Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran yaitu siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah
kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain, siswa dapat mengembangkan
kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain, kemudian siswa dapat membantu
anak untuk peduli pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan Sanjaya, 2006: 249.
Adapaun kelemahan dari strategi pembelajaran kooperatif yaitu untuk memahami dan mengerti filosofis strategi pembelajaran kooperatif memang butuh
waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang
dianggap memiliki kelebihan, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat
mengganggu iklim kerjasama dalam kelompok. Ciri utamanya adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Penilaian yang diberikan didasarkan kepada hasil
kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu.
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted
Individualization TAI
Model pembelajaran Teams Assisted Individualization merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang berarti siswa ditempatkan dalam
kelompok-kelompok kecil yang heterogen, antara lain dalam hal nilai akademiknya. Pengelompokan ini masing-masing kelompok beranggotakan empat
sampai lima orang siswa. Salah satu dari anggota kelompok sebagai seorang ketua yang bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. Teams Assisted
Individualization mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan kognitif
individu, sebagaimana
yang diungkapkan
Vygotsky bahwa
perkembangan kognitif terjadi melalui interaksi dan percakapan seorang anak dengan lingkungan sekitarnya, baik teman sebaya, orang dewasa, atau orang lain
dalam lingkungannya Nuryani, 2013: 1-5. Menurut Ibrahim, sebagaimana dikutip oleh Firmansyah 2013: 211-317,
bahwa pembelajaran kooperatif Teams Assisted Individualization memberi keuntungan baik pada siswa kelompok atas maupun kelompok bawah yang
bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa yang pandai ikut bertanggung jawab membantu yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian
siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami materi pelajaran.
Kunci model pembelajaran kooperatif Teams Assisted Individualization adalah penerapan bimbingan antar teman.
Ada beberapa alasan perlunya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization untuk dikembangkan sebagai
variasi pembelajaran agar hasil belajar dapat tercapai, antara lain adalah dalam model pembelajaran ini tidak ada persaingan antar siswa karena siswa saling
bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dalam mengatasi cara berpikir yang
berbeda, siswa tidak hanya mengharap bantuan dari guru, tetapi siswa juga termotivasi untuk belajar cepat dan akurat pada seluruh materi dan guru
setidaknya hanya menggunakan setengah dari waktu mengajarnya sehingga akan lebih mudah dalam pemberian bantuan secara individu Slavin, 1995: 98.
Model pembelajaran tipe Teams Assisted Individualization ini memiliki 8 komponen, kedelapan komponen tersebut adalah sebagai berikut Nuryani, 2013:
1-5. a Teams yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5
siswa. b Placement Test yaitu pemberian pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata
nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.
c Student Creative yaitu melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan dimana keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan
kelompoknya. d Teams Study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh
kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkan.
e Teams Score and Teams Recognition yaitu pemberian score terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok
yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
f Teaching Group yaitu pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.
g Fact test yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.
h Whole-Class Units yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhiri waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah Suyitno, 2004: 8.
Adapun tahap-tahap dalam model pembelajaran TAI adalah sebagai berikut. 1 Guru menentukan suatu pokok bahasan yang akan disajikan kepada siswa
dengan mengadopsi model pembelajaran TAI 2 Guru menjelaskan kepada seluruh siswa tentang akan diterapkannya model
pembelajaran TAI, sebagai suatu variasi model pembelajaran. Guru menjelaskan kepada siswa tentang pola kerjasama antar siswa dalam suatu
kelompok. 3 Guru menyiapkan materi bahan ajar yang akan diselesaikan oleh kelompok
siswa. 4 Guru memberikan pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian
siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu. Mengadopsi komponen Placement Test.
5 Guru memberikan materi secara singkat. Mengadopsi komponen Teaching Group.
6 Guru membentuk kelompok kecil yang heterogen tingkat kepandaiannya tetapi harmonis berdasarkan nilai ulangan harian siswa, setiap kelompok 4-5
siswa. Mengadopsi komponen Teamss.
7 Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa LKS yang telah dirancang sendiri sebelumnya. Kemudian siswa menerapkan bimbingan
anatar teman Teams Assisted Individualization sebelum guru memberikan bantuan secara individual bagi yang memerlukannya. Mengadopsi
komponen Teams Study. 8 Ketua
kelompok melaporkan
keberhasilan kelompoknya
dengan mempresentasikan hasil kerjanya dan siap untuk diberi ulangan oleh guru.
Mengadopsi komponen Student Creative. 9 Guru memberikan post-test untuk dikerjakan secara individu. Mengadopsi
komponen Fact Test. 10 Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil
jika ada berdasarkan hasil koreksi. Mengadopsi komponen Teams Score and Teams Recognition.
11 Guru memberikan tes formatif sesuai dengan kompetensi yang ditentukan. Setiap metode pelajaran sudah pasti ada kekurangan ada pula
kelebihannya. Begitu pula pada pembelajaran kooperatif metode TAI Teams Assisted Individualization, kekurangan terjadi ketika pengelolaan kelas yang
dilakukan oleh guru kurang baik maka jalan proses pembelajarannya juga kurang baik. Dan ketika dilihat dari faktor siswa adanya anggota kelompok yang pasif
dan tidak mau berusaha serta hanya mengandalkan diri teman sekelompoknya. Hal tersebut dapat terjadi, dan oleh karena itu instruksi dari guru dengan
pengawasan ketika dalam proses kelompok belajar harus lebih ditingkatkan dan tentunya dapat meminimalisasi efek kepasifan siswa.
2.4 IPA Ilmu Pengetahuan Alam