g. Perwakilan kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan
mempresentasikan hasil kerjanya. Mengadopsi komponen Student Creative h.
Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil jika ada berdasarkan hasil koreksi. Mengadopsi komponen Team Score and
Team Recognition .
i. Guru memberikan umpan balik dan penguatan kepada siswa mengenai materi
yang dipelajari di akhir pembelajaran. Mengadopsi komponen Whole-Class Units
. j.
Guru memberikan post-test berupa soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu. Mengadopsi komponen Fact Test.
k. Guru menutup pelajaran.
2.2. KAJIAN EMPIRIS
Beberapa penelitian yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut :
a. Tiningrum, 2010 dalam penelitian yang berjudul “Meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV SDN Sawojajar 6 pada pembelajaran PKn melalui penerapan team assisted individualization”. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penerapan pembelajaran kooperatif model Team Assisted Individualization
adalah: 1 model TAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang diukur dengan persentase ketuntasan belajar secara klasikal dari
data awal, siklus I, dan siklus II. Ketuntasan belajar siswa dari pra tindakan ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 52, dari siklus I ke siklus II juga
mengalami peningkatan hasil belajar siswa sebesar 9, 2 Tahapan pembelajaran TAI meliputi: teams, placement test, teaching group, student
creative, team study, whole class units, fact test, team score and team recognition
. Kedelapan tahap sudah diterapkan dengan baik dalam pembelajaran. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1 penggunaan
pembelajaran kooperatif model Team Assisted Individualization dapat meningkatkan hasil belajar siswa, 2 model TAI terdiri dari 8 tahapan yang
secara keseluruhan sudah diterapkan dengan baik dalam pembelajaran. Disarankan kepada guru untuk mengembangkan model pembelajaran TAI
dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas masing- masing dengan memperhatikan kendala waktu yang dibutuhkan dalam
pembelajaran. b.
Ridlo, 2011 dengan judul penelitian “Penerapan model kooperatif TAI team assisted individualization untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV di SDN Purwantoro 2 kota Malang”. Nilai rata-rata siswa kelas IV A SDN Purwantoro 2 Malang
sebelum dilakukan pembelajaran dengan metode TAI masih belum mencapai Standar Ketuntasan Minimum yang telah ditetapkan yaitu 75. skor rata-rata
aktivitas belajar siswa dalam mengikuti kegitan pelajaran IPS pada siklus I penerapan model TAI Team Assisted Individualization adalah 71 dan hasil
belajar siswa yang telah tuntas belajar sebesar 38 10 siswa dan yang belum tuntas belajar sebesar 61 16 siswa. Jadi dapat disimpulkan belum
mencapai standar ketuntasan klasikal sebesar 75 , hasil pada siklus II untuk
aktivitas siswa adalah 75 dan hasil belajar siklus II ini, terdapat 25 siswa yang sudah tuntas KKM sebesar 70,00 100 . Setelah dilakukan penerapan
model TAI Aktivitas dan hasil belajar siswa dengan mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Dari 28 siswa kelas IVA terdapat peningkatan
aktivitas siswa dari aspek keaktifan, keberanian, dan kerjasama. Skor aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II meningkat 4 , sedangkan hasil
belajar siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 38 . Kesimpulan peneliti bahwa model TAI dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan model pembelajaran TAI pada matapelajaran lain
agar diperoleh hasil penelitian yang lebih mewakili dari hasil penelitian ini. penelitian ini dapat dijadikan acuan atau rujukan bagi peneliti lain dalam
melaksanakan dan mengembangkan penelitian berikutnya. c.
Prasetyo, Wahyu Fajar, dkk. 2012 dengan judul penelitian “
Penggunaan Multimedia Dan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Pkn dengan Materi Organisasi Siswa Kelas V SD N Kartasura 07 Tahun 2012”. Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah
dilaksanakan dalam dua siklus
menunjukkan adanya peningkatan nilai hasil belajar PKn materi organisasi dari pratindakan, siklus I dan siklus II. Pada
pratindakan ketuntasan belajar siswa adalah 42,86 atau 9 siswa dengan nilai terendah 50 dan nilai ter-tinggi 90. Pada siklus I ketuntasan belajar siswa naik
menjadi 76,19 atau 16 siswa dengan nilai terendah 54 dan nilai tertinggi 96. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa juga mengalami kenaikan menjadi
85,71 atau 18 siswa dengan nilai terendah 62 dan nilai tertinggi 100. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan multimedia dan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar PKn materi
organisasi siswa kelas V SD N Kartasura 07 tahun 2012.
Ketiga penelitian tersebut dapat digunakan sebagai landasanacuan penelitian ini yang berjudul Penerapan Model Team Assisted Individualization
TAI dengan Multimedia untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn pada Siswa Kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang.
2.3. KERANGKA BERPIKIR