Simbol dan Identitas Bahasa

4 ETNOEKOLOGI MASYARAKAT SAMIN Abstract This study aimed to reveal the Samin community interaction with the environment. The study was conducted in August 2009 to June 2010. Study sites included seven villages in four districts namely Larikrejo and Kaliyoso Kudus District; Ngawen and Bombong Pati District; Klopoduwur and Pond Blora District and the Japanese village Bojonegoro District. Data collection used field survey methods, open and semistructured interviews. Interviews were conducted to the key informants and supporters with the number of informants were 72. Determination of informants used purposive sampling and snowball sampling techniques. The results showed that the Samin communities have local knowledge in managing and utilizing biological resources and their environment. Their local knowledge was reflected in the shapes and forms of land use management system. Unit land of their production activities were in the form of fields, yards, moor, ponds, swamps, rivers and forests. The relationship between the Samin community and their environment was a manifestation of their worldview, such as between human wong, food sandang and clothing pangan . Key word: ethnoecology, land use, local knowledge, the Samin 4.1 Pendahuluan Etnoekologi merupakan bidang studi yang kehadirannya relatif baru, sehingga terminologinya masih menjadi perdebatan diantara para ahli. Istilah etnoekologi dicetuskan oleh Conklin 1954 ketika mempelajari masyarakat Hanunoo di Philipina. Secara istilah Etnoekologi dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu multidisiplin yang mengkaji hubungan timbal balik antara aspek pola pikir dan aspek praktis suatu etnik terhadap sumberdaya alam mereka berikut pengaruhnya dalam suatu proses produksi. Kajiannya bertumpu pada bagaimana pemanfaatan alam oleh kelompok masyarakat etnis sesuai ragam kepercayan, pengetahuan dan pandangan kelompok etnis bersangkutan dalam pemanfaatannya Toledo 1992; Purwanto 2007. Studi etnoekologi mencakup keseluruhan pengetahuan ekologi masyarakat lokal yang menganalisis semua aspek pengetahuan lokal masyarakat tentang lingkungannya meliputi persepsi dan konsepsi masyarakat lokal terhadap lingkungannya corpus beserta strategi adaptasi dan sistem produksi serta pengelolaan sumberdaya alam yang terdapat di dalamnya praxis. Pengetahuan ini juga menganalisis pengaruh persepsi lokal tentang lingkungan dan 54 pengetahuan lokal mengenai pembangunan, serta pengaruh semua aktivitas manusia terhadap lingkungannya Purwanto 2007. Adanya paradigma baru tentang sustainability dalam ilmu ekologi mendorong munculnya bidang studi etnoekologi ini. Menurut Toledo 1992 bidang ilmu etnoekologi berkembang dari 4 bidang ilmu yaitu: etnobiologi, agro- ekologi, etnosain dan geografi lingkungan. Sehingga studi etnoekologi berkembang tidak hanya mempelajari interaksi antara suatu bentuk kehidupan dengan kehidupan lainnya, dan lingkungannya, tetapi juga menganalisis sistem pengetahuan masyarakat lokal dalam mengelola lingkungannnya berikut strategi adaptasi dan sistem produksi yang dikembangkan. Sistem pendayagunaan sumberdaya hayati pada setiap daerah dan suku atau kelompok masyarakat mempunyai karakteristik yang khas. Perbedaan ini pada akhirnya akan mempengaruhi segala kegiatan atau aktivitas manusia dalam hidupnya. Dengan demikian tidak heran kalau dijumpai pola kehidupan maupun perilaku pada setiap suku atau kelompok masyarakat. Pemahaman pengetahuan masyarakat lokal mengenai tata ruang bertujuan untuk mengetahui tingkat strategi adaptasi masyarakat terhadap kondisi lingkungan yang ada di sekitarnya. Selain itu pemahaman ini juga untuk mengidentifikasi aktivitas masyarakat dan menilai pengaruhnya terhadap kondisi lingkungan. Selanjutnya kita dapat pula melihat bagaimana masyarakat mengelola dan memanfaatkan lingkungannya tersebut. Kearifan ekologi dalam konteks sejumlah pengetahuan yang berkaitan dengan kegiatan aktivitas masyarakat lokal dapat menggambarkan pola adaptasi yang memainkan peranan penting dalam keberhasilan pertanian mereka Amsikan 2006. Penggalian pengetahuan ekologi masyarakat lokal, khususnya di kalangan masyarakat Samin diharapkan mempunyai implikasi positif dan strategis terhadap pemeliharaan lingkungan dan sumberdaya alamnya untuk kelangsungan hidup mereka.

4.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan sistem pengetahuan masyarakat lokal yang berkaitan dengan lingkungannya, antara lain meliputi: pandangan tentang lingkungan alam, pembagian ruang tata ruang, praktek- praktek pemanfaatan dan cara pengelolaannya.