Management’s Discussion and Analysis
104
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
Produksi Non Kayu
Perum Perhutani tidak hanya mengandalkan pendapatan dari hasil hutan kayu, tetapi mulai
meningkatkan pendapatan dari hasil hutan bukan kayu. Hasil hutan bukan kayu tersebut meliputi
hasil hutan yang belum diolah maupun yang me- lalui proses pengolahan pabrikasi,diantaranya :
a.  Getah Pinus
Pinus merkusii menghasilkan getah yang digu- nakan sebagai bahan baku untuk produksi gon-
dorukem dan terpentin untuk pasar nasional mau- pun internasional. Melalui proses destilasi, getah
pinus diubah menjadi gondorukem dan terpentin.
Indonesia kalah jauh dari Cina yang menduduki peringkat pertama produksi getah dunia dengan
sadapan hutan pinus seluas 1.3 juta hektar de- ngan produksi per pohonnya 6 kilogram per ta-
hun.Luas sadapan getah pinus di Indonesia, men- capai 145.000 hektar dengan produksi getah per
pohonnya 2.4 kg per tahun. Kontribusi Indonesia pada pasar getah internasional berkisar 5-8 pers-
en. Cina memasok 80 persen pasar getah dunia. Baik Indonesia maupun Cina, pasar terbesarnya
sama, Eropa dan Amerika dengan harga pasaran 1.800-2.000 dolar per ton.
Non Timber Production
Perum Perhutani not rely solely on income from timber	 harvesting,	 but	 began	 to	 increase	 income
from	 non-timber	 forest	 products.	 NTFPs	 include unprocessed forest products as well as through pro
- cessing manufacturing, including:
a. Pine sap
Pinus produce sap that is used as a raw material for the production of Gum Rosin and turpentine to na
- tional	and	international	markets.	Through	a	process
of distillation, pine resin and turpentine turned into gondorukem.
Indonesia lost much of China which was ranked irst	 in	 the	 world	 production	 of	 sap	 tapping	 pine
forests	covering	1.3	million	hectares	with	a	produc- tion	 of	 6	 pounds	 per	 tree	 per	 tapping	 tahun.Luas
pine	resin	in	Indonesia,	reaching	145,000	hectares with	a	production	of	2.4	kg	of	latex	per	tree	per	year.
Indonesia’s	 contribution	 to	 the	 international	 mar- ket	ranges	from	5-8	percent	sap.	China	supplies	80
percent	 of	 the	 world	 gum	 market.	 Both	 Indonesia and China, its biggest market together, Europe and
America	with	a	market	price	of	1800-2000	dollars per	ton.
Pada data tahun 2010, produksi getah pinus Per- hutani mencapai 77.000 tontahun dan diproyek-
sikan potensi produksi getah dalam 5 tahun ke de- pan akan meningkat hingga ± 100.000 tontahun.
Dengan banyaknya industri kimia, farmasi, hingga makanan di berbagai negara, permintaan getah ini
akan terus meningkat. Getah pinus ini bahan baku tinta, cat, wipol, kosmetik, tinner, makanan hingga
campuran bahan bakar pesawat luar angkasa. In the 2010 data, Perhutani pine sap production
reached	77,000	tons		year	and	the	projected	po- tential latex production in the next 5 years will in
- crease	to	±	100,000	tons		year.
With many chemical industries, pharmaceutical, to food in many countries, this sap demand will con
- tinue	to	increase.	This	pine	resin	raw	material	ink,
paint, wipol, cosmetics, paint thinner, food to fuel mixture	spacecraft.
Management’s Discussion and Analysis
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
105
Perum Perhutani menargetkan produksi getah pinus tahun 2012 sebesar 99.498 ton. Pada ta-
hun 2012, Perum Perhutani mampu menghasilkan 101.266 ton getah pinus 102 dari RKAP 2012,
naik 1,18 dari tahun sebelumnya yang mencapai 100.080 ton.
Terdapat beberapa cara teknik penyadapan yaitu koakanquarre, bentuk V, goresanguratan dan
bor, dari keempat teknik tersebut yang paling efek- tif atau banyak menghasilkan getah pinus adalah
dengan menggunakan teknik koakan, Perhutani pun menggunakan teknik tersebut dilapangan.
