Dusun Larikrejo dan dusun Kaliyoso Dusun Bombong dan Ngawen

36 Tanah pada dataran rendah di Pati, Kudus dan Blora umumnya mempunyai tipe tanah Inseptisol latosol, alluvial. Tanah Inseptisol tergolong masih muda, teksturnya lebih halus dari pasir halus berlempung. Bahan asal bervariasi dan penyebarannya dari dataran rendah sampai pegunungan dengan iklim basah sampai kering. Sifat tanah sangat bervariasi, dari sangat miskin sampai kaya unsur hara, tergantung sifat bahan asal dan keadaan lingkungannya. Gambar 11 Peta tanah pada lokasi penelitian Sumber : Bakosurtanal 1999

3.3 Iklim dan Curah Hujan

Iklim mengalami fluktuasi sepanjang masa. Variasi iklim tahunan yang dialami di Jawa dan Bali sekarang ini merupakan akibat dari osilasi massa udara di dalam kawasan tropis Whitten et al. 1999. Osilasi disebabkan pergerakan matahari antara garis balik utara dan garis balik selatan melintasi garis katulistiwa setiap bulan. Iklim berpengaruh penting dalam distribusi tumbuhan, perbedaan yang relative kecil berpengaruh besar. Distribusi tipe vegetasi di jawa dan Bali sangat dipengaruhi jumlah bulan kering dan curah hujan. Faktor ini digunakan untuk memetakan distribusi tipe vegetasi alami. Bulan kering curah hujan kurang dari 60 mm, bulan basah adalah bulan dengan curah hujan lebih dari 100mm. Klasifikasi iklim berkaitan erat dengan zona vegetasi. Andosol Latosol, alluvial 37 Klasifikasi iklim yang banyak dipakai adalah yang dibuat oleh Schmidt dan Ferguson 1951 yang didasarkan atas nisbah bulan kering terhadap bulan basah disebut Q yang nilainya dinyatakan dengan persen. Bulan kering adalah bulan dengan curah hujan kurang dari 60mm, sedang bulan basah adalah bulan dengan curah hujan lebih dari 100 mm Whitten et al. 1999. Klasifikasi ini terdiri dari enam kategori Tabel 2 . Tabel 2 Enam kategori iklim di Jawa dan Bali Tipe iklim Kategori Persen Q Lembab A Q=0-14 Agak musiman B Q=14-33 Musiman C Q=33-60 Musiman D Q=60-100 Sangat musiman E Q=100-167 Sangat musiman F Q=167-100 Sumber: Schmidt Ferguson 1951, Whittmore 1984 Curah hujan merupakan variabel ekologis terpenting, karena berkaitan langsung dengan pertumbuhan tanaman. Bagian Jawa Timur lebih kering dibanding Jawa bagian barat. Wilayah Jawa memiliki iklim tropis. Curah hujan di Pulau Jawa bagian barat cenderung lebih tinggi dari pada Jawa bagian timur. Di Jawa Tengah curah hujan tahunan rata-rata 2000 mm, dan suhu rata-rata 21- 32 C. Daerah dengan curah hujan tinggi terutama terdapat di Nusakambangan bagian barat, dan sepanjang Pegunungan Serayu Utara. Daerah dengan curah hujan rendah dan sering terjadi kekeringan di musim kemarau berada di daerah Blora dan sekitarnya serta di bagian selatan Kabupaten Wonogiri. Jawa Timur memiliki iklim tropis basah, dibandingkan dengan wilayah Pulau Jawa bagian barat, Jawa Timur pada umumnya memiliki curah hujan yang lebih sedikit. Curah hujan rata-rata 1.900 mm per tahun, dengan musim hujan selama 100 hari. Suhu rata-rata berkisar antara 21-34 °C. Gambaran iklim dan cuaca selama lima tahun 1995-1999 di lokasi penelitian di lakukan dengan pengambilan data sekunder dari BMKG pada stasiun klimatologi terdekat. Retata Curah hujan tahunan selama lima tahun bervariasi, kurang dari 50mm di daerah Bojonegoro, dan sekitar 150 mm di Pati, Kudus dan Blora. Curah hujan tertinggi pada bulan Desember-Januari Gambar 12. Rerata kelembaban udara sekitar 80, kecuali di Bojonegoro hampir 95 Gambar 13. Rerata suhu udara tahunan berkisar antara 25-31 o C Gambar 14. 38 Gambar 12 Rata-rata curah hujan di wilayah penelitian tahun 2005-2009 Gambar 13 Rata-rata kelembaban udara di wilayah penelitian tahun 2005-2009 Gambar 14 Rata-rata suhu udara di wilayah penelitian tahun 2005-2009