Management’s Discussion and Analysis
122
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
b. Penjualan kayu olahan
Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang tertu- ang pada Peraturan ketentuan mengenai ekspor
kayu diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 20M-DAGPER52008
Tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehuta- nan, Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 01M-
DAGPER12007 Tentang Perubahan atas Lampiran Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 558MPP
KEP121998 Tentang Ketentuan Umum di Bidang Ekspor. dan upaya pembangunan dunia industri
kayu di Indonesia maka Perum Perhutani melalui Direktorat Industri telah mengelola 3 tiga pabrik
pengolahan kayu yang tersebar di beberapa kota di Indonesia yaitu Gresik, Cepu dan Brumbung. Selain
ketiga pabrik tersebut, Perhutani juga menjalin ker- jasama pengolahan dengan beberapa perusahaan
pengolahan kayu milik swasta telah memproduksi berbagai produk barang setengah jadi seperti kayu
gergajian Raw Sawn TimberRST dan barang jadi
atau inish produk seperti Garden Furniture, Floor- ing, Housing Component, Veneer dan Lamela. Dian-
tara seluruh produk tersebut, hanya Finish Produk yang mampu menghasilkan devisa melalui eksport
ke beberapa Negara di Eropa dan Asia Timur.
Tahun 2012, Pendapatan Perum Perhutani dari penjualan hasil industri kayu Rp. 285,34 Milyar atau
naik 42 terhadap penjualan tahun 2011, dengan komposisi 66 adalah penjualan luar negeri eks-
port dan 34 adalah penjualan dalam negeri. Berikut ini kami sampaikan realisasi penjualan dan
harga rata-rata produk hasil industri kayu.
b. Sales of Processed Wood
In line with Government policy set out in the Regu- lation on the export of timber etentuan Regulation
of the Minister of Trade of the Republic of Indonesia Number 20M-DAGPER52008 About Terms of
Forestry Industry Products, Trade Minister Regula -
tion No. 01M-DAGPER 12007 on the amend- ment to Annex Decision of the Minister of Trade
No. 558MPPKEP121998 On Export General Provisions. and timber industry development efforts
in Indonesia, Perum Perhutani through the Direc -
torate of Industries has been managing three 3 wood processing plants in several cities in Indone-
sia namely Gresik, Cepu and Brumbung. In addition to three plants, processing Perhutani also formed
a partnership with a privately-owned timber pro- cessing company has been producing a variety of
semi-inished goods products such as sawn timber Raw Sawn Timber RST and inished goods or in-
ished products such as Garden Furniture, Flooring, Housing Component, Veneer and Lamela. Among
all these products, only Finish products capable of generating foreign exchange through exports to
several countries in Europe and East Asia. In 2012, revenues from the sale of Perum Perhutani
wood industry Rp. 285.34 billion, up 42 to sales in 2011, with a composition of 66 is foreign sales
exports and 34 were domestic sales. The following are the sales and the average price of
the wood products industry.
NO URAIAN Description
SATUAN Unit RKAP
2012 REAL SD. DESEMBER
Realization Up To Dec 2012
2011 5 : 4
5 : 6 1
2 3
4 5
6 7
8 A
Finished Product
1
VL Vinir Slice Veneeer x Rp.1000,-
22,356,828 12,789,514
9,118,269 57
140
2
Garden Funiture Jati Teak Garden Furniture
x Rp.1000,- 33,301,060
43,958,044 47,564,963
132 92
3
Finish Flooring Jati Teak Finish Flooring x Rp.1000,-
98,945,700 57,763,680
17,624,124 58
328
4
Plinth Skirting x Rp.1000,-
1,121,352 -
-
5
Lamela x Rp.1000,-
41,837,241 792,868
1,568,715 2
51
6
Lamparket Jati Teak Lam-Parquet
x Rp.1000,- 2,716,619
2,599,093 -
105
7
Parket Blok Jati Teak Block Parquet x Rp.1000,-
11,335,310 3,533,134
- 321
8
Lainnya Others x Rp.1000,-
35,653,595 60,222,613
34,062,702 169
177 Jumlah Total
x Rp.1000,- 232,094,424
190,700,000 116,071,000
82 164
B
Harga Rata-Rata Average Price
1
VI Sayat Slice Veneer RpM2
25,303 14,475
10,320 57
140
2
Garden Funiture Jati Teak Garden Furniture
RpM3 34,190,000
39,283,328 34,367,748
115 114
3
Finish Flooring Jati Teak Finish Flooring RpM2
17,776,806 10,377,952
3,166,390 58
328
4
Lamela RpM3
69,728,735 58,430,153
38,261,341 84
153
5
Lamparket Jati Teak Lam-Parquet
RpM3 -
19,685,645 12,866,797
- 153
6
Parket Blok Jati Teak Block Parquet RpM3
- 13,959,741
10,739,009 -
130
Management’s Discussion and Analysis
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
123
Komunikasi Pemasaran
Untuk mendapatkan umpan balik dari para kon- sumen atas berbagai produk dan jasa yang dihasil-
kan, pada tahun 2012 Perum Perhutani melakukan survei kepuasan pelanggan. Survei dilakukan oleh
pihak independen yang kompeten, dan mencakup seluruh produk unggulan perusahaan dari ber-
bagai kelompok produk. Hasil survei digunakan oleh Perum Perhutani untuk menetapkan strategi
pemasaran yang paling tepat untuk masing-ma- sing kelompok produk dan pola pengembangan
yang harus dilakukan untuk suatu produk tertentu agar mampu memenuhi harapan konsumen.
