Kegiatan Rutin Sekolah Program Pengembangan Diri

87 karyawan. Selain guru, para siswa juga sering mengingatkan sesama teman agar tidak melakukan perbuatan yang kurang sopan atau melanggar aturan sekolah. Setiap wali kelas di SD Muhammadiyah Wirobrajan III ini memiliki catatan perilaku siswa terkait perbuatan yang kurang sopan atau melanggar aturan sekolah. Catatan perilaku ini memuat upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dalam menyikapi perilaku siswa yang menyimpang. Ketika ada siswa yang berkata kotor, guru akan menyikapinya dengan memberi nasihat dan memberikan pengertian agar tidak mengulanginya kembali. Ketika ada siswa yang menggedor-gedor pintu kelas, guru menyikapinya dengan memberikan nasihat dan pengertian tentang akibat yang dapat timbul dari perbuatannya. Ketika ada siswa yang terlambat guru menyikapinya dengan mengingatkan agar berangkat lebih pagi dan tidak mengulangi.

c. Keteladanan

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa keteladanan yang diberikan kepala sekolah dan guru kepada siswa antara lain adalah kepala sekolah dan guru senantiasa mengenakan pakaian yang bersih, rapi dan sopan sesuai dengan aturan yang berlaku, teladan dalam kedisiplinan, senantiasa menjaga kebersihan, teladan dalam hal akhlaq dan adab. Dalam pelaksanaan penanaman moral siswa, keteladanan kepala sekolah dan guru memiliki peran yang penting. Menurut Pupuh Fathurohman 2013: 161, guru hendaklah menampilkan diri sebagai sosok yang sopan, berwibawa menjaga tata karma berdisiplin dan 88 senantiasa menyenangkan. Kepala sekolah dan guru sebagai tenaga pendidik harus senantiasa memberikan contoh dan menjadi teladan bagi peserta didik. Hal ini sesuai dengan Pusat Kurikulum 2011: 8 bahwa keteladanan merupakan perilaku dan sikap kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik dalam memberikan contoh yang baik, melalui tindakan-tindakan sehingga dapat menjadi panutan bagi peserta didik lain. Kepala sekolah selalu datang tepat waktu bahkan lebih awal dari jam kedatangan yang seharusnya. Jam kedatangan kepala sekolah adalah pukul 06.30 WIB, tetapi pukul 06.00 WIB kepala sekolah sudah berada di sekolah. Guru pun selalu berusaha untuk datang ke sekolah tepat waktu yaitu pukul 06.45 WIB. Setiap harinya para guru, karyawan serta kepala sekolah selalu memakai pakaian yang bersih, rapi dan sopan sesuai ketentuan yang berlaku. Baik kepala sekolah, guru maupun karyawan selalu berusaha untuk menjaga kebersihan di kelas dan kantor. Setiap selesai bekerja selalu merapikan kembali meja dan meninggalkan kantor dalam keadaan bersih. Guru menyadari bahwa setiap perkataannya selalu dilihat dan ditiru oleh siswa, oleh karena itu para guru selalu menjaga perkataannya dan berbicara dengan baik dan sopan terutama saat ada siswa di sekitarnya.

d. Pengkondisian

Pengkondisian yang dilakukan sekolah dalam melaksanakan penanaman moral siswa tercermin dari hasil deskripsi penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, pengkondisian yang dilakukan sekolah 89 yaitu dengan membuat suasana belajar yang nyaman, adanya tata tertib sekolah, dan jadwal piket. Pengkondisian yang dilakukan oleh sekolah ini sesuai dengan pendapat dari Sri Narwanti 2011: 54-55 bahwa pengkondisian merupakan upaya sekolah untuk menciptakan lingkungan fisik maupun nonfisik yang mendukung terlaksananya pendidikan karakter. Sekolah berusaha untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi para siswa. Pengkondisian fisik yang dilakukan oleh sekolah adalah dengan menanam pohon – pohon perindang di halaman. Tujuan ditanamnya pohon perindang ini adalah untuk membuat suasana belajar yang nyaman di sekolah. Sekolah juga memajang visi, misi dan tujuan sekolah serta tata tertib sekolah di tempat yang strategis. Selain itu, tata tertib dan jadwal piket juga dipasang di setiap kelas. Tujuan dari pemasangan tata tertib adalah agar seluruh warga sekolah mengetahui aturan yang berlaku di sekolah dan mematuhinya. Pemasangan jadwal piket di kelas bertujuan untuk melatih siswa memiliki rasa tanggung jawab di dalam dirinya. Selain pengkondisian fisik juga ada pengkondisian non fisik yang dilakukan guru di kelas. Pengkondisian non fisik itu dilakukan antara lain dengan cara mempersiapkan anak agar siap menerima pelajaran, dan pemberian pesan-pesan moral pada siswa.

2. Pengintegrasian Moral Dalam Mata Pelajaran

Berdasarkan hasil penelitian, pengintegrasian penanaman moral dalam mata pelajaran dilakukan guru dengan cara mengintegrasikan nilai – nilai yang berkaitan dengan moral dalam semua mata pelajaran. Pengintegrasian