Pengembangan Budaya Sekolah Deskripsi Hasil Penelitian

68 terlampir. Pada poin 10 tata tertib sekolah disebutkan bahwa siswa wajib mengamalkan adab bergaul, saat di masjid, makan dan minum. Berikut ini dokumentasi terkait budaya sekolah yaitu 5 S senyum, sapa, salam, sopan, santun. Gambar 5. Siswa mengucapkan salam dan mencium tangan guru Gambar di atas memperlihatkan para siswa yang sedang bersalaman dengan guru. Setiap pagi saat siswa mulai memasuki gerbang sekolah, siswa bersalaman dengan para guru. Kebiasaan bersalaman dan mengucap salam ini dilakukan oleh siswa setiap kali bertemu dengan guru atau karyawan. Hasil wawancara dan observasi terkait budaya islami diperkuat dengan hasil dokumentasi. Berdasarkan hasil dokumentasi, pelaksanaan budaya islami sebagai berikut: 69 Gambar 6. Siswa minum sambil duduk Gambar di atas memperlihatkan siswa laki-laki yang sedang minum susu cokelat di plastik. Siswa tersebut memegang minuman dengan tangan kanan dan minum sambil duduk di sebuah kursi. Hal ini menunjukkan siswa tersebut telah melasksanakan budaya islami di sekolah. Hasil wawancara dan observasi mengenai kantin kejujuran diperkuat dengan hasil dokumentasi. Berdasarkan hasil dokumentasi, pelaksanaan kantin kejujuran sebagai berikut: Gambar 7. Siswa membayar minuman di kantin kejujuran 70 Gambar di atas memperlihatkan siswa kelas III yang sedang membayar minuman di kantin kejujuran. Siswa tersebut memasukkan uang pada tempat yang sudah disediakan. Siswa mengambil kembalian sesuai dengan harga minuman tersebut. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa budaya sekolah yang dikembangkan berkaitan dengan pelaksanaan moral di Sekolah Dasar Muhammadiyah Wirobrajan III diantaranya adalah program – program atau kebijakan terkait penanaman moral. Program yang dibudayakan termasuk dalam program 5 S, budaya islami, tata tertib dan kantin kejujuran. Sekolah memberikan fasilitas berupa kantin kejujuran yang ditujukan untuk melatih kejujuran dalam diri siswa. Guru senantiasa memberikan teladan kepada siswa untuk mengamalkan budaya islami seperti mengucapkan salam, masuk masjid dengan kaki kanan, masuk kamar mandi dengan kaki kiri, makan dengan tangan kanan, makan minum sambil duduk dan 5 S senyum, sapa, salam, sopan, santun. Karakter yang dikembangkan adalah sopan, santun, tanggung jawab dan kejujuran.

