Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4 pengetahuan dan keterampilan berfikir saja tetapi juga kesadaran akan moral
yang sangat penting bagi kehidupan. Hendaknya penanaman moral ini mulai dilakukan sejak dini yaitu di bangku sekolah dasar.
Sudah sejak lama, sekolah - sekolah menyadari pentingnya penanaman moral bagi siswa-siswanya meski pada pelaksanaannya belum dapat berjalan
secara maksimal. Melalui pembiasaan perilaku yang baik, sekolah berupaya untuk membentuk kesadaran siswa akan moral. Berdasarkan pra penelitian
yang dilakukan peneliti di beberapa sekolah dasar yang ada di yogyakarta yaitu sekolah-sekolah yang berada di gugus I Wirobrajan menunjukkan bahwa
sekolah telah berupaya untuk membentuk pribadi siswa-siswanya sesuai yang diharapkan oleh masyarakat, bangsa dan agama. Sekolah-sekolah itu antara
lain SD Tamansari I, SD Tamansari II, SD BOPKRI Wirobrajan, dan SD Muhammadiyah Wirobrajan III. Di SD Tamansari I, kepala sekolah
menuturkan bahwa siswa-siswanya sudah berperilaku baik namun sikap hormat kepada orangtua masih kurang. Di SD Tamansari II, kepala sekolah
menjelaskan bahwa kenakalan-kenakalan siswa dianggap masih sebatas wajar dan belum menjadi kasus yang berat. Di SD BOPKRI Wirobrajan, kepala
sekolah mengatakan bahwa sekolahnya berupaya untuk menonjolkan sisi rohani dengan azas kekeluargaan. Terakhir di SD Muhammadiyah Wirobrajan
III, kepala sekolah menuturkan bahwa siswanya memiliki hubungan yang dekat dengan para guru tetapi tetap memiliki rasa hormat dan segan.
Dari beberapa sekolah yang telah peneliti datangi, peneliti tertarik dengan SD Muhammadiyah Wirobrajan III, Yogyakarta. SD Muhammadiyah
5 Wirobrajan III merupakan salah satu sekolah yang berupaya untuk
menanamkan moral bagi siswanya. SD Muhammadiyah Wirobrajan III memiliki visi terbentuknya generasi Islami, berakhlak mulia, berpola hidup
bersih, sehat, dan berbudaya lingkungan. Guna mewujudkan visi itu sekolah memiliki misi antara lain: 1 meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap
Allah SWT, 2 meningkatkan pembelajaran secara efektif, kreatif, dan inovatif, 3 meingkatkan profesionalisme tenaga kependidikan, 4
meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan, 5 membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, 6 membiasakan pelaksanaan budaya lingkungan.
Sesuai dengan visi dan misi sekolah, SD Muhammadiyah Wirobrajan III mencoba untuk menerapkan kebiasaan baik bagi siswa-siswanya sejak pagi
hari sebelum pembelajaran berlangsung hingga siang hari saat siswa pulang sekolah. Setiap pagi saat siswa datang ke sekolah, mereka selalu memberi
salam dan mencium tangan para guru. Setiap hari sebelum pelajaran dimulai, guru kelas selalu menyempatkan untuk memberi nasihat-nasihat moral bagi
siswanya. Saat tiba waktu salat dhuhur siswa terbiasa untuk melakukan sholat berjamaah. Selain itu, ada hal lain yang ditemui peneliti di sekolah ini yaitu
siswa secara sadar menyerahkan uang yang ditemukannya di area sekolah pada pegawai tata usaha. Hal ini menunjukkan bahwa nilai kejujuran sudah
tertanam dalam diri siswa tersebut. Menurut penuturan kepala sekolah, SD Muhammadiyah Wirobrajan III
telah berupaya untuk menanamkan moral bagi para siswanya. Kepala sekolah menyadari betul bahwa untuk menanamkan moral di sekolah, diperlukan
6 teladan yang baik dari para guru. Oleh karena itu terdapat prinsip yang harus
dipegang teguh oleh guru di sekolah ini yaitu religius, jujur, disiplin, responsif, dan ramah tanggung jawab. Kepala sekolah juga mengatakan bahwa
siswa di sekolahnya memiliki hubungan yang dekat dengan para guru tapi tetap memiliki rasa hormat. Hal ini dikarenakan karakter dan teladan guru
yang disegani oleh siswa. Berdasarkan pra penelitian dan wawancara, peneliti tertarik untuk
mengetahui lebih lanjut pelaksanaan dan program-program apa saja yang dilaksanakan di SD Muhammadiyah Wirobrajan III dalam penanaman moral
bagi siswa-siswanya. Oleh karena itu, penulis mengadakan penelitian dengan judul
“Pelaksanaan Penanaman Moral Siswa di Sekolah Dasar Muhammadiyah Wirobrajan III, Yogyakarta Tahun Ajaran 20142015
.” B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka didapatkan identifikasi permasalahan sebagai berikut.
1.
Berbagai kasus kenakalan remaja yang terjadi sebagai tanda adanya degradasi moral bangsa Indonesia.
2.
Sekolah dianggap sebagai satu-satunya pihak yang bertanggungjawab atas pembentukan perilaku dan karakter siswa.
3.
Belum diketahui pelaksanaan penanaman moral siswa di Sekolah Dasar Muhammadiyah Wirobrajan III, Yogyakarta.
7