Pembuktian Hipotesis Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambar 19. Model hubungan rancangan pembelajaran yang berspiritkan pembangunan karakter dengan pembelajaran bermuatan pembangunan karakter Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa angka koefisien jalurnya sebesar 0,35, angka tersebut menunjukkan pengaruh yang cukup tinggi, hal ini berarti bahwa jika rancangan pembelajaran dibuat oleh guru dengan berspiritkan pembangunan karakter, maka pembelajaran lebih memberikan muatan pembangunan karakter.

4.2 Pembuktian Hipotesis Penelitian

Hipotesis utama penelitian ini adalah jika terjadi peningkatan kualitas variabel laten eksogen berupa apresiasi guru tentang pembangunan karakter, kepemimpin kepala sekolah yang mendukung pembangunan karakter; kultur sekolah yang berkenaan dengan pembangunan karakter; dan rancangan pembelajaran, akan kondusif bagi terciptanya model pembelajaran PKn di sekolah dasar yang bermuatan pembangunan karakter. Temuan model penuh dari hasil 0.69 0.66 0.86 perhitungan LISREL ditunjukkan bahwa semua variabel laten eksogen bersama- sama menopang terbentuknya pembelajaran bermuatan pembangunan karakter. Variabel yang memberikan pengaruh tertinggi yang dapat dilihat dari koefisien jalur adalah kultur sekolah mencapai 0,62, disusul dengan kepemimpinan kepala ekolah 0,23, selanjutnya rancangan pembelajaran 0,17, terakhir apresiasi guru terhadap pembangunan karakter sebesar 0,05. Dari hipotesis utama tersebut, kemudian diturunkan menjadi 4 sub hipotesis, yang perlu dilakukan uji signifikansi model kontribusi. Untuk uji signifikansi model kontribusi apresiasi guru, kepemimpinan kepala sekolah, kultur sekolah dan rancangan pembelajaran dalam membentuk proses pembelajaran yang bermuatan pembangunan karakter pada Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dasar dapat dilihat dari hasil analisis regresi dengan tabel ANOVA seperti pada tabel berikut. Tabel 23. Uji signifikansi model Dari tabel di atas dapat dilihat nilai F sebesar 81,706 dan signifikansinya sebesar 0,000. Nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 5 hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan apresiasi guru, ANOVA b 2380,924 4 595,231 81,706 ,000 a 1420,576 195 7,285 3801,500 199 Regression Residual Total Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Predictors: Constant, Rancangan Pembelajaran, Kultur Sekolah, Kepemimpinan Kasek, Apresiasi guru tentang pembangunan karakter a. Dependent Variable: Pembelajaran Pembangunan Karakter b. kepemimpinan kepala sekolah, kultur sekolah dan rancangan pembelajaran dalam membentuk proses pembelajaran yang bermuatan pembangunan karakter pada Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dasar. Adapun koefisien korelasi gandanya sebesar determinasinya sebesar 0,791 dan koefisien determinasinya sebesar 62,6. Model regresinya dapat dibuat dengan melihat tabel berikut. Tabel 24. Koefisien-koefisien setiap variabel Dari tabel di atas dengan melihat koefisien Beta Standardized coefficient bahwa Apresiasi Guru terhadap Pembelajaran Bermuatan pembangunan karakter = 0,136; Kepemimpinan Kepala Sekolah = 0.318; Kultur Sekolah = 0,470; Rancangan Pembelajaran = 0,115. Sedangkan nilai t masing-masing sebesar: 2,459, 6,247, 9,909, dan 2,210 dengan signifikansi masing-masing lebih kecil dari 0,05, yaitu 0,015, 0,000, 0,000, dan 0,028. Nampak jelas bahwa kondisi empiris yang memberikan pengaruh terbesar pada pembelajaran bermuatan pembangunan karakter adalah kultur sekolah, dan Coefficients a 6,139 2,104 2,918 ,004 ,143 ,058 ,136 2,459 ,015 ,477 ,173 ,108 ,361 ,058 ,318 6,247 ,000 ,613 ,408 ,273 ,683 ,075 ,470 9,099 ,000 ,695 ,546 ,398 ,070 ,032 ,115 2,210 ,028 ,345 ,156 ,097 Constant Apresiasi guru ttg Pemb. Karakter Kepemimpinan Kasek Kultur Sekolah Rancangan Pembelajaran Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Zero- order Partial Part Correlations Dependent Variable: Pembelajaran Pembangunan Karakter a. kepemimpinan kepala sekolah, sementara apresiasi guru dan rancangan pembelajaran masih relatif kecil konstribusinya. Dengan demikian, maka sub hipotesis pertama yang berbunyi pengaruh apresiasi guru tentang pembangunan karakter berupa kognisi, afeksi, dan konasi berpengaruh terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang mengemban misi sebagai pembangun karakter, terbukti secara empiris. Begitu juga dengan sub hipotesis kedua yang berbunyi faktor kepemimpin kepala sekolah yang dimaknai sebagai otoritas kepala sekolah dalam membina, memfasilitasi kreatifitas guru, dan bekerja sama dengan para guru yang menjadi bawahannya dalam membinakan pembangunan karakter mempengaruhi langsung secara signifikan terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang mengemban misi sebagai pengembang karakter juga terbukti secara meyakinkan. Begitu juga dengan sub hipotesis ketiga yang berbunyi faktor kultur sekolah yang mencakup tata nilai, sikap hidup, dan kebiasaan yang terjadi di lingkungan berkenaan dengan pembangunan karakter mempengaruhi terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang mengemban misi sebagai pengembang karakter, dan sub hipotesis keempat yang berbunyi faktor rancangan pembelajaran meliputi bahan ajar, media pembelajaran, dan metode pembelajaran berhubungan dan berkontribusi langsung secara signifikan terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang mengemban misi sebagai pengembang karakter, terbukti secara meyakinkan. Nampak jelas bahwa kondisi empiris yang memberikan pengaruh terbesar pada pembelejaran bermuatan pembangunan karakter adalah kultur sekolah, dan kepemimpinan kepala sekolah, sementara apresiasi guru dan rancangan pembelajaran masih relatif kecil pengaruhnya, kendatipun tetap signifikan, yang berarti tidak dapat diabaikan.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian