Tahap Awal Tahap Akhir

4.2 Hasil Analisis Data Hasil Belajar

4.2.1 Tahap Awal

Hasil uji homogenitas dari skor ulangan umum semester 1 kelas VII yang berjumlah delapan kelas diperoleh 28,969. Sedangkan pada 5 dengan dk = 28 diperoleh 41, 337. Karena , maka kedelapan sampel tersebut mempunyai varians yang sama homogen. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Berdasarkan uji homogenitas didapatkan seluruh kelas VII homogen sehingga dapat digunakan sebagai sampel. Teknik penentuan perlakuan untuk sampel menggunakan sampel acak sederhana simple random sampilng dengan cara diundi sehingga diperoleh dua kelas yaitu VII G dan VII H. Kelas VII G sebagai kelas kendali diberi perlakuan dengan metode ceramah-demonstrasi, sedangkan kelas VII H sebagai kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization.

4.2.2 Tahap Akhir

Analisis data akhir bertujuan untuk menjawab hipotesis yang telah dirumuskan. Data yang digunakan dalam analisis data akhir yaitu hasil pre-test dan post-test kelompok eksperimen dan kelompok kendali. Ada beberapa pengujian pada tahap akhir yaitu uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji perbedaan dua rata-rata, uji peningkatan hasil belajar dan uji lembar observasi. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas juga digunakan untuk mengetahui uji selanjutnya apakah menggunakan statistik parametrik atau statistik non parametrik. Dalam uji normalitas rumus yang digunakan adalah rumus Chi Kuadrat. Hipotesis yang diuji yaitu Ho : kelompok subjek penelitian berdistribusi normal dan Ha : kelompok subjek penelitian tidak berdistribusi normal. Kriteria pengujiannya jika dengan derajat kebebasan dk = k-3 dengan taraf signifikan 5 maka data berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kendali sebelum dan setelah perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan 4.2 Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Pre-test Kelas K Kriteria Simpulan Eksperimen 3,73 6 7,81 Ho diterima Kendali 4,02 6 7,81 Ho diterima Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Post-test Kelas K Kriteria Simpulan Eksperimen 5,56 6 7,81 Ho diterima Kendali 5,93 6 7,81 Ho diterima Dari tabel diatas terlihat bahwa maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas sampel berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya mengenai uji normalitas hasil belajar kelas eksperimen dan kendali dapat dilihat pada Lampiran 28. Tujuan dari uji kesamaan dua varians adalah untuk mengetahui kedua kelas mempunyai keadaan awal yang sama atau tidak. Hipotesis yang diuji yaitu Ho : kelompok subjek penelitian homogen dan Ha : kelompok subjek penelitian tidak homogen. Kriteria yang digunakan dalam uji kesamaan dua varians adalah kelompok varians sama jika Hasil perhitungan uji kesamaan dua varians data hasil pre-test dan data hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kendali dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan 4.4 Tabel 4.3 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Pre-test Kelas Varians Jumlah Siswa Eksperimen 93,06 32 1,65 2,05 Kendali 56,32 32 Tabel 4.4 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Post-test Kelas Varians Jumlah Siswa Eksperimen 122,98 32 0,73 2,05 Kendali 167,35 32 Dari tabel di atas terlihat bahwa maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas sampel memiliki varians yang sama atau dengan kata lain kedua kelas sampel homogen. Perhitungan selengkapnya mengenai uji kesamaan dua varians hasil belajar dapat dilihat pada Lampiran 32 dan 33. Setelah diberi tes akhir yang sama pada kelompok eksperimen dan kendali, maka dari data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan maksud untuk pengujian hipotesis. Dari analisis data yang diperoleh bahwa rata-rata kelompok eksperimen sebesar 75,28 dan rata-rata kelompok kendali sebesar 64,50. Berdasarkan perhitungan uji perbedaan dua rata-rata pihak kanan diperoleh hasil bahwa tingkat signifikan data post-test diperoleh dari hasil = 3,37 yang dikonsultasikan ke dengan derajat kebebasan dk = 62 dan taraf signifikan 5 sebesar 1,999. Dengan demikian harga . Hal ini berarti ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kendali. Perhitungan lebih jelasnya dapat dilihat di Lampiran 34. Uji peningkatan rata-rata pemahaman bertujuan untuk mengetahui besar peningkatan rata-rata hasil belajar sebelum diberi perlakuan dan setelah mendapat perlakuan. Peningkatan rata-rata pemahaman siswa kelas eksperimen dan kelas kendali dapat dilihat pada Tabel 4.5 Tabel 4.5 Hasil Uji Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif Kelas Rata-Rata Pre-test Rata-Rata Post-test Gain Eksperimen 49,09 75,28 0,51 Kendali 44,47 64,50 0,36 Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa peningkatan hasil belajar kelompok eksperimen dan kendali termasuk dalam kategori yang sedang. Perhitungan selengkapnya mengenai uji gain hasil belajar dapat dilihat ada Lampiran 35. Peningkatan hasil belajar afektif dan psikomotorik dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan 4.7. Tabel 4.6 Hasil Uji Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Afektif Kelas Rata-Rata Awal Rata-Rata Akhir Gain Eksperimen 58,67 78,91 0,48 Kendali 27,58 35,31 0,11 Tabel 4.7 Hasil Uji Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Rata-Rata Awal Rata-Rata Akhir Gain Eksperimen 66,25 78,44 0,36 Kendali 38,75 45,47 0,11 Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa peningkatan hasil belajar kelompok eksperimen termasuk kategori sedang dan kendali termasuk dalam kategori rendah. Perhitungan selengkapnya mengenai uji gain hasil belajar afektif dan psikomotorik dapat dilihat pada Lampiran 46 dan 53.

4.2.3 Hasil Belajar Kognitif

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI MTS NEGERI 2 SEMARANG

1 7 128

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

0 2 16

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Peningkatan Kreativitas Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada Siswa K

0 1 17

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) Dengan Pemanfaatan Media Komik

0 0 18

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) Dengan Pemanfaatan Media Komik

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (Team Assisted Individualization) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU BANGUNAN DI SMK PU NEGERI BANDUNG.

0 1 30

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

1 1 14

BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) - PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI EFIKASI DIRI SISWA KELAS VII SMP NEG

0 0 19