chat and social media, the main objectives of the group is for information dissemination time lectures, completing tasks lectures and so on.


(7)

Alhamdullilah, segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya, dan Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya skripsi dengan judul “Dampak Penggunaan Gadget Terhadap

Interaksi Sosial Mahasiswa Semester V Jurusan P. IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” dapat diselesaikan dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tidak lupa semua pihak yang sangat membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini, dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) yang senantiasa memberikan nasehat-nasehat yang positif dan motivasi selama penulis kuliah.

4. Ibu Dr. Maila Dinia Husni Rahim, MA., Cut Dhien Nourwahida, MA dosen

pembimbing skripsi yang tak berhenti memberikan saran produktif dan kritik yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Syaripulloh selaku sekertaris jurusan dan civitas akademika pendidikan IPS Ibu Tri Harjawati, Bapak Rusmin Tumanggor, Ibu Rukmina Ghanibala, Ibu Anisa, Ibu Neng Sri, Ibu Siti Sahara, Bapak Abd Rozak, Bapak Iwan Hermawan, pembimbing PIQI bapak Furqon, Bapak Andri, Bapak Sodikin, Bapak Moch Noviadi, Pak Arif dan semua dosen yang penulis belum disebutkan.


(8)

selalu memberikan semangat kepada penulis sehingga bisa menempuh pendidikan sampai tingkatan sarjana

7. Keluarga Besar Permai-Ayu dan KMSGD dimana penulis mengabdikan diri

selama ini

8. Buat teman-teman satu angkatan di jurusan Pendidikan IPS Angkatan 2011

dan teman teman kosan yang selalu memberikan semangat dalam mengatasi kemalasan.

9. Teman-teman Angkatan 2013 Pendidikan IPS yang sudah membantu untuk

menggali informasi, suami tercinta Rifqi yang telah memberikan dukungan penuh, dan para sahabat Wazakah Savas, Nurafnisfa Sya’bani, Mayasari, NH Amalia, winda Alfiani yang selalu memberikan semangat.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya sehingga penulis bisa menjadi seseorang individu yang seperti ini, mudah-mudahan skripsi yang penulis tulis dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Jakarta, November 2016 Penulis

Kursiwi


(9)

ABSTRACT ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 8

C.Pembatasan Masalah ... 9

D.Perumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Kegunaan Penelitian ... 10

1. Kegunaan Teoritis ... 10

2. Kegunaan Praktis ... 10

BAB II PENDEKATAN TEORITIK ... 11

A. Teori-Teori yang Relevan dengan Variabel Penelitian ... 11

1.Definisi Dampak ... 11

2. Definisi Gadget ... 12

3.DampakPenggunaan Gadget ... 14

4. Definisi Interaksi Sosial ... 16

a. Pengertian dan Konsep Dasar Interaksi Sosial ... 17

b. Syarat - Syaratdan Faktor – Faktor Yang Mendasari Interaksi Sosial ... 18

c. Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial... 20

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 21

1. Skripsi ... 21

2. Jurnal ... 23

C. Kerangka Berpikir ... 24


(10)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

A. Tempat Dan WaktuPenelitian ... 26

B. Metode Penelitian... 27

C. Sumber Data dan SampelPenelitian ... 28

1. Sumber Data ... 28

2. Sampel ... 28

D. Instrumen Penelitian... 29

E. TeknikPengumpulan Data ... 29

1. Observasi ... 29

2. Wawancara ... 30

3. Dokumentasi ... 31

F. TeknikAnalisis Data ... 31

G. Rencana Pengujian Keabsahan Data ... 32

1. Triangulasi ... 32

2. Meningkatkan Ketekunan ... 33

3. Member Check ... 33

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A.Pendahuluan ... 34

B. Pembahasan Terhadap Temuan Penelitian ... 34

C.Informasi Partisipan ... 37

D.Paparan Hasil Penelitian ... 39

1. Pendapat Mahasiswa Tentang Dampak Positif Penggunaan Gadget Telekomunikasi Terhadap Interaksi Sosial ... 42

a. Interaksi Menggunakan Gadget Telekomunikasi Dapat Membantu Mahasiswa Menjalin Komunikasi Dengan Teman Yang Jauh ... 42

b. Gadget Telekomunikasi Memudahkan Mahasiswa Memperoleh Informasi Perkuliahan ... 45

2. Pendapat Mahasiswa Tentang Dampak Negatif Penggunaan Gadget Telekomunikasi Terhadap Interaksi Sosial ... 47

a. Gadget Telekomunikasi Menjadikan Mahasiswa Mengalami Disfungsi Sosial ... 47


(11)

b. Gadget Telekomunikasi Menyebabkan Waktu Interaksi

Langsung Berkurang ... 49

c. Gadget Telekomunikasi Menyebabkan Mahasiswa Kurang Peka Terhadap Lingkungan Sekitarnya ... 50

d. Kehadiran Gadget Telekomunikasi Mengurangi Kualitas Interaksi Langsung Berkurang ... 52

e. Gadget Telekomunikasi Menyebabkan Mahasiswa Jarang Melakukan Komunikasi Tatap Muka ... 54

f. Gadget Telekomunikasi Menjadikan Mahasiswa Konsumtif ... 55

E. DISKUSI(Analisis Hasil Penelitian) ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A.Kesimpulan ... 66

B. Implikasi ... 67

C.Saran ... 67

a. Bagi Mahasiswa ... 67

b. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 68

DAFTAR PUSTAKA ...69 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(12)

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk sosial adalah bagian dari masyarakat. Manusia tidak lepas dari hubungan antara sesama manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Kecenderungan hubungan tersebut melahirkan sebuah komunikasi dengan manusia yang lain melalui media interaksi. Interaksi merupakan suatu hubungan antar manusia yang bersifat dinamis.1

Pola interaksi tersebut menimbulkan hal-hal baru seperti simbol-simbol, gestur, serta media komunikasi dan sebagainya. Seiring dengan perkembangan teknologi, manusia makin terampil dengan menciptakan alat-alat mekanis yang bermaksud untuk mempermudah kehidupan manusia.

Pasca revolusi industri, ketergantungan manusia pada alat-alat mekanis tidak dapat dipisahkan, begitu pun dengan media komunikasi, agar manusia tetap terhubung satu sama lain baik untuk mendapatkan informasi dan untuk tujuan lain tanpa harus mendatangi tempat tujuan tersebut. Dari sini dapat dilihat bahwa keterkaitan manusia pada alat-alat mekanis yang bersifat baru dan mudah digunakan tidak dapat terpisahkan, sesuatu tersebut disebut dengan Gadget.

Di antara pengertian Gadget sebagai berikut yaitu pertama, pengertian

Gadget menurut Merriam Webster yaitu an often small mechanichal or electronic device with practical use but often though of as a novelty yang berarti (sebuah perangkat mekanik atau elektronik dengan penggunaan praktis tetapi sering diketahui sebagai hal baru).2 Pada intinya yang dimaksud dengan Gadget adalah suatu alat atau perangkat mekanik yang bersifat baru dan mudah digunakan.

Peneliti hanya menggunakan penggunaan kata Gadget yang kedua yakni

telepon seluler. Pada intinya peneliti hanya ingin membatasi penjelasannya terhadap alat mekanis yang memiliki fungsi sebagi alat komunikasi yaitu telepon

1

Setiyadi, Elly dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala

Permasalahan Sosial ; Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. (Jakarta: Prenada Media, 2011), h. 62 2

Merriam-Webster, Appl Copyright 2010-2016 Stanfy Corp, Version 2.0.

1


(13)

selular atau telepon genggam atau handphone. Dengan demikian penggunaan istilah Gadget dalam penelitian ini yang dimaksud adalah telepon seluler.

Telepon yaitu pesawat dengan listrik dan kawat, untuk bercakap-cakap antara dua orang yang berjauhan tempatnya. Seluler adalah telepon mandiri yang menggunakan baterai, tanpa kabel dan menerima suara melalui sinyal. Telepon mandiri yang sedang banyak sekarang dipasarkan adalah telepon seluler karena bentuknya yang paling kecil dan paling ringan.3 Jadi telepon seluler mengandung makna sebagai alat untuk bercakap-cakap antara dua orang atau lebih yang menggunakan baterai tanpa kabel dan menerima suara melalui sinyal. Sebelum ditemukannya telepon seluler, dahulu orang menggunakan telepon dengan kabel yang ditempatkan di rumah-rumah atau kantor mereka, itu pun hanya beberapa saja yang memilikinya. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membawa perubahan pola komunikasi, media komunikasi sekarang tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang jauh, tetapi juga digunakan sebagai alat untuk mencari informasi, hiburan dan gaya hidup. Sehingga keberadaannya tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar tersebut manusia berupaya mencari dan menciptakan sistem dan alat untuk dapat memudahkan manusia dalam berkomunikasi dan mendapatkan informasi serta hiburan.

Industri telepon seluler mengalami perkembangan yang pesat dalam dua dekade terakhir ini, baik di negara maju ataupun di negara berkembang. Termasuk di Indonesia, telepon seluler telah mengubah peta industri telekomunikasi secara bebas. Sehingga bentuk telepon seluler lebih kecil, ringan, layar lebih hidup dan mudah disimpan serta kecanggihan-kecanggihan lain yang tidak dimiliki generasi sebelumnya.

Adapun pengertian smartphone sendiri adalah ..a small telephone that people can take with them and use outside their homes.4 Artinya smartphone

(telepon pintar) adalah telepon atau handphone yang dapat orang bawa bersama mereka dan digunakan di luar rumah. Terdapat definisi lain mengenai pengertian

3

Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

(Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008). 4

Merriam-Webster, Appl Copyright 2010-2016 Stanfy Corp, Version 2.0.


