6. Dapat mempertahankan pendapatnya. 7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya itu.
8. Senang mencari dan memecahkan masalah dan soal-soal.
2.3.4 Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah
Menurut Sardiman 2010:92-95 ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah diantaranya :
a. Memberi angka b. Hadiah
c. Saingankompetensi d. Ego-involvement
e. Memberi ulangan f. Mengetahui hasil
g. Pujian h. Hukuman
i. Hasrat untuk belajar j. Minat
k. Tujuan yang diakui
2.3.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Menurut Anni 2007:158-166 ada enam faktor yang memiliki dampak substansial terhadap motivasi belajar siswa, yaitu:
1. Sikap Sikap merupakan kombinasi konsep, informasi, dan emosi yang
dihasilkan di dalam predisposisi untuk merespon orang, kelompok,
gagasan, peristiwa, atau objek tertentu secara menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sikap merupakan produk dari belajar. Sikap diperoleh
melalui proses seperti pengalaman, pembelajaran, identifikasi dan perilaku peran. Sikap berada pada diri setiap orang sepanjang waktu
dan secara konstan sikap itu mempengaruhi perilaku dan belajar. 2. Kebutuhan
Kebutuhan merupakan kondisi yang dialami oleh individu sebagai suatu kekuatan internal yang memandu siswa untuk mencapai
tujuan. Perolehan tujuan merupakan kemampuan melepaskan atau mengakhiri perasaan kebutuhan dan tekanan.
3. Rangsangan Rangsangan merupakan perubahan di dalam persepsi atau
pengalaman dengan lingkungan yang membuat seseorang bersifat aktif. Setiap siswa memiliki keinginan untuk mempelajari sesuatu dan
memiliki sikap positif terhadap materi pembelajaran. Namun apabila mereka tidak menemukan proses pembelajaran yang merangsang, maka
perhatiannya akan menurun. Pembelajaran yang tidak merangsang mengakibatkan siswa yang pada mulanya termotivasi untuk belajar
pada akhirnya menjadi bosan terlibat dalam pembelajaran. 4. Afeksi
Konsep afeksi berkaitan dengan pengalaman emosional- kecemasan, kepedulian, dan pemilikan dari individu atau kelompok
pada waktu belajar. Siswa merasakan sesuatu saat belajar, dan emosi
siswa tersebut dapat memotivasi perilakunya kepada tujuan. Weiner Anni, 2007:160 menyatakan bahwa perasaan di dalam dan pada diri
individu dapat memotivasi perilaku. Afeksi dapat menjadi motivator intrinsik. Apabila emosi bersifat positif pada waktu kegiatan
berlangsung, maka emosi mampu mendorong siswa untuk belajar keras. 5. Kompetensi
Manusia pada dasarnya memiliki keinginan untuk memperoleh kompetensi dari lingkungannya. Teori kompetensi mengasumsikan
bahwa siswa secara alamiah berusaha keras untuk berinteraksi dengan lingkungannya secara efektif. Di dalam situasi pembelajaran, rasa
kompetensi pada diri siswa itu akan timbul apabila menyadari bahwa pengetahuan atau kompetensi yang diperoleh telah memenuhi standar
yang telah ditentukan. Hal ini biasanya muncul pada akhir proses belajar ketika siswa telah mampu menjawab berbagai pertanyaan yang
diajukan oleh guru. 6. Penguatan
Penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan atau meningkatkan kemungkinan respon. Para pakar psikologi telah
menemukan bahwa perilaku seseorang dapat dibentuk kurang lebih sama melalui penerapan penguatan positif atau negatif. Penggunaan
peristiwa penguatan yang efektif, seperti penghargaan terhadap hasil karya siswa, pujian, penghargaan sosial, dan perhatian, dinyatakan
sebagai variabel penting di dalam perancangan pembelajaran.
2.3.6 Pengaruh Motivasi terhadap Hasil Belajar