55
“Enak secara langsung, karena misalkan ngga kita tuh masih suka ada yang nyangkut di pikiran terus kalo di media sosial masih banyak yang
lupa kalo ketemu langsung reflek ngomong nya banyak sampe detail juga , ngetik di sms kan lebih cape kadang-kadang ya pake voice note”
51
Berbeda dengan partisipan EF, R, IA, T dan W, partisipan U malah sebaliknya, dia lebih senang komunikasi tidak langsung
ketimbang komunikasi langsung, baginya komunikasi tidak langsung lebih mendapat respon dengan orang yang di ajak komunikasi.
“Saya itu tipe orang yang kalo ngobrol harus cari orang yang nyambung dulu, jadi saya termasuk orang yang susah untuk interaksi secara
langsung, karena saya lebih sering komunikasi di handphone atau gadget lewat media sosial atau sms, dan menurut saya, interaksi yang
menyenenangkan itu ya adanya timbal balik seumpama saya nge-love dia dan dia juga nge-love balik saya jadi ada kesenangan sendiri walaupun
interaksi di dunia maya atau interaksi secara tidak langsung”
52
f. Gadget Telekomunikasi Menjadikan Mahasiswa Konsumtif
Pemanfaatan teknologi informasi yang baik sebetulnya memberikan peluang yang besar bagi wirausahawan muda terutama
mahasiswa. Pada bagian ini peneliti hendak memaparkan bagaimana perkembangan teknologi informasi ini dijadikan sebuah peluang usaha
bagi para partisipan. Ternyata hanya dua partisipan saja yang memanfaatkan peluang
usaha ini, yakni partisipan EF dan R. Partisipan EF menawarkan berbagai macam aksesoris dan kerudung secara online, partisipan EF
menyadari bahwa ruang geraknya yang terbatas, sehingga dia lebih menjajakan barang daganganya secara online. Partisipan R pun sama,
dia mencoba peruntungan dengan menawarkan sepatu olahraga secara online.
“Lebih kepada jualan aksesoris, aku sebenarnya makenya dua, langsung sama online jadi kalo langsungkan waktunya terbatas ruang geraknya
juga, toh kalo kerudung itu bukan kebutuhan tiap hari tidak bisa daur ulang, jadi harus online karena peluangnya lebih gede, mencakup orang
lebih banyak”
53 51
Wawancara dengan W 03 Maret 2016
52
Wawancara dengan U 03 Maret 2016
53
Wawancara dengan EF 02 Maret 2016
56
“...waktu itu sempat jualan sepatu dan memasang DP sepatu futsal jualan di online, pernah jadi konsumen juga beli sepatu ketipu dengan barangnya
tidak sesuai dengan ukuran”
54
Partisipan T dan W mengaku hanya sebagai konsumen barang- barang yang ditawarkan secara online, meskipun mereka pernah
dikecewakan karena barang yang dipesan tidak sesuai tetapi bukan berarti mereka berhenti. Berdasarkan pengalaman tersebut mereka
biasanya hanya mau menerima penawaran dari teman yang sudah mereka kenal, sehingga suatu saat mereka dapat melihat langsung
barang yang ditawarkan.
“Saya lebih kearah konsumtif kak, sering beli di online, tapi biasanya kecewa kalo bukan sama temen yang kita kenal karena barangnya kurang
memuaskan, kalo sama temen kan bias nanya atau lihat sampelnya dulu”
55
“Aku lebih ke konsumen, pernah waktu itu pesan baju di online tapi pas dateng malah kurang puas sama barangnya. Makanya sekarang-sekarang
sih kalo mau beli apa-apa mending ke mall atau pesen ama temen yang udah kita kenal gitu”
56
Adapun partisipan IA dan U, dia tidak suka berbelanja secara online, karena pernah dikecewakan dengan barang yang dipesan tidak
sesuai dengan harapan dia lebih memilih untuk melihatnya secara langsung di toko-toko.
“Pernah beli tapi karena barangnya kurang cocok jadi kecewa sampe sekarang udah ngga mau beli-beli di online lagi mending sekalian aja ke
toko nya”
57
“Kalo ke konsumen saya lebih suka lihat barangnya lansung dari pada di online shop dan saya tidak tertarik untuk berjualan di online”
58
54
Wawancara dengan R 02 Maret 2016
55
Wawancara dengan T 03 Maret 2016
56
Wawancara dengan W 03 Maret 2016
57
Wawancara dengan IA 02 Maret 2016
58
Wawancara dengan U 03 Maret 2016
57
E. DISKUSI Analisis Hasil Penelitian
Pada bagian ini peneliti membandingkan data hasil dengan teori ataupun hasil penelitian yang sebelumnya. Beberapa teori dan hasil
penelitian yang digunakan sudah dijelaskan pada Bab 2 Kajian Pustaka, namun beberapa lainnya peneliti cari setelah data lapangan terkumpul.
Brotosiswoyo B Suprapto mengungkapkan, pada akhirnya
Penggunaan Gadget sekarang bukan hanya sebagai alat komunikasi semata melainkan juga mendorong terbentuknya interaksi yang sama sekali berbeda
dengan interaksi tatap muka:
“....disini interaksi yang terbentuk kemudian dipercepat prosesnya melalui suara dan teks atau tulisan”.
59
Interaksi dengan menggunakan gadget telekomunikasi diakui memudahkan manusia untuk berhubungan dengan manusia lain. Beberapa
mahasiswa R dan T menyatakan bahwa gadget telekomunikasi memudahkan mereka untuk menjalin komunikasi dengan orang yang jauh.
Sebagaimana yang disampaikan partisipan R, baginya gadget telekomunikasi mempermudah menjalin komunikasi dengan teman yang
jauh. Dalam kehidupan sosial manusia membutuhkan orang lain karena
tidak dapat di pungkiri manusia tidak dapat hidup sendiri. Untuk memenuhi kebutuhanya maka mansuia membutuhkan hubungan dengan manusia lain.
Begitupun mahasiswa saling membutuhkan karena untuk mengetahui informasi perkuliahan maka dengan itu mahasiswa harus berinteraksi
dengan mahasiswa yang lain baik menggunakan gadget atau bertatap muka langsung guna untuk dapat memenuhi kebutuhanya mencari informasi atau
tugas kuliah.
Menurut Soerjono Soekanto 2013 Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara
individu dengan individu yang lain, antara kelompok dengan kelompok yang lain maupun individu dengan kelompok. Di dalam interaksi tidak mesti
59
Brotosiswoyo B Suprapto. Dampak Sistem Jaringan Global dan Pendidikan Tinggi:Peta Permasalahan Komunikasi. NO 28IX. Tangerang Univ Terbuka 2002