demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan multimedia dan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar PKn materi
organisasi siswa kelas V SD N Kartasura 07 tahun 2012.
Ketiga penelitian tersebut dapat digunakan sebagai landasanacuan penelitian ini yang berjudul Penerapan Model Team Assisted Individualization
TAI dengan Multimedia untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn pada Siswa Kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang.
2.3. KERANGKA BERPIKIR
Penelitian awal yang telah dilakukan peneliti sebelum pelaksanaan tindakan, diperoleh gambaran bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn
kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang masih belum optimal. Hal ini disebabkan karena pembelajaran PKn kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota
Semarang kurang berkualitas. Proses pembelajaran PKn masih didominasi oleh guru, dimana guru kurang menggunakan model dan media pembelajaran yang
inovatif, siswa kurang aktif siswa dalam mengikuti proses pembelajaran PKn, kurangnya kerjasama antar siswa dalam belajar kelompok, hasil belajar siswa
masih rendah yang ditunjukkan dengan hasil belajar mata pelajaran PKn belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditetapkan yaitu 65 ada 16
siswa dari 26 siswa 62. Hasil rata-rata nilai ulangan harian siswa kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang, pada mata pelajaran PKn diperoleh nilai
terendah 33, nilai tertinggi 73 dan nilai rata-rata 58.
Dengan kondisi pembelajaran tersebut maka memerlukan suatu perbaikan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu dengan menerapkan model Team Assisted
Individualization TAI dengan multimedia yang dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, meningkatkan motivasi belajar pada siswa, dapat membantu siswa yang lemah, siswa diajarkan bekerjasama dalam suatu kelompok, menimbulkan rasa
tanggungjawab dalam kelompok dalam menyelesaikan masalah serta membantu mengembangkan kemampuan indera dan menarik perhatian serta minta siswa
dalam pembelajaran. Menggunakan acuan dari kombinasi antara pendapat Huda 2011: 125 dan Slavin 2011: 195-200 dengan modifikasi pemanfaatan
multimedia, maka langkah-langkah dari penerapan model Team Assisted Individualization
TAI dengan multimedia adalah 1 guru menyiapkan materi bahan ajar yang akan diselesaikan oleh kelompok siswa; 2 guru memberikan
apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, serta menjelaskan langkah-langkah pembelajaran; 3 guru memberikan pre-test kepada
siswa untuk mendapat skor awal Mengadopsi komponen Placement Test; 4 guru membentuk kelompok heterogen terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan
berbeda-beda Mengadopsi komponen Teams; 5 guru memberikan materi secara singkat dengan multimedia Mengadopsi komponen Teaching Group; 6
setiap kelompok mengerjakan LKS, setiap siswa mengerjakan 1 soal yang berbeda dan dikoreksi teman satu kelompok kemudian didiskusikan bersama.
Guru memberikan bantuan secara individual bagi yang memerlukannya Mengadopsi komponen Team Study; 7 perwakilan kelompok melaporkan
keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya Mengadopsi
komponen Student Creative; 8 guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil jika ada berdasarkan hasil koreksi Mengadopsi
komponen Team Score and Team Recognition; 9 guru memberikan umpan balik dan penguatan kepada siswa mengenai materi yang dipelajari di akhir
pembelajaran Mengadopsi komponen Whole-Class Units; 10 guru memberikan post-test berupa soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu Mengadopsi
komponen Fact Test; 11 guru menutup pelajaran. Dengan upaya tindakan melalui penerapan model Team Assisted
Individualization TAI dengan multimedia diharapkan kualitas pembelajaran
akan meningkat, keterampilan guru meningkat, aktivitas siswa meningkat dan hasil belajar siswa meningkat dengan ketuntasan klasikal sekurang-kurangnya
80. Kerangka berpikir tersebut dapat dituangkan dalam bentuk bagan sebagai
berikut :
Bagan 2.1. Kerangka Berpikir
Kondisi Awal
Pelaksanaan Tindakan
Menerapkan model Team
Assisted Individualiza
tion
TAI dengan
multimedia
Kondisi Akhir
Kualitas pembelajaran PKn masih rendah dengan ditunjukkan dari beberapa faktor berikut:
1. Guru
a. guru mendominasi aktivitas di kelas
b. penggunaan metode dan media pembelajaran kurang
inovatif 2.
Siswa
a.
siswa kurang aktif dalam pembelajaran
b.
kurangnya kerjasama antar siswa
3. Hasil belajar
a. hasil belajar rendah, dari 26 siswa hanya 10 siswa
38 yang tuntas dalam belajar, sedangkan 16 siswa 62 hasil belajarnya di bawah KKM 65
Langkah-langkahnya adalah : 1.
Guru menyiapkan materi bahan ajar yang akan diselesaikan oleh kelompok siswa.
2. Guru memberikan apersepsi dan menyampaikan tujuan
pembelajaran, memotivasi siswa, serta menjelaskan langkah- langkah pembelajaran.
3. Guru memberikan pre-test kepada siswa untuk mendapat skor
awal. Mengadopsi komponen Placement Test. 4.
Guru membentuk kelompok heterogen terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan berbeda-beda. Mengadopsi komponen
Teams .
5. Guru memberikan materi secara singkat dengan multimedia.
Mengadopsi komponen Teaching Group. 6.
Setiap kelompok mengerjakan LKS, setiap siswa mengerjakan 1 soal yang berbeda dan dikoreksi teman satu
kelompok kemudian didiskusikan bersama. Guru memberikan bantuan secara individual bagi yang
memerlukannya. Mengadopsi komponen Team Study.
7. Perwakilan kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya
dengan mempresentasikan hasil kerjanya Mengadopsi komponen Student Creative.
8. Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang
kurang berhasil jika ada berdasarkan hasil koreksi. Mengadopsi komponen Team Score and Team Recognition.
9. Guru memberikan umpan balik dan penguatan kepada siswa
mengenai materi yang dipelajari di akhir pembelajaran. Mengadopsi komponen Whole-Class Units.
10. Guru memberikan post-test untuk dikerjakan secara individu.
Mengadopsi komponen Fact Test. 11. Guru menutup pelajaran.
1. keterampilan guru meningkat
2. aktivitas siswa meningkat
3. hasil belajar siswa meningkat, yaitu sebanyak minimal 80
siswa mengalami ketuntasan belajar dengan KKM sebesar
≥ 65.
2.4.
HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan hasil analisis dan kerangka berpikir, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Penerapan model Team Assisted Individualization TAI
dengan multimedia dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota
Semarang.
70
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. Menurut Arikunto 2009: 3 Penelitian Tindakan Kelas yaitu suatu perencanaan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tahapan dalam penelitian tindakan kelas ini
meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran PKn, maka penelitian
ini direncanakan dalam 2 siklus dengan masing-masing siklus 2 kali pertemuan. Adapun masing-masing tahap dapat dijelaskan sebagai berikut:
Arikunto, 2011: 16
Bagan 3.1 Bagan Siklus Penelitian
Perencanaa Pelaksanaan
Refleksi Observasi
Observasi Pelaksanaa
Perencanaa Refleksi
SIKLUS I
SIKLUS II
?