sampel penelitian. Penyebaran jumlah anggota sampel adalah seperti tertera pada tabel berikut.
Tabel 4. Sebaran Sampel Penelitian
No. Area Kecamatan
Jumlah SD Jumlah Guru
Keterangan 1. Mijen
5 12
2. Tugu 5
11 3. Ngaliyan
5 13
4. Semarang Barat
5 10
5. Semarang Utara
5 11
6. Semarang Timur
5 11
7. Semarang Tengah
5 13
8. Semarang Selatan
6 14
9. Genuk 6
10 10. Gayamsari
6 10
11. Pedurungan 6
11 12. Tembalang
6 14
13. Candisari 6
14 14. Gajahmungkur
6 15
15. Banyumanik 6
15 16. Gunungpati
6 16
Jumlah 89
200
3.3 Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Instrumentasi
Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, ada dua kelompok variabel yang dirancang, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas merupakan variabel yang diduga menjadi penyebab terjadinya perubahan pada variabel terikat, sedangkan variabel terikat adalah variabel
yang diduga terpengaruh secara fungsional oleh variabel bebas. Variabel bebas terdiri atas apresiasi guru mengenai pembangunan
karakter, kepemimpinan kepala sekolah, kultur sekolah, dan rancangan pembelajaran, yang memuat bahan ajar, media pembelajaran, dan metode
pembelajaran.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan apresiasi guru tentang pembangunan karakter adalah kognisi, afeksi, dan konasi para guru yang
menjadi anggota sampel penelitian, mengenai pembangunan karakter. Sedangkan kepemimpin kepala sekolah dimaknai sebagai otoritas kepala
sekolah dalam membina, memfasilitasi kreatifitas guru, dan bekerja sama dengan para guru yang menjadi bawahannya dalam membinakan karakter
Character Building. Selanjutnya mengenai kultur sekolah, dimaksudkan sebagai tata nilai,
sikap hidup, dan kebiasaan yang terjadi di lingkungan sekolah yang dibentuk oleh para warga sekolah mengenai pembangunan karakter. Sedangkan
rancangan pembelajaran adalah persiapan tertulis yang disusun oleh guru yang dalam mendeteksi muatan pembangunan karakter difokuskan pada bahan ajar,
media pembelajaran, dan metode pembelajaran. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah berupa proses pembelajaran
yang bermuatan pembangunan karakter, yaitu proses pembelajaran yang berspiritkan pembangunan karakter pada para peserta didik, dengan indikasi
adanya moral knowing, moral feeling, dan moral action. Terhadap proses pembelajaran yang demikian akan dilihat tiga aspek yaitu interaksi antar
peserta didik, perilaku peserta didik, serta suasana pembelajaran. Hubungan fungsional antar variabel digambarkan pada gambar dibawah
ini.
Gambar 13. Model SEM Structure Equiation Modeling hubungan antara Faktor-faktor Determinan terhadap Kualitas
Pembelajaran Pembangunan Karakter
Keterangan Gambar
Variabel Laten :
1.Variabel Ksi : ξ
1
: Apresiasi Guru ξ
2
: Kepemimpinan Kepala Sekolah ξ
3
: Kultur Sekolah ξ
4
: Rancangan Pembelajaran ξ
2
ξ
3
ξ
4
ξ
1
η X
1.2
X
1.3
X
1.1
X
2.2
X
2.3
X
2.1
X
3.2
X
3.3
X
3.1
X
4.2
X
4.3
X
4.1
Y
2
Y
3
Y
1
2. Variabel Eta η: Pembelajaran Pembangunan Karakter
Variabel Indikator
1. Apresiasi Guru tentang Pembangunan Karakter: X
1.1
:kognisi tentang pembangunan karakter X
1.2
:afeksi pembangunan karakter X
1.3
:konasi berkenaan dengan pembangunan karakter 2. Kepemimpinan Kepala Sekolah
X
2.1
:membina X
2.2
:memfasilitasi kreatifitas guru X
2.3
:kerja sama 3. Kultur sekolah
X
3.1
: tata nilai di lingkungan sekolah berkenaan dengan pembangunan karakter
X
3.2
: sikap hidup di lingkungan sekolah berkenaan dengan pembangunan karakter
X
3.3
: kebiasaan di lingkungan sekolah berkenaan dengan pembangunan karakter
4. Rancangan Pembelajaran X
4.1
:bahan ajar X
4.2
:metode pembelajaran X
4.3
:media pembelajaran 5. Pembelajaran yang bermuatan pembangunan karakter
Y
1
:interaksi antar peserta didik
Y
2
:perilaku peserta didik Y
3
:suasana pembelajaran Teknik analisis multivariat dalam penelitian ini menggunakan SEM
Structural Equation Modeling. Untuk mengeliminasi pembiasan makna perlu notasi atau simbol variabel operasional sebagai satuan dalam persamaan
struktural. Dalam pemberian notasi variabel dibuatlah suatu matrik seperti Tabel berikut.
