Produksi Indikator Makro Pembangunan Perkebunan
Direktorat Jenderal Perkebunan
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
34 Tabel 3. Perkembangan Produksi Komoditas Perkebunan
Tahun 2008 - 2012
No Komoditi
Capaian produksi ton Laju
Pertumb. Per th
2008 2009
2010 2011
2012 1
Karet 2.751.286
2.440.347 2.734.854
2.990.184 3.040.376
2,95
2 Kelapa
3.239.673 3.257.702
3.166.666 3.174.379
3.176.223 -0,48
3 Kelapa Sawit 17.539.788 19.324.294 21.958.120 23.096.541 23.521.071
7,71
4 Kopi
698.016 685.170
686.922 638.647
657.138 -1,43
5
T e h 153.971
156.901 156.604
150.776 150.180
-0,60
6
Lada 80.420
82.834 83.662
87.089 88.160
2,33
7 Cengkeh
70.535 82.032
98.386 72.207
72.976 2,67
8 Kakao
803.593 820.496
837.918 936.266
903.652 3,12
9 Jambu Mete
156.652 147.403
115.149 114.789
117.485 -6,44
10
Tebu 2.703.975
2.624.068 2.214.488
2.228.259 2.591.687
-0,41
11
Tembakau 168.037
176.186 135.678
214.524 226.704
11,41
12 Kapas
3.858 3.145
3.174 2.275
2.793 -5,78
13 Jarak Pagar
7.197 6.851
7.081 6.576
5.317 -6,93
14 Nilam
103.100 138.800
110.300 143.281
165.022 14,79
15
Kemiri Sunan - - 4.800
4.800 1.920
-30,00
Jumlah 28.480.101 29.946.229 32.313.802 33.860.591 34.720.703
5,10
Catatan : Angka Sementara
Dukungan swasembada gula nasional. Dalam rangka
mendukung program prioritas pembangunan pertanian, khususnya
pencapaian swasembada
dan swasembada
berkelanjutan, Direktorat Jenderal Perkebunan diberikan amanah untuk swasembada gula pada tahun 2014. Upaya
Peningkatan produksi dan produktivitas tebu dalam rangka mencapai swasembada gula telah dilakukan sejak tahun 2004
melalui Akselerasi Peningkatan Produktivitas Gula Nasional
Direktorat Jenderal Perkebunan
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
35 berupa kegiatan bongkar ratoon tanaman keprasan dengan
penggantian tanaman dengan bibit unggul, perbaikan irigasi sederhana dan pengadaan alat dan mesin pertanian. Target
produksi gula tahun 2012 sebesar 3,87 juta ton akan terpenuhi apabila penyediaan lahan minimal seluas 350.000
ha, investasi pembangunan PG baru dan revitalisasi Pabrik Gula berjalan sesuai dengan rencana. Namun karena
permasalahan utama tersebut belum teratasi secara tuntas, maka target dikoreksi menjadi 2,544 juta ton dengan harapan
masih dapat memenuhi kebutuhan gula untuk konsumsi langsung. Sampai dengan akhir tahun 2012, capaian luas areal
tebu mencapai 451.191 hektar dengan produksi 2,592 juta ton atau 101,48 dari target. Namun capaian tersebut belum
optimal terutama diakibatkan oleh dampak perubahan iklim dan serangan OPT di beberapa sentra produksi. Permasalahan
lainnya di tingkat on farm adalah sulitnya pengembangan areal baru dan mempertahankan lahan yang sudah ada,
keterbatasan infrastruktur
terutama untuk
wilayah pengembangan di luar Pulau Jawa, kurangnya sarana irigasi
dan penyediaan agroinput yang belum tepat jumlah, waktu, harga dan mutu. Sedangkan di tingkat off farm meliputi
tingkat efisiensi PG yang dibawah standar, biaya produksi yang masih relatif tinggi, kualitas gula yang relatif rendah
dan belum berkembangnya diversifikasi produk berbasis tebu.
Direktorat Jenderal Perkebunan
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
36 Pengembangan tanaman tebu di Indonesia hingga Tahun 2012
telah mencapai 451.191 hektar dengan produksi 2.591.687 ton gula, yang tersebar di 9 provinsi. Jumlah petani yang
terlibat dalam usaha tebu mencakup 996.648 kepala keluarga dan tenaga kerja.
Ekspor komoditas tebu mencapai nilai US 0,9 juta dengan volume 600 ton molases, sedangkan
impor tebu mencapai nilai US1.634,34 juta dengan volume 2,767 juta ton gula hablur pada Tahun 2012
. Jika
dibandingkan dengan tahun 2011, impor gula mengalami peningkatan sebesar 36,91 dari 2,021 juta ton menjadi
2,767 juta ton pada tahun 2012. Pada tahun 2013 luas areal
tanaman tebu diperkirakan mencapai 454.297 ha, dengan produksi mencapai 2,816 juta ton gula hablur
.
Kebijakan
dalam mendukung
peningkatan produksi,
produktivitas dan mutu tanaman semusim, khususnya swasembada gula nasional adalah melalui intensifikasi,
ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh penyediaan benih bermutu, sarana produksi, perlindungan perkebunan
dan penanganan gangguan usaha serta pelayanan organisasi secara optimal.
Direktorat Jenderal Perkebunan
L a p o r a n K i n e r j a T a h u n 2012
37