Sekolah Luar sekolah Pengembangan Proses Pembelajaran

97 maka pengamatan proses pembelajaran kurang maksimal karena sebagian besar materi pelajaran sudah selesai. Pembelajaran yang dilakukan guru fokus pada persiapan ujian kenaikan kelas dengan pemberian tugas-tugas dan latihan soal kepada siswa. Proses penanaman moral di sekolah tentu berkaitan erat dengan peran serta orangtua atau wali murid tetapi peneliti tidak melakukan penelitian hingga melibatkan wali murid. Oleh karena itu, peneliti masih terbatas untuk menyimpulkan lebih luas mengenai pelaksanaan penanaman moral di Sekolah Dasar Muhammadiyah Wirobrajan III, Yogyakarta. 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan penanaman moral di Sekolah Dasar Muhammadiyah Wirobrajan III melalui : 1 Program pengembangan diri. Program pengembangan diri meliputi kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan kepala sekolah dan guru, serta pengkondisian dalam mendukung pelaksanaan penanaman moral. 2 Pengintegrasian dalam mata pelajaran. Pengintegrasian dalam mata pelajaran dilakukan guru dengan cara mengaitkan penanaman moral dengan materi mata pelajaran. 3 Pengembangan budaya sekolah. Pengembangan budaya sekolah dilakukan dengan menyusun program-program yang berkaitan dengan penanaman moral seperti pembuatan tata tertib, budaya islami, program 5 S dan kantin kejujuran. 4 Pengembangan proses pembelajaran, meliputi pengembangan proses pembelajaran kelas, sekolah dan luar sekolah. Pembelajaran kelas dengan pemberian pesan moral, mengingatkan siswa serta kesepakatan bersama. Sekolah dengan mengadakan pengarahan atau penyuluhan baik melalui pihak sekolah maupun dari pihak luar sekolah, pengadakan pengajian dan pertemuan dengan wali murid. Luar sekolah dengan kegiatan ekstrakurikuler seperti futsal, HW, PKS, Study Sains, Drumband, TPA, tapak suci serta mengadakan perkemahan bagi siswa kelas IV dan V setiap satu 99 tahun sekali. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa penanaman moral di SD Muhammadiyah Wirobrajan III, Yogyakarta sudah termasuk baik.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan dengan memperhatikan keterbatasan penelitian ini, maka saran yang dapat disampaikan peneliti sebagai berikut: 1. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dan ulangan harian, guru hendaknya tidak terus berada di depan kelas tetapi terkadang berkeliling dan lebih memperhatikan perilaku siswa. 2. Kepala sekolah dan guru hendaknya meningkatkan pengawasan dan kontrol terhadap siswa terutama pada saat jam istirahat, sehingga siswa tidak melakukan hal-hal yang melanggar aturan. 3. Sekolah perlu membuat sanksi dan reward yang tegas bagi semua warga sekolah terkait pelaksanaan penanaman moral. 4. Kepala sekolah dan guru hendaknya senantiasa mengingatkan dan menghimbau kepada siswa agar membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan jenis sampah. 5. Sekolah hendaknya membuat larangan berlari di koridor, terutama saat pelajaran berlangsung. Karena siswa yang berlarian di koridor membuat suasana menjadi gaduh dan terkesan tidak tertib serta dapat membahayakan bagi siswa.