sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat, dokter, bidan , sumber daya, jarak, akses kepelayanan kesehatan, sistem rujukan.
3. Faktor penguat Reinforcing factors, merupakan faktor dari luar
individu yang meliputi faktor sikap dan perilaku keluarga, tokoh masyarakat, tokoh agama, petugas termasuk petugas kesehatan.
Termasuk juga di sini undang-undang, peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan
Notoatmodjo, 2007.
2.1.3 Kualitas Pelayanan
2.1.3.1 Pengertian Kualitas Pelayanan
Menurut Wyckof dalam Lovelock 1998, kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas
tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.
Menurut Parasuraman, et al mengemukakan bahwa terdapat dua faktor yang mempengarhui kualitas pelayanan yaitu
pelayanan yang diharapkan expected service dan pelayanan
yang dirasakan perseived service. Apabila jasa yang yang
diterima atau dirasakan sesuai dengan yang diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan Tjiptono,
2004:59-60.
Berdasarkan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah totalitas karakteristik pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan harapan pasien dan standar yang ada.
2.1.3.2 Dimensi Kualitas Pelayanan
Menurut Parasuraman, et al., 1985 yang melakukan penelitian khusus terhadap beberapa jenis jasa dan berhasil
mengidentifikasi sepuluh faktor utama yang menentukan kualitas jasa.
Kesepuluh faktor
tersebut meliputi
reliability, responsiveness, competence, acces, courtesy, communication,,
credibility, security, understanding or knowing the customer, tangibles. Dalam perkembangan selanjutnya yaitu tahun 1988,
Parasuraman,dkk menemukan bahwa sepuluh dimensi yang ada dapat
dirangkum menjadi
hanya lima
dimensi SERVQUALTjiptono, 2004:69-70.
Menurut Parasuraman, et al., 1988 menjelaskan bahwa ada lima dimensi SERVQUAL Tjiptono, 2004:69-70; Rambat L
dan A. Hamdani, 2009:182, yaitu : a Bukti Langsung
tangible b Keandalan
Reliability c Daya Tanggap
Responsiveness d Jaminan dan Kepastiaan
Assurance
e Empati Empathy
2.1.3.3 Persepsi
Persepsi dapat diartikan juga sebagai proses seorang individu memilih, mengorganisasi dan menafsirkan masukan-masukan
informasi untuk menciptakan sebuah gambar yang bermakna tentang dunia Kotler, 1994. Persepsi tergantung bukan hanya
pada sifat-sifat rangsangan fisik, tetapi juga pada hubungan rangsangan dengan medan sekelilingnya dan kondisi dalam diri
individu.
2.1.4 Kepuasan