(14)

smartphone yaitu sebuah device yang memungkinkan untuk komunikasi dan juga didalamnya terdapat fungsi PDA (Personal Digital Assistant) dan berkemampuan layaknya komputer. Selain itu smartphone juga dilengkapi dengan Organizer Digital.5

Menurut Menkominfo pada tahun 2014 bisa dikatakan hampir semua orang

menggunakan Gadget (telepon seluler), yakni sekitar 270 juta pengguna,

sementara itu jumlah sambungan internet di Indonesia memiliki 47 juta pengguna6. Bila kita amati di berbagai tempat mulai dari keluar rumah sepanjang perjalanan menuju tempat tujuan, sekolah, kantor, mall sampai kendaraan umum,

begitu banyak orang disibukkan dengan Gadget-nya. Gadget menjadi magnet

yang sangat menarik dan menjadi candu, sehingga berkomunikasi melalui dunia maya menjadi kewajiban setiap hari dan bisa menghabiskan waktu berjam-jam.

Gadget yang paling sering dijumpai dan dimiliki oleh hampir semua orang dari berbagai kalangan saat ini adalah smartphone.

Kecanggihan smartphone menawarkan berbagai macam fitur dan aplikasi

serta mampu mengakses internet dilengkapi juga dengan kamera dengan beragam resolusi, mulai yang paling rendah sampai paling tinggi (sebagaimana yang tidak terdapat pada telepon genggam sebelumnya) kecanggihan smartphone ini sudah hampir menyerupai komputer, sehingga smartphone dapat meng-install berbagai program dalam komputer seperti Microsoft Office, Winamp, serta media sosial seperti facebook, twiter, path, line, whatsapp, imo, instagram, dan program-program yang lain yang dapat memudahkan dan memanjakan kehidupan manusia.

Program-program dalam smartphone tersebut (utamanya media sosial)

memungkinkan kita berhubungan dengan jutaan orang di berbagai belahan dunia, bahkan yang tidak kita kenal sekalipun. Dengan Gadget, interaksi sosial yang idealnya harus bertatap muka sekarang tidak harus bertatap muka. Interaksi antar manusia pun kini secara perlahan tergantikan dengan interaksi manusia dengan

Gadget. Kapanpun dan di manapun orang selalu tergantung dengan Gadget-nya. Banyak orang yang lebih asyik dengan Gadget-nya ketimbang berinteraksi dengan

5

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan v 9. No 1 (Januari 2012): h, 98. 6

http://ugm.ac.id/id/berita/8776-menkominfo:.270.juta.pengguna.ponsel.di.indonesia. Penggunaan ponsel di Indonesia. Diakses pada 16 November 2015


(15)

lingkungan sosial di sekitarnya. Orang lebih suka mencari teman di media sosial ketimbang berkenalan dengan teman satu bangku di kendaraan umum. Terkadang kita berada dalam satu ruangan yang sama namun tidak terlibat dalam sebuah pembicaraan, semua sibuk dengan Gadget masing-masing, asyik dengan dunianya sendiri.

Teman-teman di jejaring sosial pun nampak lebih dekat dan nyata dibanding keberadaan tetangga kita sendiri. Orang kemudian menjadi begitu terobsesi dengan dunia maya dan menarik diri dari lingkungan sosialnya. Hal inilah yang kemudian menimbulkan berbagai gangguan kepribadian seperti sikap menyendiri, anti-sosial cenderung tidak peka dengan kebutuhan orang sekitar, individualistis dan lain-lain.7

Pada akhirnya Penggunaan Gadget sekarang bukan hanya sebagai alat

komunikasi semata melainkan juga mendorong terbentuknya interaksi yang sama sekali berbeda dengan interaksi tatap muka disini interaksi yang terbentuk kemudian dipercepat prosesnya melalui suara dan teks atau tulisan.8 Umpan balik komunikasi atau dikenal dengan Feedback merupakan reaksi (tanggapan) yang diberi penerima pesan atau komunikasi kepada penyampai pesan atau komunikator sumber. Selain itu, umpan balik juga dapat berupa reaksi yang timbul dari pesan kepada komunikator.9

Sehingga komunikasi tatap muka (baik dalam keluarga maupun lingkungan sosial yang lain) yang dianggap merupakan hal yang sangat diperlukan. Seiring dengan perkembangan teknologi di era millenium sebagaimana peneliti singgung sebelumnya berlangsung sangat pesat dan terjadi pergeseran komunikasi maupun di bidang-bidang lain, sebagai implikasi dari berbagai perkembangan revolusi

komunikasi. Demam Gadget memang sedang melanda masyarakat Indonesia,

orang seperti keranjingan berbagai informasi, rasa, canda, tawa, hasrat, ekpresi,

7

Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi

Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat. (Jakarta: Media Bangsa) 2013. Hal 451 8

Brotosiswoyo B Suprapto. Dampak Sistem Jaringan Global dan Pendidikan Tinggi:

Peta Permasalahan Komunikasi. NO 28/IX. Tangerang Univ Terbuka 2002 9

Elvina Ardianto, Lukiati Komals, Komunikasi Massa (Bandung : Remaja Rosdakarya)

2004. Hal 45


(16)

dan impian lewat jejaring sosial di dunia maya. Anak sekolah, mahasiswa, karyawan, hingga ibu rumah tangga menggunakan Gadget.

Penelitian yang dilakukan mengenai dampak pemakaian internet yang dilakukan oleh tim peneliti di Carnegie Mellon University menemukan bahwa pemakaian internet yang lebih tinggi berkaitan dengan hubungan dengan anggota keluarga. Menurutnya hubungan sosial di luar keluarga dan meningkatnya depresi dan rasa kesepian. Internet dapan menyingkirkan hubungan sosial bertatap muka langsung. Internet juga dapat menyebabkan orang mengubah hubungan sosial yang kuat yang dikembangkan dalam komunitas langsung dengan hubungan sosial lemah yang dibangun dengan web.10

Sementara itu hasil survey yang dilakukan oleh Yugof memperlihatkan bahwa situs jejaring sosial menjauhkan orang dari lingkungan sosialnya

mengurangi penggunaaan SMS, telepon, radio, bermain game bahkan menonton

televisi sebanyak 63% dari 1600 orang yang di survey mengungkapkan bahwa situs jejaring sosial tersebut telah mengubah hidup mereka, karena mereka mengaku lebih banyak berkomunikasi secara online dari pada berbicara dengan keluarga dan temannya. Penelitian dalam bidang akademik menunjukan bahwa jejaringan sosial beroperasi pada banyak tingkatan mulai dari keluarga hingga negara dan memegang peranan penting dalam menentukan cara memecahkan masalah, menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuannya.11

Tren jejaring sosial pertemanan seperti facebook tidak hanya berhenti pada tahap pencarian teman. Para pengguna facebook menyebut jejaring ini sebagai tempat dimana seseorang dapat menjadi dirinya sendiri dan bebas berbicara dengan teman dekat, ibu, bapak, sepupu, pacar, teman bisnis, atau jejaring yang

lebih luas. Facebook dianggap paling aman untuk berkomunikasi selama

percakapan penting dilakukan melalui kotak pesan (inbox) dengan orang yang

dapat dipercaya.

10

Serverin J Werner dan JW Tankard Jr. Teori Komunikasi, Sejarah, Metode dan

Terapan Di Dalam Media Masa (Jakarta; Kencana Prenada media group). 2005. Hal 464 11

Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi

Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat. (Jakarta: Media Bangsa) 2013. Hal 451


(17)

Meskipun seorang pengguna facebook bisa memiliki 1000 teman tetapi dia dapat memilih berkomunikasi dengan siapa, tentang apa, melalui fasilitas kotak pesan ini sehingga dengan cara ini pengguna tidak perlu merasa ada yang tersisihkan karena tidak diajak bicara. Akan tetapi juga sebaliknya, semua pengguna akan ikut berpartisipasi (memberikan saran atau komentar) jika topik disajikan di wall. Facebook adalah salah satu situs jejaring sosial yang terdapat

pada Gadget canggih sehingga para pengguna dapat bergabung dalam komunitas

di dunia maya seperti kota asal, profesi, sekolah, untuk berinteraksi dengan orang lain.

Terdapat fenomena dimana tidak jarang individu lebih memilih memainkan atau menggunakan telepon selularnya, meskipun ia berada di tengah-tengah suatu kegiatan atau sosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya, berdasarkan survey siemens mobile lifestyle III, menyebutkan bahwa 60% dari respondennya lebih

senang mengirim dan membaca SMS atau memainkan Gadgetnya di tengah acara

keluarga yang dianggap membosankan.12

Kemajuan teknologi juga sangat berpengaruh bagi remaja yang selalu ingin tahu hal-hal yang yang baru dan unik. Kondisi usia mereka merupakan usia paling rawan terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Sering kali orang mendefinisikan remaja sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa atau masa usia belasan tahun, atau sesorang yang menunjukan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, emosional, dan sebagainya.13

Perlu kita ketahui bahwa pada awal tahun 2000 teknologi komunikasi mulai

berkembang dengan pesat. Gadget mulai tumbuh dan berkembang dalam

kehidupan masyarakat. Departemen Psikiatri Universitas Michigan melakukan studi meta-analisis yang menggabungkan hasil dari tujuh puluh studi yang berbeda pada empati antara tahun 1974 hingga 2009. Studi tersebut menghasilkan bahwa mahasiswa saat ini memiliki empati yang lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa tahun 1980an dan 1990an. Studi tersebut menemukan terjadinya penurunan empati terbesar terjadi setelah tahun 2000. Mahasiswa saat

12

Nurudin, Sistem Komunikasi di Indonesia (Jakarta : Raja Grafindo Persada). 2005

13

Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja (Jakarta Raja Grafindo Persada, 1994). Hal

