Sarana dan Prasarana Kondisi Sosial Budaya .1 Jumlah Penduduk, Tingkat Pendidikan dan Mata Pencaharian

56

4.3.4 Metode Pengumpulan Data

Untuk mengungkapkan sistim pengetahuan dan pola pikir masyarakat, aktivitas produksi dan pengelolaan lingkungan digunakan metode penelitian antropologi. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara, yaitu: wawancara bebas open ended, dan wawancara terstruktur. Penelitian ini juga menggunakan metode pengamatan terlibat partisipant observation yaitu dengan pengamatan langsung dan terlibat dalam aktivitas kehidupan masyarakat sehari-hari CIFOR 2004; Usman Akbar 2008. Daftar pertanyaan baku yang disiapkan meliputi: • Klasifikasi satuan lingkungan • Persepsi terhadap satuan lingkungan • Bentuk-bentuk aktivitas setiap satuan lingkungan • Pola tanam • Tanda-tanda alam dalam aktivitas pertanian • Jenis tanaman budidaya • Tatacara pengelolaan lahan • Pemupukan dan teknologi pembuatan pupuk • Tahap pengerjaan sawah Penentuan informan menggunakan teknik sampling purposive sampling dan snowball sampling Sugiyono 2005. Purposive sampling adalah pemgambilan narasumber dengan tujuan tertentu disesuaikan dengan ketentuan penelitian. Dalam penelitian ini sebagai nara sumber difokuskan pada informan kunci, jumlah informan kunci 21 orang. Untuk mendapatkan informan kunci yang tepat didasarkan atas rekomendasi tokoh adat atau tokoh masyarakat setempat Purwanto 2007. Selain itu digunakan Informan pendukung yaitu masyarakat Samin diluar informan kunci, 31 orang tokoh masyarakat non Samin yang terkait antara lain pemerintah desa , Petugas Penyuluh Pertanian PPL 10 orang, dan masyarakat umum 10 orang. Sedang Snowball sampling yaitu teknik penentuan nara sumber informan berdasarkan petunjuk atau penentuan informal awal terhadap seseorang yang dianggap lebih mampu memberikan informasi sesuai kebutuhan penelitian. Untuk mengetahui struktur dan komposisi tiap unit lahan pada lingkungan Masyarakat Samin dilakukan analisis vegetasi dengan menggunakan metode baku acuan penelitian ekologi Muller-Dumbois Ellenberg 1974; Cox 1976; 57 Setiadi et al. 1989. Pengambilan sampel vegetasi, ukuran plot dan cara pengamatannya disesuaikan dengan ukuran, bentuk dan kondisi satuan lingkungan. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling yaitu ditentukan pada dusun pemukiman masyarakat Samin di Larikrejo dan Kaliyoso Kudus, Ngawen dan Bombong Pati, Klopoduwur Blora, Tambak Blora dan Jepang Margomulyo Bojonegoro. Pencuplikan data ekologi di setiap satuan lingkungan adalah sebagai berikut: 1. Sampling untuk pekarangan Sampling untuk satuan lingkungan yang berupa pekarangan dilakukan pengambilan petak sampel dan pengukuran plot dengan metode seperti yang digunakan Yuniati 2004: a. Pemilihan pekarangan sebagai cuplikan diambil secara purposive sampling. Secara statistik agar seluruh komunitas tumbuhan terwakili pengamatannya, maka dipilih secara acak minimal 20 dari luasan pekarangan masyarakat Samin. b. Setiap pekarangan cuplikan diukur luasnya di luar bangunan fisik, dilakukan pencatatan nama jenis penyusun vegetasi, jumlah jenis dan diameter basal area dbh untuk tegakan pohon. Untuk pohon petak sampling disesuaikan dengan luas bangunan, untuk semak menggunakan plot kuadrat berukuran 5x5m. Untuk herba dan semai, dicatat nama jenis dan jumlah individu dengan membuat plot ukuran 1x1 m yang ditempatkan secara acak pada pekarangan. 2. Sampling untuk tegalan Batasan tegalan adalah tanah kering bukan hutan yang letaknya jauh dari rumah. Sampling tegalan dilakukan pada dusun pemukiman masyarakat Samin Larikrejo dan Kaliyoso Kudus, Ngawen dan Bombong Pati, Klopoduwur Blora, Tambak Blora dan Jepang Margomulyo Bojonegoro. a. Pemilihan tegalan sebagai cuplikan diambil secara purposive sampling. Secara statistik agar seluruh komunitas tumbuhan terwakili pengamatannya, maka dipilih secara acak minimal 20 dari luasan tegalan masyarakat Samin. b. Pada setiap satuan lingkungan tegalan dibuat plot dengan ukuran: 10 x 10 m untuk pohon dbh 10 cm, 5 x 5 m untuk semak dan anak