Gerak Lurus Tinjauan Materi Gerak

Keterangan : = Perubahan kecepatan ms = Perubahan waktu s a = Percepatan rata-rata ms 2

2.7.6 Gerak Lurus

Gerak suatu benda dalam lintasan lurus disebut gerak lurus. Buah kelapa yang jatuh dari pohonnya adalah contoh gerak lurus. Gerak bumi mengelilingi matahari merupakan gerak dengan kecepatan tetap dengan waktu tempuh satu tahun. Menurut bentuk lintasannya, gerak lurus dibagi menjadi gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan. Benda yang bergerak dengan kecepatan tetap dikatakan melakukan gerak lurus beraturan. Jadi, syarat benda bergerak lurus beraturan apabila gerak benda menempuh lintasan lurus dan kelajuan benda tidak berubah. Pada gerak lurus beraturan, benda menempuh jarak yang sama dalam selang waktu yang sama. Dengan kata lain, perbandingan jarak dengan selang waktu selalu konstan atau kecepatannya konstan. Pada gerak lurus beraturan GLB kelajuan dan kecepatan hampir sulit dibedakan karena lintasannya yang lurus menyebabkan jarak dan perpindahan yang ditempuh besarnya sama. Persamaan GLB, secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut. atau Keterangan : v = kecepatan ms s = perpindahan m t = waktu s Secara grafik digambarkan sebagai berikut Hubungan jarak terhadap waktu adalah sebagai berikut. Jika benda sudah memiliki jarak tertentu terhadap acuan maka : Dengan = kedudukan benda pada t = 0 kedudukan awal Kecepatan gerak benda pada GLB adalah tetap. Seperti terlihat pada grafik di bawah, benda bergerak dengan kecepatan tetap v ms. Selama t sekon maka jarak yang ditempuh adalah s = v x t. Jarak yang ditempuh benda tersebut dalam suatu grafik v – t pada GLB adalah sama dengan luas daerah yang diarsir. t sekon V ms V Gambar 2.3 Grafik Hubungan antara Jarak terhadap Waktu pada GLB Jika sebuah sepeda motor menuruni sebuah bukit maka kecepatannya semakin bertambah besar. Gerak lurus berubah beraturan GLBB adalah gerak benda pada lintasan lurus dengan kecepatannya berubah secara teratur tiap detik. percepatan adalah perubahan kecepatan tiap detik. Dengan demikian, pada GLBB benda mengalami percepatan secara teratur atau tetap. Hubungan antara besar kecepatan v dengan waktu t pada gerak lurus berubah beraturan GLBB ditunjukkan pada grafik dibawah ini. Jika Vo menyatakan kelajuan benda mula-mula t = 0 dan Vt menyatakan kelajuan benda pada waktu t, maka kelajuan rata-rata benda dapat dituliskan berikut ini. t sekon V ms v t t sekon V ms Vt t Vo Gambar 2.4 Hubungan Kecepatan v dan Waktu t pada GLB Gambar 2.5 Grafik Hubungan antara v-t pada GLBB Percepatan maka atau Dari persamaan di atas diperoleh : = atau t atau Jadi, s menyatakan jarak yang ditempuh benda yang bergerak dengan percepatan tetap a selama waktu t dari kedudukannya mula-mula. Di bawah ini adalah grafik hubungan s-t, v-t dan a-t pada GLBB. 2.8 Kerangka Berpikir Penetapan standar proses pendidikan merupakan kebijakan yang sangat penting dan strategis untuk pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan. s a v t t t Gambar 2.6 Grafik Hubungan antara ; a s-t, b v-t, c a-t pada GLBB a b c Melalui standar proses pendidikan setiap guru dan atau pengelola sekolah dapat menentukan bagaimana seharusnya proses pembelajaran berlangsung Sanjaya, 2006: 13. Proses pembelajaran adalah merupakan suatu sistem. Dengan demikian, pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan mempengaruhi proses pembelajaran. Begitu banyak komponen yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan, namun demikian, tidak mungkin upaya meningkatkan kualitas dilakukan dengan memperbaiki setiap komponen secara serempak. Hal ini selain komponen-komponen itu keberadaanya terpencar, juga kita sulit menentukan kadar keterpengaruhannya setiap komponen. Komponen yang selama ini dianggap sangat mempengaruhi proses pendidikan adalah komponen guru. Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa sebagian besar guru sains khususnya guru fisika di SMP Negeri 2 Boja dalam menyampaikan materi masih menggunakan metode ceramah, latihan soal dan tidak berbasis kepada inkuiri. Selama proses pembelajaran dengan metode ceramah berlangsung, sebagian besar siswa cenderung pasif, bosan dan cenderung meremehkan penjelasan guru pada saat pembelajaran. Proses pembelajaran fisika yang bersifat teacher center, guru tidak berusaha untuk mengajak siswa berfikir sehingga tidak ada timbal balik dan kerjasama kelompok atau diskusi antara guru dan siswa saat pembelajaran berlangsung. Siswa cenderung hanya menerima penjelasan dari guru tanpa adanya usaha untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Pembelajaran fisika yang tidak berbasis inkuiri mengakibatkan pembelajaran yang hanya bersifat sebagai produk saja yaitu siswa hanya menghafalkan rumus dan teori. Pembelajaran fisika sebagai proses yaitu sikap dan aplikasi tidak tersentuh sama sekali. Hal ini dapat berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah berdasarkan hasil ulangan akhir semester mata pelajaran IPA semester 1 tahun ajaran 20122013. Dalam proses pembelajaran guru harus bisa selektif dalam menerapkan, memilih atau menggabungkan beberapa pendekatan, metode, strategi dan model- model pembelajaran. Dengan begitu kompetensi dan tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal apabila pemilihan model-model pembelajaran tepat dan disesuaikan dengan materi, tingkat kemampuan siswa, karakter siswa, kemampuan sarana dan prasarana dan kemampuan guru dalam menerapkan secara tepat guna Iru, 2012: 1. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama yaitu tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran tetapi adanya unsur kerjasama untuk penguasaan materi tersebut. Gambar 2.7 Diagram Kerangka Berpikir

2.9 Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI MTS NEGERI 2 SEMARANG

1 7 128

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

0 2 16

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Peningkatan Kreativitas Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada Siswa K

0 1 17

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) Dengan Pemanfaatan Media Komik

0 0 18

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) Dengan Pemanfaatan Media Komik

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (Team Assisted Individualization) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU BANGUNAN DI SMK PU NEGERI BANDUNG.

0 1 30

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

1 1 14

BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) - PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI EFIKASI DIRI SISWA KELAS VII SMP NEG

0 0 19