2


(18)

ini memiliki empati 40% lebih rendah dibandingkan mahasiswa sebelum tahun 2000.14

Perbedaan antara yang nyata dan maya, yang asli dan palsu sangat tipis dan sulit dibedakan. Banyak orang yang suka meng update statusnya di jejaring sosial dan mendapat simpati ataupun komentar dari teman-temannya di dunia maya. Kita merasa memiliki begitu banyak teman padahal bisa jadi orang yang ketika di dunia maya memberi komentar dan simpati, ketika bertemu bahkan saling tidak peduli. Perbedaan tentunya pasti kita rasakan ketika interaksi sosial terjadi secara langsung daripada hanya sebatas virtual. Mimik muka, bahasa tubuh, sentuhan, mungkin tidak bisa kita rasakan secara nyata.15

Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan oleh peneliti pada 09 Oktober 2015 di ruang 4.19, peneliti menunjukan bahwa hampir semua mahasiswa

menggunakan Gadget. Namun seringkali para mahasiswa memainkan Gadget nya

di tengah-tengah perkuliahan atau ketika perkuliahan berlangsung. Mereka juga umumnya tergabung dengan berbagai grup di media sosial. Dari berbagai merk dan jenis Gadget, rata-rata mahasiswa menggunakan Gadget jenis handphone

merk Samsung.16 Dengan berbagai pertimbangan (diantaranya cukup terjangkau dan cukup canggih) mahasiswa umumnya memilih merk Samsung dibandingkan dengan merk-merk yang lain, dalam observasi yang dilakukan oleh peneliti padahari jumat, tanggal 09-16 Oktober 2015 di ruang 4.19 pada mahasiswa pendidikan ilmu pengetahuan sosial semester V (Lima) dari 80 mahasiswa menunjukkan bahwa pada mahasiswa yang mengikuti perkuliahan semuanya

menggunakan Gadget dengan berbagai merk, 36 diantaranya menggunakan

Samsung, 6 menggunakan Oppo, 4 menggunakan Asus, 4 Apple, 5 Xiamoi, 4 Evercross, 4 Lenovo, 5 Smartfren, 3 Blackberry, 1 Redmi, 2 Nokia, 4 Sony Experia. 2 LG.

14

Sigman, A. (2010). The Impact Of Screen Media On Children: A

Eurovision For Parliament. Diunduh pada tanggal 21 September 2015 dari http://www.ecswe.com/downloads/publications/QOC-V3/Chapter-4.pdf

15

http://bpptik.kominfo.go.id/2014/03/10/399/Gadget-dan-interaksi-sosial-2/. Diakses pada

02 Oktober 2015. 16

Observasi Peneliti pada 09 Oktober 2015.


(19)

Dari hasil observasi tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa mahasiswa semester V Jurusan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan mahasiwa yang aktif dalam menggunakan

Gadget. Sehingga dirasa perlu untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

dampak atau pengaruh yang ditimbulkan akibat penggunaan Gadget terhadap

kehidupan sosial mahasiswa. Karena peneliti menemukan berbagai permasalahan

dampak atau pengaruh penggunaan Gadget di kehidupan sosial terutama pada

kehidupan sosial mahasiswa, baik yang bersifat negatif maupun positif. Selain itu,

mahasiswa dianggap sebagai agen of change, yang diharapkan mampu

memberikan kontribusi (baik pemikiran maupun tindakan) terhadap berbagai permasalahan yang terjadi ditengah masyarakat. Dengan demikian sehingga

peneliti mengambil judul penelitian ini dengan “Dampak Penggunaan Gadget

Terhadap Interaksi Sosial Mahasiswa Semester V (Lima) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang didapatkan peneliti dengan cara observasi dan wawancara tidak terstruktur dengan beberapa mahasiswa semester V (Lima) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, maka dibuat identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, terlebih

tekonologi informasi dan komunikasi mengakibatkan pola interaksi mengalami perubahan.

2. Penggunaan media sosial sebagai media komunikasi mengakibatkan

individu lebih menyukai komunikasi via gadget dibandingkan komunikasi tatap muka.

3. Hampir semua mahasiswa menggunakan Gadget sebagai alat komunikasi,


(20)

4. Manusia membutuhkan manusia lainya, salah satunya kebutuhan komunikasi. Kebutuhan manusia untuk berkomunikasi di permudah dengan adanya gadget, sehingga terkadang gadget medekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat.

5. Kebanyakan mahasiswa menggunakan gadget telekomunikasi canggih

yang dilengkapi dengan banyak fitur dan aplikasi sehingga memudahkan mahasiswa untuk mencari informasi seputar perkuliahan, sehingga terkadang mahasiswa merasa tidak perlu untuk mencari referensi dalam bentuk cetak.

C. Pembatasan Masalah

Masalah penelitian ini dibatasi pada pembahasan bagaimana dampak penggunaan Gadget terhadap intekasi sosial, pada mahasiswa semester V (Lima) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini didasarkan pada selain faktor pertimbangan pelaksanaan penelitian juga karena mahasiswa pada angkatan tersebut merupakan angkatan yang dianggap dapat merepresentasikan penggunaan Gadget yang makin hari makin berkembang (up to date), Selain itu, dari berbagai jenis Gadget akan peneliti batasi pada smartphone. Karena Gadget jenis ini yang banyak dimiliki oleh mahasiswa.

D. Perumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana dampak penggunaan

Gadget terhadap interaksi sosial pada mahasiswa semester V (Lima) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan Gadget terhadap inteaksi sosial pada mahasiswa semester V (Lima) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu


(21)

Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran

terkait dengan dampak penggunaan Gadget.

2. Diharapkan dapat menjadi masukan atau bahan informasi/referensi

bagi penelitian selanjutnya atau pun mahasiswa lain yang berminat mendalami studi tentang dampak penggunaan Gadget.

3. Diharapkan dapat mengembangkan khazanah keilmuan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Kegunaan Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan dan manfaat terutama bagi:

1. Peneliti

Diharapkan hasil temuan penelitian ini memberi kontribusi pengalaman pilan bagi peneliti dalam mengaplikasikan teori secara empiris yang sejalan dengan disiplin ilmu peneliti.

2. Mahasiswa

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pembelajaran terhadap mahasiswa, khususnya mahasiswa semester lima dalam

menggunakan Gadget, supaya dapat memberikan dampak dan

pengaruh yang bersifat posotif terhadap kehidupan sosialnya.

3. Universitas

Diharapkan hasil temuan penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran atau saran-saran atau kebijakan kampus khususnya terkait dengan penggunaan Gadget dikalangan mahasiswa.


(22)

A. Teori – Teori yang Relevan dengan Variabel yang Diteliti 1. Definisi Dampak

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang di maksud dengan dampak adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik positif maupun negatif). Adapun pengertian pengaruh sendiri seperti yang dipaparkan beberapa ahli yakni: Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.1 Senada dengan Purwadarminta yang mendefinisikan pengaruh sebagai sebuah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang, benda dan sebagainya) yang berkuasa atau yang berkekuatan (gaib dan sebagainya).2 Sehingga bagi beberapa ahli pengaruh merupakan segala hal baik itu benda atau pun manusia serta apa pun yang mana atas hal-hal tersebut dapat membentuk karakter, keyakinan atau perilaku seseorang.

Menurut Uwe Becker yang di kutip oleh Nurlaela Syarif pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang yang berbeda dengan kekuasaan tidak begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan. Hafied Cangara mendefinisikan pengaruh sebagai salah satu elemen dalam komunikasi yang sangat penting untuk mengetahui besar tidaknya komunikasi yang kita inginkan. Pengaruh dapat dikatakan mengena apabila terjadi perubahan sesuai dengan tujuan.3

Dengan kata lain pengaruh tidak hanya berdasarkan unsur-unsur pemaksaan, contoh yang dapat dilihat secara nyata misalnya dalam komunikasi, dimana ketika pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dicerna dengan baik oleh si penerima sehingga si penerima dapat bertingkah

1

Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008). Hal 1045 2

Nurlaelah Syarif, Pengaruh Perilaku Pengguna Smartphone Terhadap Komunikasi

Interpersonal Siswa SMK IT Airlangga Samarinda, (eJurnal Ilmu Komunikasi Univ. Mulawarman, 2015) h. 218

3

Ibid., h. 218

11


(23)

sebagaimana yang komunikator kehendaki. Hal ini tentu sangat berkaitan erat dengan sosok si komunikator terlebih wibawa atau kharisma si komunikator.4

2. Definisi Gadget

Diantara pengertian Gadget sebagai berikut yaitu menurut Merriam

Webster yaitu “ an often small mechanichal or electronic device with

practical use but often thought of as a novelty . Yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah sebuah perangkat mekanik atau elektronik dengan

penggunaan praktis tetapi sering diketahui sebagai hal baru.5 Gadget

mempunyai banyak definisi yang berbeda satu dengan yang lainya, Gadget

merujuk pada suatu peranti atau instrument kecil yang memiliki tujuan dan fungsi praktis spesifik yang berguna.

Selain itu, dewasa ini Gadget lebih merupakan suatu media (alat) yang

dipakai sebagai alat komunikasi modern. Gadget semakin mempermudah

kegiatan komunikasi manusia, kini kegiatan komunikasi semakin

berkembang semakin lebih maju dengan munculnya gadget.6 Dalam kamus

Oxford terdapat perbedaan antara gadget dengan barang elektronik yang biasa digunakan orang-orang. Perbedaan tersebut yaitu unsur kebaruannya yang terus berkembang dari hari ke hari. Gadget merupakan objek teknologi seperti perangkat atau alat yang memiliki fungsi tertentu dan sering dianggap hal baru. Gadget merupakan alat mekanis yang menarik, karena selalu baru sehingga menimbulkan kesenangan baru kepada penggunanya. Menurut kamus Oxford kata gadget pertama kali muncul pada abad ke 19.

Awalnya gadget digunakan sebagai nama tempat untuk menyimpan item

teknis tertentu dimana orang tidak dapat mengingat nama item tersebut.7 Dengan demikian, gadget merupakan sebuah alat mekanis yang terus

mengalami pembaruan (upgrade) selain untuk membantu memudahkan

4

Ibid., h. 218 5

Merriam-Webster, Appl Copyright 2010-2016 Stanfy Corp, Version 2.0. 6

Lucia Tri Ediana P dan F Anita Herawati, Segmentasi Mahasiswa Program Studi Ilmu

Komunikasi. Jurnal.Hal 2 7

Id.m,wikipedia,org/wiki/Oxford_English_Dictionary


(24)

kegiatan manusia gadget juga menjadi gaya hidup masyarakat modern. Salah satu gadget yang hampir setiap orang miliki dan senantiasa dibawa pada kehidupan sehari-hari adalah handphone.

Klemens menyebutkan bahwa handphone adalah salah satu gadget

berkemampuan tinggi yang ditemukan dan diterima secara luas oleh berbagai Negara di belahan dunia. Selain berfungsi untuk melakukan dan

menerima panggilan, handphone berfungsi untuk mengirim dan menerima

pesan singkat (Short Message Service).8 Menurut Gary B, Thomas J & Misty E Smartphone (gadget) adalah telepon yang bisa di pakai internetan yang biasanya menyediakan fungsi Personal Digital Assistanst (PDA), seperti fungsi kalender, buku agenda, buku alamat, kalkulator. Adapun Schmidt mengemukakan bahwa istilah smartphone merupakan istilah yang

digunakan untuk mendeskripsikan mobile device yang menggabungkan

fungsi cellphone, PDA, audio player, digital camera, camcorder, Global Positioning System (GPS) receiver dan PersonalComputer (PC).9

Teknologi handphone dari tahun ke tahun mengalami perkembangan

yang sangat pesat. Sejalan dengan perkembangan teknologi, saat ini

handphone dilengkapi dengan berbagai macam fitur, seperti game, radio, Mp3, kamera, video dan layanan internet. Handphone terbaru saat ini sudah

menggunakan processor dan OS (Operating System) sehingga

kemampuannya sudah seperti sebuah komputer. Orang bisa mengubah

fungsi handphone tersebut menjadi mini komputer. Fitur ini membantu

mahasiswa dalam mengerjakan tugas sehingga bisa diselesaikan dalam waktu yang singkat.

Mengenai kecanggihan teknologi gadget pada ponsel juga memiliki beberapa keunggulan seperti adanya teknologi Infrared dan Bluetooth,

Bluetooth merupakan nirkabel yang dapat menyambungkan beberapa

8

Agusli, R. Panduan Koneksi Internet 3G & HSDPA di Handphone & Komputer. Jakarta:

Mediakita 2008 9

Nurlaelah Syarif, Pengaruh Perilaku Pengguna Smartphone Terhadap Komunikasi

Interpersonal Siswa SMK IT Airlangga Samarinda, (eJurnal Ilmu Komunikasi Univ. Mulawarman, 2015) h. 219


(25)

perangkat melalui gelombang radio berfrekuensi rendah (daya jangka maksimal 50 meter) tanpa dihubungkan dengan kabel sedangkan pada

Infrared kedua perangkat harus berhadapan.10 Mengenai aplikasi yang ada pada gadget salah satu nya media hiburan pada gadget atau ponsel sudah menggunakan teknologi yang canggih saat ini. Telah dibuat suatu pengembangan yang lebih lanjut dinamakan MP3. Suara keliling ini pada dasarnya akan memberikan ilusi suara pada pendengarnya seolah-olah berada pada lingkungan tertentu selain itu teknologi terbaru pada gadget

adalah menyaksikan televisi melalui layar ponsel tersebut.11

Pada akhirnya kita dapat menarik kesimpulan bahwasanya gadget

yang paling canggih dan diterima oleh masyarakat di seluruh Negara adalah

handphone atau Smartphone. Dengan kecanggihan yang dimilikinya

handphone mampu menjadi gadget dengan penjualan nomor satu di dunia, serta mampu memberikan kemudahan bagi manusia tidak hanya pada kecanggihan komunikasi tetapi juga mempermudah pekerjaan-pekerjaan manusia dan dapat menjadi hiburan.

3. Pengaruh Penggunaan Gadget

Dalam Teori Kehadiran Sosial (Social Presence Theory) yang di

kembangkan oleh Jhon Short, Ederyn Wiliams, Bruch Christie (1976). Menurut teori kehadiran sosial, komunikasi akan efektif bila memiliki media komunikasi yang sesuai dengan kehadiran sosial yang dibutuhkan untuk tingkat keterlibatan interpersonal yang diperlukan. Media tatap muka dianggap memiliki kehadiran sosial yang sangat berarti sedangkan yang ditulis (teks) adalah yang paling rendah. Fenomena komunikasi melalui

gadget (smartphone) sekarang ini bagi sebagian orang tampaknya lebih menarik daripada berkomunikasi secara langsung (tatap muka). Gejala ini

yang oleh Walhter disebut komunikasi hyperpersonal yakni komunikasi

dengan perantara jaringan internet yang secara sosial lebih menarik dari

10

Fiati, Rina. Akses Internet Via ponsel, (Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta). 2005

11

Ina Astari Utaminingsih, Pengaruh Penggunaan Ponsel Pada Remaja Terhadap

Interaksi Sosial Remaja. 2006. Hal 12


(26)

pada komunikasi langsung. Fasilitas chating pada smartphone memberikan atau dapat meningkatkan efektifitas pesan komunikasi dengan

mendayagunakan emoticon untuk membantu mengekpresikan perasaan serta

teks dan grafis sehingga efektivitasnya dapat mengimbangi komunikasi tatap muka.12

Dengan hadirnya gadget (smartphone) bukan berarti efektifitas

komunikasi berkurang, melainkan gadget membantu manusia melakukan

komunikasi secara efektif. Selain itu, teknologi dalam gadget juga

membantu manusia untuk dapat mengekspresikan berbagai macam perasaan yang dirasakan ketika berkomunikasi seperti halnya yang terjadi pada komunikasi langsung (tatap muka). Meski demikian, komunikasi langsung (tatap muka) merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan mengingat nilai keterlibatan manusia secara jauh lebih tinggi dibandingkan dengan komunikasi dengan menggunakan perantara.

Dari penjelasan tersebut Badwilan membagi dua bagian mengenai

dampak penggunaan gadget yaitu, Pertama, Aspek Psikologis yakni

banyaknya pesan melalui SMS yang berisi ajakan-ajakan bersifat rasisme dapat mempengaruhi kondisi psikologi seseorang, contohnya yang marak ditemukan adalah pesan yang berisi pemboikotan barang produksi Amerika, selain itu juga terdapat peredaran pesan teks, gambar, maupun video yang bersifat pornografi mudah akses keluar masuk pesan tersebut melalui gadget

ponsel membawa dampak negatife terutama untuk generasi muda sekarang ini. Kedua, Aspek Sosial yakni, Salah satu hal yang sering terjadi adalah tindakan seseorang yang membiarkan gadget miliknya tetap aktif atau hidup sehingga mengeluarkan bunyi nyaring. Hal ini jelas mengganggu konsentrasi serta mengejutkan orang- orang disekitarnya seperti ketika sedang rapat bisnis, di rumah sakit, di tempat-tempat ibadah dan lain-lain, selain itu penggunakaan gadget sebagai media komunikasi secara langsung

12

Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi

Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat. (Jakarta: Media Bangsa) 2013. Hal 455


(27)

(tatap muka) sering terjadi kesalahpahaman dalam pemaknaan pesan melalui komunikasi secara tidak langsung.13

Sebelum adanya ipod, iphone, walkman, android dan semacamnya,

orang-orang dengan mudah saling menyapa dan melakukan kontak ketika berada di jalan maupun berkumpul bersama. Saat ini banyak orang yang

asyik dengan gadget yang mereka miliki. Seolah-olah orang-orang lupa

dengan adanya teman yang sesungguhnya ada disampingnya. Saat ini banyak orang memiliki alasan untuk menghindar dari perjumpaan dengan orang. Manusia hanya dianggap sebagai objek, bukan lagi manusia selayaknya saat mereka bertemu.