d. Pengembangan Proses Pembelajaran

1 Kelas Pelakasanaan penanaman moral dalam pengembangan proses pembelajaran di kelas, menurut kepala sekolah sebagai berikut: Su : “Terintegrasi dalam pembelajaran. Guru harus menanamkan pesan moral sebelum pelajaran dimulai. ” Sabtu, 25 April 2015 71 Pernyataan kepala sekolah ini diperkuat dengan pernyataan dari guru terkait pengembangan penanaman moral di kelas. Menurut guru kebijakan yang dibuat di kelas antara lain: Da : ”Kesepakatan bersama, jadi segala aturan itu dibuat di awal biar anak- anak paham bahwa ini kita buat bersama bukan dari saya.” Sabtu, 25 April 2015 As : ”Kalau di kelas, penanaman moralnya dengan cara mengingatkan. Minimal 5-10 menit saya selalu menyampaikan bahwa anak-anak harus “seperti ini”, anak-anak harus kita ingatkan. Kita ada semacam “kontrak mengajar”, adanya kesepakatan bersama. Di sini kita membiasakan anak untuk berdemokrasi menyampaikan pendapatnya. Kamis, 30 April 2015 hasil wawancara dengan guru lain terlampir Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru menunjukkan bahwa pengembangan proses pembelajaran di kelas dilakukan dengan cara mengingatkan siswa, pemberian pesan-pesan moral, dan membuat kesepakatan bersama dengan siswa. Sebagai penguatan atas pernyataan kepala sekolah dan guru berkaitan dengan pegembangan proses pembelajaran di kelas, peneliti mengajukan pertanyaan kepada siswa. Peneliti mengajukan pertanyaan kepada siswa terkait kesepakatan bersama yang ada di kelas dengan hasil sebagai berikut: An : ”Iya ada kesepakatan. Kalau tidak mengerjakan PR nanti sanksinya mengerjakan 2x.” Senin, 4 Mei 2015 Fa : ”iya ada, waktu Ir ramai diminta push up 10x. Sudah jadi kesepakatan kelas.” Rabu, 6 Mei 2015 Peneliti juga mengajukan pertanyaan kepada siswa terkait pemberian pesan moral oleh guru dengan hasil sebagai berikut: An : “Sering dibilangin. Senin, 4 Mei 2015 72 Nu : “Pernah tapi jarang. Paling nasehat kalau ada yang nakal gitu. Sabtu, 9 Mei 2015 Ma : “Iya sering. Contohnya jangan ngejek temen. Senin, 11 Mei 2015 Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa memperkuat pernyataan guru dan kepala sekolah bahwa pengembangan proses pembelajaran di kelas dilakukan dengan mengingatkan siswa, pemberian pesan-pesan moral, dan membuat kesepakatan bersama dengan siswa. Hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru, dan siswa diperkuat dengan hasil observasi selama peneliti melakukan pengamatan. Berdasarkan hasil observasi diperoleh hasil sebagai berikut: pada tanggal 27 April 2015 sebelum pelajaran dimulai, ada siswa kelas I B yang membuka pintu dan keluar kelas, kemudian temannya mengingatkan bahwa tidak boleh keluar kelas tanpa izin kan sudah menjadi kesepakatan. Pada 4 Mei 2015 saat pelajaran IPS di kelas III A, sebelum memulai pelajaran guru menyampaikan bahwa siswa harus memperhatikan dan tidak boleh ramai bagi yang ramai mengganti guru di depan. Guru mengatakan, “kesepakatan di awal pelajaran, yang ramai ganti pak guru di depan” kemudian guru menanyakan materi minggu lalu, siswa diminta berpendapat. Guru mengingatkan siswa, “Dengarkan temanmu, hormati orang lain”. Saat hendak praktik barter, guru menasihati siswa. “bicara yang sopan, tidak boleh mengejek barang teman.” Pada tanggal 5 mei 2015, saat pelajaran agama guru bertanya pada siswa. “Siapa yang tadi tidak bersalaman dengan orang tua?” Guru pun menasihati siswa agar tidak lupa berpamitan dan bersalaman dengan orang tua. 73 Hasil wawancara dan observasi diperkuat dengan dokumen terkait kesepakatan bersama antara guru dengan siswa terlampir. Pemberian pesan-pesan moral tercantum di dalam RPP yang guru buat terlampir. Pemberian pesan itu dikaitkan guru dengan materi yang ada. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat disimpulkan bahwa sekolah, khususnya guru sudah berusaha mengembangkan pembelajaran di kelas dalam rangka penanaman moral. Pembelajaran di kelas yang dikembangkan guru antara lain dengan cara: mengingatkan siswa, pemberian pesan-pesan moral, dan membuat kesepakatan bersama dengan siswa. Guru senantiasa mengingatkan dan memberikan pesan moral kepada siswa yang dikaitkan dengan materi yang ada. Kesepakatan bersama dibuat guru dan siswa bertujuan untuk membelajarkan siswa agar dapat hidup bertanggungjawab dan taat pada aturan bersama. 2 Sekolah Pengembangan proses pembelajaran sekolah merupakan pengembangan proses pembelajaran yang dikembangkan dalam lingkup sekolah. Pengembangan proses pembelajaran di sekolah berkaitan dengan penanaman moral menurut kepala sekolah sebagai berikut: Su : “Mengadakan pertemuan dengan wali murid, diadakan pengajian, setiap upacara juga disampaikan pesan- pesan moral kepada siswa.” Sabtu, 25 April 2015