Tabel 5. Matrik Simbol Variabel Laten dan Varibel Indikator
No. Variabel Laten
Variabel Indikator Simbol
Eksogen Endogen
Eksogen Endogen
1 - Pembelajaran
bermuatan pembangunan
karakter η
- interaksi antar peserta
didik Y
1
- Perilaku peserta didik
Y
2
- suasana pembelajaran
Y
3
2 Apresiasi guru character
building -
ξ
1
Kognisi tentang character
building -
X
1.1
Afeksi tentang
character building
- X
1.2
Konasi pembangunan
karakter -
X
1.3
3 Kepemi mpinan kepala
sekolah -
ξ
2
Membina - X
2.1
Mempenga ruhi
- X
2.2
Kerjasama - X
2.3
4 Kultur Sekolah
- ξ
3
tata nilai di lingkungan sekolah
- X
3.1
sikap hidup di lingkungan
sekolah -
X
3.2
kebiasaan di lingkungan
sekolah -
X
3.3
5 Rancang an Pembelajaran
ξ
4
Bahan ajar X
4.1
Metode pembelajaran
X
4.2
Media Pembelajaran
X
4.3
Dari tabel di atas ditunjukkan bahwa terdapat 20 dua puluh variabel dalam penelitian ini yang terdiri atas 5 lima variabel laten dan 15 lima
belas variabel indikator. Variabel laten endogen satu variabel yaitu pembelajaran bermuatan pembangunan karakter, dan variabel laten eksogen 4
variabel yaitu apresiasi guru tentang pembangunan karakter, kepemimpinan kepala sekolah, kultur sekolah, dan rancangan pembelajaran. Sedangkan
variabel indikator endogen sebanyak 3 variabel dan variabel indikator eksogen sebanyak 12 variabel.
Selanjutnya dalam melakukan pengumpulan data, sesuai dengan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah angket.
Beberapa keuntungan dperoleh ketika menggunakan angket sebagai instrumen penelitian. Pertama, peneliti tidak bertindak sebagai human instrumen,
sehingga dapat minta bantuan orang lain. Kedua, dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden sehingga mempercepat proses
pengumpulan data. Ketiga, dengan dirancang secara anonim, responden tetap dapat memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya. Keempat dapat terstandarisasikan, artinya semua responden bisa diberi pertanyaan yang sama.
Model angket yang digunakan adalah angket tertutup dengan pilihan ganda, sehingga reponden tinggal memilih saja alternatif jawaban yang
tersedia. Penskoran menggunakan skala Likert. Untuk memperdalam analisis data mengenai data empiris yang
diperoleh, dilakukan pula pengambilan data dengan wawancara mendalam depth interview pada beberapa responden. Data wawancara ini merupakan
pelengkap saja dari temuan penelitian yang diperoleh melalui analisis kuantitatif. Hal ini yang dikatakan oleh Brannen bahwa metode kualitatif
berperan sebagai penunjang metode kuantitatif Brannen, 2002:38-39.
3.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen