Menurut peneliti, mereka yang berpendidikan tinggi cara pikirnya lebih kritis, lebih informatif, dan mengharapkan lebih sehingga mereka
cenderung tidak cukup puas terhadap pelayanan yang kurang sesuai dengan harapan mereka, sedangkan mereka yang berpendidikan rendah
cenderung lebih menerima dan memahami apa yang telah diberikan kepada mereka.
5.1.4 Hubungan Status Pekerjaan Dengan Kepuasan Peserta BPJS
Berdasarkan analisis bivariat antara status pekerjaan dengan kepuasan peserta BPJS menggunakan uji
Chi-Squaredidapatkan hasil p- valuesebesar 0,504 RP=1,094; 95CI=0,920-1,301. Hasil p
0,504 ∝ 0,05, maka tersebut tidak sesuai dengan hipotesis
sebelumnya karena menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara status pekerjaan dengan kepuasan peserta BPJS terhadap pelayanan
instalasi rawat jalan, sedangkan nilai risk prevalens1,094 sebesar
menunjukkan bahwa pasien peserta BPJS yang berstatus bekerja 1,094 lebih besar merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan dari pada
pasien yang tidak berstatus bekerja. Hasil penelitian ini juga didukung oleh Dake 2008, Anjaryani
2009, dan Hidayati, dkk 2014 yang mengemukakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara status pekerjaan dengan tingkat
kepuasan. Parasuraman et al 1985 dalam Situmpol 2012 menyatakan
bahwa orang yang memiliki status pekerjan lebih baik maka tingkat kepuasannya lebih tinggi. Sedangkan menurut Rahman 2006
menyatakan bahwa orang yang bekerja cenderung memiliki harapan lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak bekerja terhadap pelayanan
kesehatan Menurut peneliti seseorang yang memiliki pekerjaan dan pekerjaan
yang lebih baik cenderung memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi untuk memenuntut pelayanan yang lebih baik lagi daripada seseorang
yang tidak memiliki pekerjaan.
5.1.5 Hubungan Status Kepesertaan Dengan Kepuasan Peserta BPJS
Berdasarkan analisis bivariat antara status kepesertaan dengan kepuasan peserta BPJS menggunakan uji
Chi-Squaredidapatkan hasil p- valuesebesar 1,000 RP=1,000; 95CI=0,795-1,258. Hasil p 1,000
∝ 0,05, makatersebut tidak sesuai dengan hipotesis sebelumnya karena menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara status
kepesertaan dengan kepuasan peserta BPJS terhadap pelayanan instalasi rawat jalan, sedangkan nilai
risk prevalenssebesar1,000 menunjukkan bahwa pasien peserta BPJS yang berstatus peserta PBI 1,000 kali lebih
besar merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan dari pada pasien yang berstatus peserta bukan PBI.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh Situmpol 2012 yang menyatakan bahwa tidak adanya hubungan yang bermakna antara status
kepesertaan dengan kepuasan peserta yang berstatus peserta penanggung lebih puas daripada peserta dengan status kepesertaan sebagai keluarga
tertanggung.
Nasir Ayat dan Mahmood Khalidi 2008 menyatakan tidak adanya hubungan yang signifikan antara status kepesertaan dengan kepuasan,
dimana tertanggung lebih puas dan ini dikarenakan mereka hanya menerima pelayanan yang diberikan kepada mereka.
Menurut Yildiz 2004 mengemukakan bahwa dimana penanggung merasa tidak puas daripada tertanggung dan ini dikarenakan penanggung
mempunyai kewajiban untu membayar dan cenderung untuk menuntut pelayanan yang lebih baik.
5.1.6 Hubungan Antara Persepsi Prosedur Pelayanan Pendaftaran