Kebaruan Penelitian Novelty Ethnobiology of thesamin

15 Pergerakan Samin tersebut oleh sejumlah penulis sering disebut Geger Samin. Pada dasarnya catatan tersebut menggambarkan sejarah dan tahab perjuangan Samin Surosentiko dan para pengikutnya. Gerakan tersebut menguat karena Samin Surosentiko sekaligus menyampaikan ajaran-ajaran moral kepada para pengikutnya. Samin Surosentiko merupakan seorang pejuang yang membela rakyat melawan ketidakadilan yang dialami akibat penindasan oleh pemerintah kolonial Belanda pada saat itu. Samin Surosentiko yang hidup dari tahun 1859 sampai dengan tahun 1914 telah memberi warna sejarah perjuangan bangsa. Walaupun orang-orang yang bukan warga Samin mencemoohnya, tetapi sejarah telah mencatatnya, bahwa dia telah menghimpun kekuatan yang luar biasa untuk membebaskan dari pemerintah kolonial.

2.1.3 Persebaran Masyarakat Samin

Samin Surosentiko mulai menyebarkan ajarannya di desa Klopoduwur, Kabupten Blora, pada tahun 1890. Kemudian meluas ke desa Bapangan Kecamatan Menden. Selanjutnya ke daerah Kedungtuban, Sambong, Jiken, Jepon, Blora, Tunjungan, Ngawen, Todanan, Kunduran, Bangirejo dan Doplang Benda Castel 1969. Persebaran masyarakat Samin meluas ke luar wilayah Kabupaten Blora, ada dua alasan yang menjelaskan penyebaran ini, pertama: dilakukan sendiri oleh Samin Surosentiko, dibantu oleh murid-muridnya seperti Wongsorejo di Jiwan, Madiun, Engkrak di Grobogan dan Karsiyah di Kajen Pati. Kedua, banyak orang Samin yang meninggalkan desanya, menghindarkan diri dari penangkapan kolonial Belanda karena menolak membayar pajak dan menyerahkan sebagian hasil panen mereka, mereka sembunyi di pinggiran hutan jati atau sungai Mumfangati et al. 2004. Jumlah pengikut Samin pada awal pergerakannya mengalami perkembangan pesat. Pada tahun 1903, Residen Rembang melaporkan bahwa pengikut Samin berjumlah sekitar 772 orang di desa-desa Blora selatan dan sebagian wilayah Bojonegoro Hutomo 1996. Pata tahun 1907 dilaporkan pengikut Samin berjumlah 5000 orang Hutomo 1996 atau 3000 keluarga menurut Poluso 2006. Sedangkan Residen Rembang J.E. Jasper pada tahun 1916 melaporkan jumlah pengikut Samin berjumlah 2305 keluarga, meliputi 1701 keluarga di Blora dan 283 keluarga tinggal di Pati, Rembang, Grobokan, Ngawi dan Kudus Benda Castle 1969 Gambar 2. Pada akhirnya tahun 1930 16 gerakan Samin mulai menurun jumlah pengikutnya karena ketiadaan pemimpin yang tangguh. Pada jaman pemerintahan Jepang paham Samin tidak banyak diceritakan lagi. Gambar 2 Peta persebaran masyarakat Samin pada awal pergerakannya berdasarkan laporan Jasper tahun 1917 Sumber Benda Castle 1969 Keterangan: Komunitas Samin, arah persebaran Tidak banyak bukti sejarah yang mengungkapkan perkembangan ajaran Samin pada awal masa kemerdekaan. Namun menurut beberapa tokoh Samin yang berhasil diwawancarai, masyarakat Samin pada saat itu banyak yang tidak mengetahui kalau bangsanya sudah merdeka. Sehingga mereka masih menutup diri dan tidak kooperatif terhadap terhadap penguasa. Di desa Klopoduwur Blora pada masa kemerdekaan sampai tahun 1965, ajaran Samin masih berkembang. Namun setelah tahun ini gerakan Samin di desa tersebut tidak terlihat dengan nyata Widyarini 2006. Pada saat meletusnya pemberontakan PKI tahun 1965, banyak tokoh Samin yang ikut ditangkap, karena dituduh ikut terlibat dalam gerakan tersebut. Kondisi tersebut semakin menyudutkan keberadaan orang Samin. Berdasarkan wawancara penulis dengan Kepala Desa Klopoduwur bahwa bahwa pada saat ini 17 komunitas`Samin di Klopoduwur sudah tidak ada. Namun hasil pengamatan di lapangan masih menunjukkan terdapat kelompok masyarakat yang masih meyakini ajaran Samin. Hingga saat ini belum didapatkan data akurat mengenai di mana saja persebaran masyarakat Samin dan berapa jumlah penganut Samin yang ada. Sifat ajaran Samin yang merupakan bentuk ajaran kebatinan, atau kepercayaan dan tidak tercantum dengan jelas pada kartu identitas misalnya KTP, KK atau lainnya, sehingga menyulitkan dalam pendataannya. Komunitas Samin di Blora yang masih bisa dijumpai selain di Klopoduwur adalah di dusun Tambak, desa Sumber Blora, desa Kemantren, desa Sambong, dan desa Bapangan. Sedang di Bojonegoro komunitas Samin tinggal di dusun Jepang Desa Margomulyo. Di Kabupaten Pati masyarakat Samin tinggal di dusun Bombong dan Ngawen, Kecamatan Sukolilo dan desa Nggaliran. Sedang di Kabupaten Kudus masyarakat Samin masih banyak di jumpai di dusun Kaliyoso desa Karangrowo dan desa Larikrejo Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus Gambar 3. Gambar 3 Peta sebaran masyarakat Samin saat ini