Pada tahun 2012, Perum Perhutani memiliki luas ka- wasan hutan pinus produksi sebesar 163.150 hektar,
dengan potensi pohon pinus produksi sebanyak 32.088.888 pohon sehingga didapat produktivitas
getah pinus komulatif pada tahun 2012 sebesar 10,48 grphnhr. Produktivitas paling tinggi berada
di Unit II Jawa Timur sebesar 12,09 grphnhr, posisi kedua dipegang Unit I Jawa Tengah sebesar 10,48
grphnhr dan terkecil dipegang Unit III Jawa Barat Banten sebesar 8,19 grphnhr. Daftar produkti-
vitas getah pinus dapat dilihat pada tabel berikut : Perum Perhutani targets pine resin production in
2012	amounted	to	99	498	tonnes.	In	2012,	Perum Perhutani is able to produce 101 266 tons of pine
resin	102	of	RKAP	2012,	up	1.18	from	the	pre- vious	year	to	reach	100	080	tonnes.
There	are	several	ways	that	tapping	techniques	Ko- akan		Quarre,	V	shape,	scratches		nicks	and	drill,
of	 these	 four	 techniques	 are	 the	 most	 effective	 or many pine resin is produced using techniques Ko
- akan, Perhutani also use these techniques in the
ield. In	 2012,	 Perum	 Perhutani	 has	 a	 land	 area	 of	 163
150 hectares of pine production, with the potential for	pine	tree	production	by	32,088,888	trees	in	or-
der	to	get	pine	sap	cumulative	productivity	in	2012 amounted	to	10.48	g		tree		hr.	Highest	productivity
was	in	Unit	II	of	East	Java	at	12.09	g		tree		hr,	the second	position	is	held	Unit	I	Central	Java	at	10.48
g		tree		hr	and	held	smallest	Unit	III	West	Java	and Banten	amounted	to	8.19	g		tree		hr.	List	of	pine	sap
productivity	can	be	seen	in	the	following	table:
UNIT LUAS Width
JUMLAH PRODUKSI
Production 4  2
4  3 Ha
Pohon  Tree Ton
TonHa grPhnhr
Ha Pohon
Ton TonHa
grPhnhr 1
2 3
4 5
6 UNIT I
80.579 16.133.417
50.733 0,63
10,48 UNIT II
50.877 9.379.240
34.025 0,67
12,09 UNIT III
31.695 6.576.231
16.150 0,51
8,19 Kualitas getah pinus dibedakan atas dua kelas yai-
tu getah pinus Mutu I dan Mutu II, dibedakan ber- dasarkan warna dan kadar kotoran juga kadar air
yang terkandung di dalamnya, dapat dilihat dari gambar berikut ini :
Quality	pine	resin	divided	into	two	classes,	namely pine sap Mutu Mutu I and II, distinguished by color
and moisture content of impurities contained in it, can be seen from the following picture:
Management’s Discussion and Analysis
106
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
Pada tahun 2012 getah pinus dengan Mutu I yang dihasilkan Perum Perhutani sebesar 101.058 ton,
naik 0,26 dari tahun sebelumnya, sedangkan Mutu II menurun 0,26.
URAIAN 2011
2012 PERUBAHAN Changes
Description Ton
Ton
MUTU I 99,619
101,058 0.26
MUTU II 461
208 0.26
TOTAL 100,080
101,266 In 2012 with Mutu I pine sap produced by Perum Per
- hutani	101	058	tonnes,	up	0.26	from	the	previous
year,	while	Mutu	II	decreased	0.26.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi getah : 1.  Kesehatan pohon, yaitu jika pohon sehat
mungkin menghasilkan getah lebih banyak. 2.  Jarak tanam yaitu hutan pinus dengan jarak
tanam yang jarang iklim mikronya tidak lembab dan bersuhu tinggi sehingga meng-
hasilkan getah pinus lebih banyak, demikian sebaliknya.
3.  Iklim dan tempat tumbuh yaitu pohon pinus yang tumbuh di daerah dengan curah hujan
tinggi, dingin atau di daerah dengan tinggi 700 m dpl menghasilkan getah sedikit, curah
hujan rata-rata  2.000 mmthn, suhu antara 22-28 °C dan tinggi tempat 400-700 m dari
permukaan laut menghasilkan getah optimal.
4.  Bonita yaitu pada tanah yang subur memung- kinkan menghasilkan getah pinus yang lebih
banyak. 5.  Upaya stimulansia yaitu upaya perangsangan
pada luka sadapan dengan bahan kimia asam, upaya penggunaan stimulansia harus meng-
gunakan pedoman yang teliti agar tetap ra- mah lingkungan.
b.  Kopal