Paula Pile ahli terapi dari Greensboro Carolina Utara bersama tim nya

menganalisa tanda-tanda ketergantungan smartphone para ahli terapi

mengkhawatirkan ketergantungan pada smartphone dan juga fitur yang ada didalamnya karena dapat menyebabkan seseorang mengalami disfungsi

sosial. Seseorang dikategorikan ketergantungan smartphone jika yang

pertama, tidur larut malam akibat asik bermain gadget atau smartphone, kedua, menggunakannya lebih dari dua jam, lalu yang ketiga adalah terobsesi untuk menemukan hal-hal baru dalam gadget atau smartphone, yang ke empat yaitu mengabaikan pekerjakaan demi berlama-lama memainkan gadget atau smartphone dan yang terakhir merasa tidak bisa hidup tanpa gadget atau smartphone. 14

4. Definisi Interaksi Sosial

Untuk memahami definisi interaksi sosial secara menyeluruh, maka pada bagian ini peneliti akan menguraikan pengertian konsep dan interaksi sosial, syarat-syarat dan faktor-faktor yang mendasarai interaksi sosial, dan bentuk-bentuk interaksi sosial

a. Pengertian dan Konsep Dasar Interaksi Sosial

13

Badwilan, Rayan Ahmad, Rahasia Dibalik Handphone, (Jakarta: Darul Falah). 2004

14

Balitbang, SDM Kominfo, Dinamika Perkembangan Pemanfaatan Teknologi

Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat. (Jakarta: Media Bangsa) 2013. Hal 456


(28)

Dalam kehidupan sosial kita tidak dapat memungkiri bahwa masyarakat mempunyai bentuk-bentuk struktur seperti kelompok-kelompok sosial, kebudayaan, lembaga, strata dan kekuasaan. Disadari atau tidak struktur tersebut mempunyai suatu derajat dinamika tertentu yang menyebabkan pola-pola perilaku yang berbeda, bergantung pada situasi yang dihadapi. Dengan kata lain, perubahan dan perkembangan masyarakat disebabkan karena adanya hubungan satu dengan yang lainnya baik secara individu maupun

kelompok.15 Interaksi sosial merupakan kunci kehidupan sosial,

karena tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama.16 Bertemunya manusia secara fisik belaka tidak dapat menghasilkan kebutuhan hidup dalam suatu kelompok sosial, kebutuhan hidup tersebut dapat diperoleh apabila manusia saling bekerja sama, saling berbicara dan seterusnya untuk mencapai tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian dan sebagainya.

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara individu dengan individu yang lain, antara kelompok dengan kelompok yang lain maupun individu dengan kelompok17. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Walaupun orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak saling berbicara atau tidak saling menukat tanda interaksi sosial telah terjadi, karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syaraf individu yang bersangkutan, yang disebabkan oleh misalnya bau keringat, aroma

15

Soerjono Soekanto: Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),

hlm. 53 16

Kimball Young dan Raymond, W. Mack: Sociology and Social Life, (New York:

American Book Company, 1959), hlm. 137 dalam Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,

(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm 55 17

Gillin dan Gillin, Cultural Sociology, a revision of An Introduction to Sociology, (New

York: The Macmillan Company, 1954), hlm. 489 dalam Soerjono Soekanto: Sosiologi Suatu

Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm 56


(29)

minyak wangi, suara berjalan dan lain sebagainya. Hal tersebut memberikan kesan di dalam pikiran seseorang yang kemudian menentukan tindakan apa yang akan dilakukannya.18

Di dalam interaksi tidak mesti terjadi komunikasi. Dengan kata lain, ketika dua orang bertemu dan mereka saling menyadari keberadaan keduanya pada saat itu sudah terjadi interaksi. Meskipun diantara keduanya tidak terjadi percakapan. Berbeda apabila keduanya tidak menyadari dengan tidak melihat atau mendengar atau apa pun yang dapat dirasakan oleh panca indra, maka tidak terjadi interaksi.

b. Syarat-Syarat dan Faktor-Faktor Yang Mendasari Interaksi Sosial

Secara teoritis ada dua syarat bagi terjadinya suatu interaksi sosial, yaitu terjadinya kontak sosial dan komunikasi. Adanya kontak sosial yang terjadi dalam tiga bentuk yaitu antar individu, antar individu dengan kelompok, antar kelompok, selain itu suatu kontak sosial dapat bersifat langsung maupun tidak langsung, kontak sosial tidaklah semata-mata tergantung dari tindakan, tetapi juga tergantung kepada adanya tanggapan terhadap tindakan tersebut. Sedangkan aspek dari komunikasi adalah apabila seseorang memberikan tafsiran pada sesuatu atau perlakuan orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut, orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.19

Ketika individu bertemu dengan individu yang lain maka kontak sosial telah terjadi, ketika individu kemudian melakukan suatu gerakan atau tindakan yang mana gerakan atau tindakan tersebut kemudian di interpretasi oleh individu yang lain sehingga kemudian

18

Soerjono Soekanto: Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 55

19

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),

hlm. 62


(30)

memberi reaksi atau respon atas gerakan atau tindakan tersebut maka telah terjadi komunikasi.

Adapun faktor-faktor yang mendasari interaksi sosial; Faktor Imitasi, Sugesti, Identifikasi dan Simpati. Faktor Imitasi merupakan dorongan untuk meniru orang lain. Menurut Tarde faktor imitasi ini merupakan satu satunya faktor yang mendasari atau melandasi interaksi sosial.

Faktor Sugesti ialah pengaruh psikis, baik yang datang dari diri sendiri, maupun yang datang dari orang lain, yang pada umunya diterima tanpa adanya kritik dari individu yang bersangkutan. Peranan sugesti dan imitasi dalam interaksi sosial hampir sama satu dengan yang lain, namun sebenarnya keduanya berbeda. Dalam hal imitasi adalah pasif. Dalam arti bahwa yang di-imitasi tidak dengan aktif memberikan apa yang diperbuatnya.

Faktor Identifikasi merupakan suatu sitilah yang dikemukakan oleh Freud, seorang tokoh dalam psikologi, khususnya psikoanalisis. Identifikasi merupakan dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain. Pada proses identifikasi ini seluruh norma-norma, cita-cita, sikap dan sebagainya itu dari anak sendiri, dan anak menggunakan hal tersebut dalam perilaku sehari-hari. Segala sesuatu yang diperbuat oleh orang tua akan dijadikan tauladan bagi anak-anaknya. Misal pada perkembangan anak, mula-mula anak mengidentifikasi diri pada orang tuanya, tetapi kemudian setelah anak masuk sekolah, tempat identifikasi dapat beralih dari orang tua kepada gurunya atau kepada orang lain yang dianggapnya bernilai tinggi dan yang dihormatinya.

Faktor Simpati merupakan rasa tertarik kepada orang lain, oleh karena simpati merupakan perasaan, maka simpati timbul tidak atas dasar logis rasional melainkan atas dasar emosi atau perasaan. Simpati berkembang dalam hubungan individu satu dengan individu yang lain, demikian pula antipasti. Dengan demikian interaksi sosial yang


(31)

berdasarkan atas simpati akan jauh lebih mendalam bila dibandingkan dengan interaksi baik atas sugesti maupun imitasi.20

c. Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerjasama, persaingan, dan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian. Gillin dan Gillin pernah mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, yang pertama proses yang asosiatif (akomodasi, asimilasi dan akulturasi), yang kedua adalah proses yang disasosiatif yakni persaingan dan pertentangan.21

1) Proses Sosial Asosiatif

Akomodasi adalah suatu proses kearah tercapainya persepakatan sementara yang dapat diterima kedua belah pihak yang tengah bersengketa. Akomodasi ini terjadi pada orang-orang atau kelompok-kelompok yang mau tak mau harus bekerja sama sekalipun dalam kenyataanya masing-masing selalu memiliki paham yang berbeda dan bertentangan. Asimilasi merupakan proses yang lebih berlanjut apabila di bandingkan dengan proses akomodasi. Pada proses asimilasi terjadi proses peleburan kebudayaan, sehingga pihak-pihak atau warga-warga dari dua-tiga kelompok yang tengah berasimilasi akan merasakan adanya kebudayaan tunggal yang dirasakan sebagai milik bersama.

Adapun Akulturasi merupakan proses sosial yang melebur dua

kelompok budaya menjadi satu, yang pada akhirnya melahirkan sesuatu yang baru.22

2) Proses Sosial Diasosiatif

Kompetisi atau persaingan merupakan bentuk interaksi sosial disasosiatif yang sederhana. Proses ini adalah proses sosial yang

20

Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Yogyakarta: andi) 2003 . hal 72-74

21

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),

hlm 64-65 22

J.Dwi Narwoko, Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan (Jakarta :

Kencana) 2007. Hal 58-62


(32)

mengandung perjuangan untuk merebutkan tujuan-tujuan tertentu yang sifatnya terbatas yang semata-mata bermanfaat untuk mempertahankan suatu kelestarian hidup. Yang kedua dari proses disasosiatif adalah Konflik berbeda dengan kompetisi yang selalu berlangsung di dalam suasana “damai”, konflik adalah suatu proses sosial yang berlangsung dengan melibatkan orang-orang atau kelompok-kelompok yang saling menantang dengan ancaman kekerasan.23

Akhirnya dapat kita simpulkan bahwasanya bentuk dari interaksi sosial dapat berupa asosiatif yakni ikatan kerjasama antar individu dengan individu atau individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok. Kerjasama yang dijalin memiliki beberapa bentuk seperti akomodasi, asimilasi dan akulturasi. Adapun bentuk interaksi sosial yang lain adalah disasosiatif yakni terjadinya suatu persaingan dan pertikaian baik antar individu dengan individu maupun individu dengan kelompok bahkan kelompok dengan kelompok. Bentuk persaingan dan pertikaian tersebut dapat berupa kompetisi dan konflik.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Dari hasil penelitian penulis menemukan beberapa penelitian yang lain yang

berkaitan dengan pengaruh penggunaa Gadget terhadap interaksi sosial.

Diantaranya:

1. Skripsi

- Skripsi, Ina Astari Utaminingsih (A 14202036)“Pengaruh Penggunaa

Ponsel Pada Remaja Terhadap Interaksi Sosial Remaja” (Program studi komunikasi dan pengembangan masyarakat. Fakultas pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB)). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat penggunaan ponsel pada remaja saat ini, pengambilan sampel penelitian menggunakan purposivesampling, tujuan pengggunaan ponsel responden mayoritas untuk

kegiatan-23

Ibid. hal 64-70


(33)

kegiatan yang tidak terlalu penting, mengenai interaksi penelitian ini melihat suatu variabel interaksi sosial dari waktu ke intensitas interaksi secara tatap muka antara responden dengan lingkungan sosial, berdasarkan semua data yang diperoleh dapat diketahui bahwa interaksi antar responden dengan lingkungan keluarga lebih baik dalam hal kualitas. Dalam skripsinya tersebut menunjukan bahwa tingkat penggunaan ponsel pada remaja cenderung tinggi. Hal ini meunjukan bahwa ponsel sebagai media komunikasi dan juga media hiburan dianggap menjadi kebutuhan sehari-hari yang penting bagi remaja, baik remaja laki-laki maupun remaja perempuan.0,014 tidak terdapat mempengaruhi antara tingkat penggunaan ponsel dengan interaksi sosial.24

- Nesy Aryani Fajrin “Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap

Pola Pemikiran Remaja Di era Globalisasi“ (Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Yogyakarta). Tujuan dari penelitian ini adalah menetahui pola pikir dan perilaku akibat pengaruh penggunaan handphone dan untuk

mengidentifikasi penggunaan handphohe akan membentuk identitas

baru remaja masa kini atau tidak. Teknik berupa pengumpulan data, wawancara, observasi dan dokumentasi, berdasarkan hasil waancara bahwa yang memeiliki handphone sangat berpengaruh terhadap pola pemikiran mereka, kemajuan teknologi menciptakan nilai-nilai, norma, kebudayaan, gaya hidup dan ideologi baru bagi remaja dan masyarakat desa, mereka menjadi malas untuk bersosialisasi, lunturnya jiwa sosial, perubahan pola interaksi sehingga tidak ada bedanya antara masyarakat desa dan kota. Ini merupakan akibat dari adanya alat-alat konsumsi baru salah satunya handphone. Dalam hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa pemikiran remaja penggunaan

handphone memiliki dampak negatif yang sangat besar dalam

24

Ina Astari Utaminingsih. (Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Pola Pemikiran

Remaja Di Era Globalisasi) (Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB). 2006


(34)

kehidupan pendidikan, sosial, maupun keagamaan karena mereka menjadi malas untuk bersosialisasi dengan teman dan lingkungannya.25

- Penelitian Anggit Purnomo Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan

Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta “Hubungan Antara

Kecanduan Gadget (Mobile Phone) dengan Empati Pada Mahasiswa” metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala empati hal ini menjelaskan bahwa ada perbedaan empati antara mahasiswa prodi psikologi dengan mahasiswa prodi bimbingan konesling islam dimana dilihat dari mean mahasiswa psikologi memiliki empati yang besar yaitu 63,21 sedangkan mahasiswa bimbinan konselin islam hanya 59,74. Akan tetapi -1,612 dengan taraf signifikan p=0,109 (p>,05) pada kecanduan gadget, menunjukan indeks perbedaan Penelitian ini menggunakan teori Goleman dan Leung, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat

hubungan antara kecanduan Gadget dengan empati pada

mahasiswa. 26

2. Jurnal

- Tara lioni, Holilulloh, Yunisca Nurmalisa pengaruh penggunaan

Gadget pada peserta didik terhadap interaksi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis pengaruh penggunaan

Gadget pada peserta didik terhadap interaksi sosial. Jenis penelitian ini adalah kuantitatifdengan menggunakan uji pengaruh antar variabel yang akan diteliti populasi penelitian ini sebanyak 300 peserta didiksehingga sampel yang diambil sebanyak 20 % yaitu 60 peserta didik. Hasil perhitungan hipptesis melalui uji t diperoleh, t hitung

25

Nesy Aryani Fajrin “Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Pola Pemikiran

Remaja Di era Globalisasi” (Program Studi Sosiologi Agama. Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam.Universitas Islam Negeri Yogyakarta). 2013

26

Anggit Purnomo, (Hubungan Antara Kecanduan Gadget (Mobile Phone) dengan Empati

Pada Mahasiswa),Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2014


(35)

GADGET

INTERAKSI SOSIAL

MAHASISWA

OO

DISASOSIATIF

- Persaingan

- Pertentangan

ASOSIATIF

- Akomodasi

- Asimilasi

- Akulturasi

untuk variabel kelompok referensi sebesar 8,872 dan t tabel sebesar 1,672 yang artinya t hitung lebih besar dari pada t table serta nilai probabilitasnya kurang dari 0,05 yaitu 0,000 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan secara persial kelompok referensi berpengaruh signifikan terhadap interaksi sosial.

C. Kerangka Berfikir

Menurut Sugiyono, “kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti”.27

27

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2012). Hal 91

Gambar. 1.1 Bagan Kerangka Berpikir


(36)

Berdasarkan kerangka diatas maka dapat dijelaskan bahwa Gadget dapat mempengaruhi mahasiswa terhadap interaksi sosial. Adapun bentuk interaksi sosialnya dapat berupa asosiatif maupun disasosiatif.


(37)

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tabel 1

Waktu Pelaksanaan Penelitian

No. Kegiatan Jan Mar Jun Agus Okt Des

1. Penyerah

an proposal pada Dosen Pembim bing

x

2. Penulisa

n BAB I-III

X x x x x x

3. Penyusu

nan Instrume n

x x x

4. Pengump

ulan data wawanca ra dan observasi

x x x

5. Membua

t

X x


(38)

Transkip Wawanc ara

6. Konsulta

si hasil transkip wawanca ra dan analisis data Bab IV

x X x

7. Penulisa

n Laporan Penelitia n BAB I-V

x x x

B. Metode Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskritif kualitatif dimana peneliti berusaha untuk menguraikan temuan hasil penelitian dengan menggunakan kata-kata atau kalimat dalam suatu struktur yang logik, serta menjelaskan konsep-konsep dalam hubungan yang satu dengan lainnya. Pendekatan kualitatif dipilih karena dapat mempresentasikan karakteristik penelitian secara baik, dan data yang didapatkan lebih lengkap, lebih mendalam, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah.1 Karena itu, sifat penelitian ini adalah naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan Pengaruh

1

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Jakarta: Alfabeta, 2012). h. 1


(39)

Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi Sosial pada Mahasiswa Semester V (lima) Pendidikan IPS FITK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

C. Sumber Data dan Sampel Penelitian

1. Sumber Data

Sumber data yang didapatkan untuk melakukan penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder :

Pada penelitian ini sumber data primer adalah hasil dari pengumpulan informasi-infromasi yang dilakukan secara langsung melalui wawancara dengan mahasiswa semester V (Lima) Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengumpulan data primer dengan teknik wawancara bertujuan guna

memperoleh informasi mengenai pengaruh penggunaan gadget terhadap

interaksi sosial pada mahasiswa secara lebih mendalam.

Sedangkan sumber data sekunder adalah data yang berupa dokumen dan rekaman sebagai data penunjang penelitian, diperoleh dari pihak-pihak yang berkaitan dengan objek kajian penulisan skripsi ini. Adapun data dokumen dan rekaman dalam penelitian ini berupa ponsel dan arsip-arsip yang dimiliki oleh peneliti mengenai kepemilikan ponsel pada mahasiswa. 2. Sampel

Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester V (Lima) jurusan IPS, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pengambilan sumber data penelitian ini menggunakan teknik purpossive

sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.2 Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang ingin peneliti tanyakan kepada partisipan.

Partisipan penelitian yang menjadi narasumber penelitian ini adalah mahasiswa semester V (Lima) jurusan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Mahasiswa yang memiliki gadget yang canggih, dan mahasiswa yang memiliki gadget

2

Sugiyono, op.cit., h. 53-54.


(40)

yang biasa, jumlah keseluruhan ada 78 mahasiswa.3 Alasan peneliti mengambil partisipan tersebut adalah ingin mengetahui bagaimana dampak penggunaan gadget terhadap interaksi sosial pada mahasiswa. Hal ini dilihat dari keadaan mahasiswa yang kekinian. Sampel responden dalam penelitian ini sebanyak 6 (enam) mahasiswa, terdiri dari 3 (tiga) laki-laki dan 3 (tiga) perempuan.

D.Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri.4 Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi, seberapa jauh peneliti siap melakukan penelitian untuk selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan tehadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Peneliti kualitatif sebagai

human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulannya atas temuannya.

Instrumen teknis yang dipakai peneliti adalah dengan pedoman wawancara yang digunakan sebagai acuan dalam proses wawancara. Peneliti akan terjun langsung kelapangan untuk melakukan pengumpulan data, analisis data dan membuat kesimpulan.

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah awal yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik

pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

3

Hasil Observasi Peneliti 09 Oktober 2015 4

Sugiyono, op.cit., h.59


(41)

1. Observasi

Observasi adalah tekhnik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada alat observasi.5 Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mencari partisipan yang akan diwawancarai oleh peneliti dengan

kriteria mahasiswa yang menggunakan smartphone canggih dan mahassiswa

yang menggunakan smartphone biasa dengan data yang sudah diperoleh.

2. Wawancara

Wawancara (interview) adalah teknik penelitian yang dilaksanakan dengan cara dialog baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui saluran media tertentu antara pewawancara dengan yang diwawancarai sebagai sumber data.6 Wawancara ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali yaitu wawancara pembuka, wawancara inti dan terakhir member check yang dilakukan dengan cara mendiskusikan kembali hasil penelitian kepada sumber-sumber data yang telah memberikan data.7

Wawancara pembuka yaitu dimulai dengan perkenalan profil partisipan, wawancara ini dilakukan selama 10-20 menit, lalu peneliti dan partisipan membuat kesepakatan mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara ketahap selanjutnya yaitu wawancara inti dimana wawancara ini dilakukan untuk menemukan jawaban atau hasil dari perumusan masalah yang telah ditentukan, wawancara ini dilakukan selama kurang lebih 35-45 menit.

Setelah itu peneliti menyusun hasil wawancara yang telah dilakukan oleh narasumber dalam bentuk transkrip wawancara. Selanjutnya, tahap

terakhir member check dimana peneliti mendiskusikan kembali hasil

wawancara yang berupa transkip wawancara untuk disepakati oleh peneliti dan narasumber agar data tersebut valid sehingga data semakin dipercaya.

Dalam penelitian ini partisipan yang akan diwawancarai berjumlah enam mahasiswa yaitu, terdiri dari; tiga mahasiswa yang menggunakan

5

Wina Sanjaya, op. cit., h 270 6

Ibid., h. 263 7

Sugiyono, op.cit., h.129.


(42)

smartphone canggih dan tiga mahasiswa yang menggunakan smartphone

biasa.

3. Dokumentasi

Dokumen digunakan untuk mendukung dan menambah bukti yang diperoleh dari sumber yang lain misalnya kebenaran data hasil wawancara.8 Dokumen yang digunakan pada penelitian ini berupa arsip-arsip yang

berkaitan dengan data mahasiswa yang menggunaan gadget dari hasil

observasi secara langsung.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah di

fahami oleh diri sendiri maupun orang lain.9 Proses analisis data dalam

penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Reduksi Data, kegiatan peneliti menyeleksi memilah-milah data serta

memberi kode, menentukan fokus pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Menyajikan Data, setelah data direduksi, peneliti menyajikan data. dalam penlitian kualitatif, display data ini dapat dilakukan dalam grafik dan sejenisnya. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Menyimpulkan Data dan Verifikasi, dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verfikasi. Peneliti

8

Ibid., h. 74 9

Ibid., h. 89


(43)

menarik kesimpulan berdasarkan data-data yang telah ada.10 Kesimpulan ini dibuktikan dengan cara menafsirkan berdasarkan kategori yang ada sehingga dapat diketahui hubungan kecerdasan emosional dengan perilaku altruisme pada mahasiswa.

G.Rencana Penguji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya di tekankan pada uji validitas dan reliabilitas.11 Pada penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Teknik pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini meliputi triangulasi dan meningkatkan ketekunan. 12 Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Triangulasi

Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik dan sumber data. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara, observasi. Triangulasi sumber, dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama melalui sumber yang berbeda.13

Triangulasi yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah triangulasi sumber. Hal ini bertujuan untuk membandingkan dan mengecek informasi yang diperoleh dengan wawancara dan observasi. Pada proses wawancara, peneliti memberikan pertanyaan yang serupa kepada para subjek penelitian. Hal tersebut memberikan gambaran suatu proses yang dipahami masing-masing subjek. Peneliti juga melakukan observasi, observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mencari partisipan yang akan diwawancarai oleh peneliti. Pernyataan yang diperoleh dari partisipan dicocokan dengan kondisi lapangan.

2. Meningkatkan Ketekunan

10

Ibid., h. 92 11

Ibid., h. 117 12

Ibid., h. 117 13

Idid., h. 125


(44)

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data

dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.14

Pengujian keabsahan data dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil penelitian secara cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan kekurangannya. Dengan demikian peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

3. Member Check

Pengujian keabsahan data dengan member check, dilakukan dengan

cara mendiskusikan kembali hasil penelitian kepada sumber-sumber data yang telah memberikan data,15 yaitu data yang telah di verifikasikan oleh peneliti dapat dikoreksi oleh pemberi data dari segi pandangan situasi mereka sendiri. Apabila data yang diorganisasikan oleh peneliti dapat disepakati, maka kepercayaan dapat diterima, jika penafsiran data yang diberikan kepada peneliti tidak disepakati, maka peneliti perlu mengadakan diskusi kembali dengan pemberi data, sehingga sepakat antara peneliti dan pemberi data. Dengan demikian, maka terwujud kepercayaan data penelitian.

14

Ibid., h. 124 15

Ibid., h. 129


(45)

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian

Pada bab ini peneliti akan membahas hasil wawancara mendalam yang dilakukan terhadap narasumber yang peneliti sebut sebagai partisipan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara terstruktur, sebagai bentuk pengumpulan data dan informasi-informasi dengan partisipan. Data primer berasal dari hasil wawancara, sedangkan data sekunder berupa dokumentasi.

Dalam bab ini pula peneliti mencoba untuk mendeskripsikan bagaimana pengaruh penggunaan gadget terhadap interaksi sosial pada mahasiswa semester V jurusan Pendidikan IPS, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain membahas hasil penelitian, pada bab ini juga peneliti mencoba untuk menguraikan gambaran umum objek penelitian, informasi partisipan dan diskusi.

B. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan secara umum latar belakang berdirinya Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, visi dan misinya serta tujuan didirikannya Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Pemaparan tersebut peneliti ambil melalui wawancara dengan Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial serta data tertulis yang diperoleh dari Ketua Jurusan (Kajur) Ilmu Pengetahuan Sosial.

Jurusan Pendidikan IPS merupakan salah satu jurusan yang ada di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Pendidikan IPS memiliki tiga konsentrasi keilmuan, yakni Geografi, Ekonomi dan Sosiologi. Jurusan Pendidikan IPS menetapkan visi untuk “menjadi jurusan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang unggul, kompetitif, profesional, serta berwawasan


(46)

ke-Islaman, ke-manusiaan, dan ke-Indonesiaan”. Salah satu konsekuensinya dari visi ini adalah bahwa jurusan pendidikan IPS harus mengembangkan kurikulum sebagai landasan akademik dalam penyelenggara proses pembelajaran.

Terkait dengan visi di atas, maka Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta di tuntut untuk dapat : pertama, menyelenggarakan program pendidikan yang didesain sedemikian rupa sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki daya kompetitif yang tinggi serta mampu mengembangkan profesionalitas dalam bidang pendidikan IPS, kedua, menyelenggarakan program pendidikan untuk menghasilkan guru-guru pendidikan IPS yang professional untuk jenjang SMP/MTS dan SMK serta guru-guru yang profesional dalam bidang ilmu-ilmu sosial lainya untuk jenjang SMA/MA dan sederajat, serta ketiga, menyelenggarakan kegiatan penelitian dalam rangka memperkuat epistemologi dan struktur keilmuan (body of knowledge) pendidikan IPS.1

Program studi / jurusan pendidikan IPS merupakan salah satu program studi yang ada di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, resmi didirikan pada tahun 2001 dengan nomor SK pendirian Jurusan IPS : E/47A/2001. Program studi pendidikan IPS ini sesungguhnya merupakan program studi yang sangat prestigious dan prospektif dalam konteks pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan IPS di perguruan tinggi dan madrasah. Pendirian program studi pendidikan IPS ini didasari atas pemikiran fakta tentang kebutuhan guru IPS di madrasah Tsanawiyah (MTS) dan (MA), dibidang Ilmu Pengetahuan Sosial, baik Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Geografi, Pendidikan Ekonomi, dan Pendidikan Sosiologi-Antropologi.2

Adapun, jumlah mahasiswa jurusan Pendidikan IPS pada tahun 2011 mencapai 106 mahasiswa, pada tahun 2012 mengalami peningkatan yakni

1

Profil Program Studi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK),

Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015


(47)

115 mahasiswa. Pada tahun 2013 kembali menurun menjadi 111 mahasiswa,

begitu pun pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 98 mahasiswa.3

Tujuan didirikannya Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini sesuai dengan misi yakni guna menyiapkan tenaga ahli ilmu sosial dan guru Ilmu Pengetahuan Sosial yang memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian professional dan sosial. Dengan demikian lulusan Jurusan Pendidikan IPS diharapkan mampu tidak hanya sebatas sebagai tenaga pendidik melainkan juga menyiapkan ilmuwan-ilmuwan sosial islami, nasionalis, dan berperi kemanusiaan.4

Selain itu, tujuan didirikannya jurusan IPS adalah untuk mengembangkan ilmu-ilmu sosial dan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, untuk tingkat SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK, dengan demikian dapat menjadikan lulusan Jurusan Pendidikan IPS sebagai tenaga ahli untuk mengadakan penelitian dalam bidang ilmu sosial.

Seiring dengan perkembangan zaman dan tantangan yang ada di tengah masyarakat, lulusan Pendidikan IPS diharapkan mampu memiliki kemampuan dan bertanggung jawab terhadap karir di berbagai lapangan kerja yang berkaitan dengan pendidikan IPS: kemampuan berwirausaha terkait bidang IPS/pendidikan secara umum. Menyiapkan sarjana yang memiliki kemampuan beradaptasi di dalam lingkungan Sosial-Ekonomi yang berbeda-beda dan berubah dengan cepat sambil senantiasa mengembangkan dan membangun kesadaran terhadap pentingnya pendidikan IPS. Akhirnya para tujuan lain Jurusan Pendidikan IPS adalah menyiapkan sarjana yang memiliki kemampuan menulis, presentasi, dan

2 Ibid., 3

Data Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015

4

Profil Program Studi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015


(48)

alternative solution secara mandiri dan kelompok dengan menggunakan teknologi informasi untuk keberlangsungan belajar seumur hidup.5

C. Informasi Partisipan

Dalam upaya mencari informasi tentang pengaruh penggunaan gadget

terhadap interaksi sosial pada mahasiswa semester V Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, peneliti melibatkan partisipan untuk dijadikan sumber penelitian yang berjumlah enam mahasiswa/i. Tiga

diantaranya adalah yang menggunakan handphone canggih dan tiga

diantaranya menggunakan handphone biasa.

