Kegiatan spontan Program Pengembangan Diri

89 yaitu dengan membuat suasana belajar yang nyaman, adanya tata tertib sekolah, dan jadwal piket. Pengkondisian yang dilakukan oleh sekolah ini sesuai dengan pendapat dari Sri Narwanti 2011: 54-55 bahwa pengkondisian merupakan upaya sekolah untuk menciptakan lingkungan fisik maupun nonfisik yang mendukung terlaksananya pendidikan karakter. Sekolah berusaha untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi para siswa. Pengkondisian fisik yang dilakukan oleh sekolah adalah dengan menanam pohon – pohon perindang di halaman. Tujuan ditanamnya pohon perindang ini adalah untuk membuat suasana belajar yang nyaman di sekolah. Sekolah juga memajang visi, misi dan tujuan sekolah serta tata tertib sekolah di tempat yang strategis. Selain itu, tata tertib dan jadwal piket juga dipasang di setiap kelas. Tujuan dari pemasangan tata tertib adalah agar seluruh warga sekolah mengetahui aturan yang berlaku di sekolah dan mematuhinya. Pemasangan jadwal piket di kelas bertujuan untuk melatih siswa memiliki rasa tanggung jawab di dalam dirinya. Selain pengkondisian fisik juga ada pengkondisian non fisik yang dilakukan guru di kelas. Pengkondisian non fisik itu dilakukan antara lain dengan cara mempersiapkan anak agar siap menerima pelajaran, dan pemberian pesan-pesan moral pada siswa.

2. Pengintegrasian Moral Dalam Mata Pelajaran

Berdasarkan hasil penelitian, pengintegrasian penanaman moral dalam mata pelajaran dilakukan guru dengan cara mengintegrasikan nilai – nilai yang berkaitan dengan moral dalam semua mata pelajaran. Pengintegrasian 90 nilai – nilai moral dalam materi pembelajaran terutama dalam proses pembelajaran. Guru juga mencantumkan nilai – nilai yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran pada rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Guru senantiasa memberikan nasihat – nasihat dan himbauan yang berkaitan dengan moral kepada siswa. Nasihat - nasihat moral yang dikaitkan dengan materi pelajaran antara lain: berbicara dengan baik dan sopan, menghormati orang lain, menghargai barang milik orang lain, dan berbuat jujur. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Novan Ardy Wiyani 2013: 90, kegiatan pembelajaran selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi materi yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan menginternalisasikan nilai-nilai dan menjadikannya perilaku. Nilai-nilai moral dilaksanakan dan disampaikan dalam pengintegrasian dalam mata pelajaran. Memperlihatkan keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan indikator untuk mentukan nilai moral yang dikembangkan. Mencatumkan nilai-nilai yang berkaitan dengan moral pada rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Pada pelaksanaannya guru telah berusaha mengaitkan materi pelajaran dengan penanaman moral pada siswa. Pada pelajaran IPS di kelas III, saat melakukan praktik barter guru mengingatkan siswa agar berbicara dengan sopan dan tidak mengejek barang teman. Nilai yang muncul pada materi barter adalah menghargai barang milik orang lain. Pada pelajaran PKN di kelas V, guru meminta siswa untuk praktik bermusyawarah. Guru