Penting sekali peneliti mendeskripsikan informasi dan latar belakang partisipan pada bab ini sehingga diharapkan mampu mempelajari konteks dan situasi penelitian. Berikut adalah informasi partisipan:

Partisipan perempuan berinisial EF (21 Th), merupakan mahasiswi aktif dengan konsentrasi Geografi Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, berasal dari Kota Bogor, Jawa Barat. Saat ini EF

menggunakan Smartphone Asus Zenfone 2. Smartphone tersebut dia

gunakan sejak tahun 2015. Berbagai aplikasi telah dia pasang/install karena

tipe smartphone tersebut memang memungkinkan untuk dipasang

aplikasi-aplikasi seperti Blackberry massanger, Path, Line, Facebook, Twiter dan

Instagram.

Partisipan kedua berjenis kelamin laki-laki berinisial R (22 Th),

mahasiswa asal Jakarta Selatan, pengguna smartphone Samsung Galaxy V.

Dia adalah mahasiswa konsentrasi Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta . Dia tergabung dalam berbagai grup-grup di

media sosial atau aplikasi chatting, seringkali grup-grup tersebut

5 Ibid


(49)

memberinya informasi yang dibutuhkan terlebih tentang perkuliahan, dia bilang dia tidak bisa terlepas dari smartphone.

Partisipan berinisial IA (21 Th), Laki-Laki, Mahasiswa asal Pekalongan Jawa Tengah, merupakan mahasiswa konsentrasi Sosiologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tinggal bersama keluarganya di Jakarta Selatan, sebagian besar aktivitasnya

dilakukan dikampus. Penggunaan handphone Asus yang berbasis Android

termasuk ke dalam tipe handphone canggih

Partisipan berinisial T (21 Th Perempuan) mahasiswi konsentrasi Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, merupakan pengguna handphone BlackBerry,

handphone tersebut sudah ia gunakan semenjak tahun 2012. Selain itu dia juga menggunakan smartphone tipe terbaru yakni iPhone 5. Mahasiswa

asal Depok, Jawa Barat ini seringkali menggunakan smartphone sebagai

ajang untuk mencari barang-barang yang dia butuhkan secara online, dengan kata lain dia merupakan salah satu pelanggan di online shop.

Partisipan berinisial W (21 Th Perempuan), mahasiswi konsentrasi Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, perempuan yang lahir di Jakarta 12 Oktober 1995 ini

merasa bahwa dia tidak bisa lepas dari smartphone. Dia merasa bosan

apabila tidak ada smartphone. Selain itu, hal pertama yang dia lakukan setelah bangun tidur adalah membuka smartphone. Mahasiswi asal Bintaro, Jakarta Selatan ini juga seringkali terlalu fokus dalam memainkan

smartphone sehingga dia tidak mengetahui apa yang terjadi disekitarnya bahkan dia juga terkadang ketika sedang berkumpul dengan temannya tidak

mengetahui apa yang temannya sampaikan. Penggunaan handphone


(50)

Partisipan berinisial U (21 Th Perempuan), mahasiswi konsentrasi Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, ini merasa bahwa kehidupan sosialnya ada di dalam

handphone, tidak heran hampir seluruh aplikasi media sosial atau chatting

dia install pada gadget nya. Penggunaan handphone Samsung galaxy

A3yang berbasis anroiid.

D. Paparan Hasil Penelitian

Pada hasil penelitian ini, peneliti akan memaparkan data dan hasil penelitian terkait dengan permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu

mendeskripsikan bagaimana pengaruh penggunaan gadget terhadap

interaksi sosial mahasiswa semester V Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Peneliti melakukan observasi sebelum dilakukannya wawancara dengan partisipan. Hasil observasi peneliti buatkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Daftar Pengguna Gadget Jurusan Pendidikan IPS Semester V (Lima) Kelas Sosiologi

No. NAMA MERK HP OPERATION

SYSTEM

TAHUN DI PAKAI

1. Rista Maryani Lenovo Android 2015

2. Yuli Ocbiani Samsung Andoid 2014

3. Dewi Purnamasari Sony Andoid 2014

4. Nurkholisoh Samsung Andoid 2014

5. Hanifah Samsung Andoid 2013

6. Nadwatul Khoiroh Samsung Andoid 2014

7. Tiara Andriani BB BB 2012

8. Isnina Intan Cahya Lenovo Andoid 2015

9. Sherlyna Febiyanti Sony Ericsson Andoid 2015


(1)

kehidupan saya di media social karena banyak nya teman dunia maya patner saya dan lebih banyak kontak di media social dari pada di kontak handphone”

P : Apakah kamu berkomunikasi via medsos dengan teman yang kamu temui sehari-hari?biasanya menggunakan interaksi seperti apa?

U : “paling saya komen aja sih ngga ngechatt ngga apa-apa karena sudah sering ketemu.misal saya lagi nyindir orang di media social update status nah saya bilang ke temen eh ikut komen d status saya dong tolong bantuin sindirin biar dia peka aja tujuanya nah terus mereka baru ikut nimbrung di komentar yang saya suruh, lebih suka apikasi bbm dan buku online karena saya suka baca buku dio handphone”

P : “Menurut kamu bentuk interaksi seperti apa yang lebih menyenangkan?secara langsung?atau tidak langsung?”

U : “saya itu tipe orang yang kalo ngobrol harus cari orang yang nyambung dulu, jadi saya termasuk orang yang susah untuk interaksi secara langsung karena saya lebih sering komunikasi di handphone atau gadget lewat media social atau sms, dan menurut saya interaksi yang menyenenangkan itu ya adanya timbal balik seumpama saya nge love dia dan dia juga ngelove balik saya jadi ada kesenangan sendiri walaupum interaksi di dunia maya atau interaksi secara tidak langsung”

P : “Apakah menurut kamu komunikasi dengan di media sosial jauh lebih menyenangkan dengan teman yang kita temui sehari-hari? Kenapa”

U : “Mungkin kalo udah lama ngga ketemu itu banyak yang di harus di ceriatakan di omongkan karena jarang ketemu jadi baru di omongin lewat


(2)

media social, yah lebih enak sih ketemu langsung kalo sama temen kuliah mah bisa ngonomgin tugas secara jelas ngga cape ngetik juga dan sekali di jelasin udah paham”

P : “Jika sedang asyik berkumpul dengan teman lalu teman kamu sibuk dengan gadget nya, apa respon kamu?”

U : “Kalo saya sih ya itu kalo misalkan dia sekali buka handphone berarti itu ada yang penting tapi kalo dia sering ya saya harus negur, tapi kalo selagi dia masih respon saya sih ngga apa-apa karena masih ngedengin saya ngomong gitu”

P : “Pernahkan kamu terlalu fokus dengan gadget sehingga tidak mengetahui apa yang terjadi disekitar atau apa yang disampaikan disekitar kamu?”

U : “Nah itu dia sering suka khilafnya kaya gitu emang, justru hal hal yang lebih menarik dengan yang jauh saya pengen menyampaikan apa yang saya rasa di bandingin saya mendengarkan apa yg dia rasa, saya lebih teratarik ke handphone”

P : Pernahkah kamu mengalami konflik dengan teman ataupun sebagai akibat dari pengginaan gadget?

U :”Pernah, karena saya lebih suka menceritakan kisah hidup saya ketimbang saya harus mendengarkan kisah orang lain, jadi kalo ada orang lain cerita saya kurang respon”

P : “Seiring dengan perkembangan teknologi informasi peluang usahapun semakin meningkat dan bentuknya semakin bervariatif, diantaranya adalah bisnis online (onlineshop) apakah kamu termasuk orang yang memanfaatkan bisnis tersebut kepada teman kamu?baik produsen maupun konsumen?


(3)

U : “kalo ke konsumen saya lebih suka lihat barangnya lansung dari pada di online shop dan saya tidak tertarik untuk berjualan di online”

P : “Ketika kamu ingin mencurahkan isi hati atau mengutarakan hal-hal pribadi, apa yang biasanya kamu lakukan? Mendatangi teman atau mempostingnya di media sosial?”

U : “kalo saya lagi ada masalah dengan perasaan pribadi saya biasanya saya ceritakan ke temen deket saya, tapim kalo untuk mengutarakan hal-hal lain saya awalnya posting dulu tapi saya pilih kata kata tidak asal sembarang posting, tujuan nya untuk sadar diri aja ke orang yang saya tuju, buat kode aja biar dia ngerasa”


(4)

Dokumentasi Wawancara

Partisipan E


(5)

Partisipan R


(6)

CURICULLUM VITAE

Nama : Kursiwi

Tempat, Tgl. Lahir : Indramayu, 11Februari 1993

Alamat : Ds. Cangkring. Kec. Cantigi. Kab. Indramayu No HP Email Domisili : : : 08988013928 Kursiwi212@gmail.com

Jl. Limun No 23 Rt/Rw 02/08 Pisangan Ciputat Tanggerang Selatan 15419

RiwayatPendidikan

Nama Instansi Tahun Lulus

1. SDN Cangkring II Cantigi Indramayu 2. SMP N 1 Cantigi Indramayu

3. SMA Unggulan DAI An Nur Losarang Indramayu

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2002 2008 2011 2016


Dokumen yang terkait

Hubungan kecerdasan emosional dengan perilaku altruisme pada mahasiswa jurusan pendidikan Ilmu Pengetauan Sosial FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2 14 229

Pengaruh konsep diri terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa jurusan pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5 23 165

Hubungan antara motivasi belajar dan hasil belajar akuntansi mahasiswa jurusan pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 14 68

Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Mutu Layanan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3 29 73

Pengaruh Pola Sosialisasi Terhadap Tingkat Penyesuaian Diri (Studi Kasus: Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Semester VI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 6 118

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Hubungan Motivasi Mahasiswa/i Memilih Jurusan Pendidikan IPS dengan Prestasi Belajar angkatan Tahun 2012 di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 14 0

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK)

0 5 117

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam memilih jurusan pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 11 193

Kepuasan Mahasiswa Terhadap Layanan Sarana dan Prasarana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 3 97