Dengan dipenuhinya harapan dan kepuasan kon- sumen maka pemasaran produk tertentu akan
lebih terjamin dalam jangka panjang. Perencanaan produksi maupun investasi yang dilakukan oleh
Perusahaan akan semakin efektif dan efisien serta memberikan imbal hasil yang lebih optimal.
Analisis Keuangan
Aset, Aset Lancar dan Aset Tidak Lancar
Aset perusahaan per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 2,443 Triliun, naik sebesar Rp 256 Mi-
liar atau 12 dari posisi tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena adanya kenaikan aset lancar
sebesar Rp 103 Miliar atau 6 dan aset tidak lan- car sebesar Rp 153 Miliar atau 29.
Kenaikan pada aset lancar terutama disebabkan oleh peningkatan pajak dibayar dimuka yang
mencapai 151, sebesar Rp 77 miliar.
Sementara kenaikan pada aset tidak lancar teru- tama disebabkan oleh naiknya aset tetap karena
realisasi investasi pembangunan gedung asesmen termasuk pembelian tanah dan pengadaan per-
lengkapan produksi.
Kewajiban, Kewajiban Lancar dan Kewajiban Tidak Lancar
Kewajiban lancar tahun 2012 meningkat 29, sebesar Rp 108 miliar dari posisinya di tahun 2011.
Sementara itu, kewajiban jangka panjang men- galami penurunan sebesar Rp 19 Miliar atau 12
dari tahun sebelumnya. Penurunan terjadi karena komponen utama kewajiban tidak lancar, yakni ke-
wajiban imbalan pasca kerja dan kewajiban tidak lancar lainnya turun cukup signiikan. Secara kese-
luruhan kewajiban tidak lancar turun sebesar 12.
Marketing Communications
To get feedback from consumers on a variety of products and services produced, in 2012 Perum Per-
hutani conduct customer satisfaction surveys. The survey was conducted by a competent independent
party, and covers all the company’s lagship prod- ucts of various product groups. The survey results
are used by Perum Perhutani to establish the most appropriate marketing strategy for each product
group and the pattern of development that should be done for a particular product in order to meet
consumer expectations. With the fulillment of consumer expectations and
satisfaction of the marketing of certain products to be more secure in the long term. Production plan-
ning and investments made by the Company will be more effective and eficient and provide a more
optimal yields.
Financial Analysis
Assets, Current Assets and Current Assets
Assets of the company by December 31, 2012 amounted to Rp 2.443 trillion, an increase of Rp 256
billion or 12 from the previous year. It is caused due to an increase in current assets amounting
to Rp 103 billion or 6 and non-current assets amounting to Rp 153 billion or 29.
The increase in current assets was primarily due to an increase in prepaid taxes which reaches 151,
amounting to Rp 77 billion. While the increase in non-current assets is mainly
due to the increase in ixed assets investment for the realization of the construction of buildings, includ
- ing the purchase of land assessment and procure
- ment of production equipment.
Liabilities Current Liabilities and Non- Current Liabilities
Current liabilities increased by 29 in 2012, amount- ing to Rp 108 billion from its position in 2011. Mean-
while, long-term liabilities decreased by Rp 19 billion or 12 from the previous year. The decline occurred
because the main component of current liabilities, ie the employee beneit liabilities and other noncurrent
liabilities dropped signiicantly. Overall non-current liabilities decreased by 12.
Management’s Discussion and Analysis
124
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
Pendapatan
Pendapatan tahun 2012 mencapai nilai sebesar Rp 3.556 miliar, naik 13 dari pendapatan tahun 2011.
Pendapatan terutama berasal dari penjualan kayu tebangan yang mencapai Rp 1.526 miliar 43 to-
tal pendapatan dan industri kayu dan non kayu sebesar Rp 1.745 miliar 49 total pendapatan.
Kontribusi pendapatan produk industri dan hasil hutan lainnya pada tahun 2012 meningkat signii-
kan, seiring dengan membaiknya harga produk.
Beban Pokok Penjualan
Beban pokok penjualan meningkat 18 dari ta- hun 2011, mencapai angka sebesar Rp 2.679 miliar
terutama disebabkan adanya peningkatan biaya jasa lainnya sebesar Rp 157 miliar berupa kegiatan
RUPHR sebesar Rp 98 miliar.
Beban Usaha
Beban usaha yang terdiri dari beban pemasaran, beban umum administrasi serta beban hutan
lindung turun 15, terutama disebabkan oleh tu- runnya biaya pegawai sebesar Rp 126 miliar atau
turun 33.
Penghasilan Beban Lain-lain
Penghasilan net dari selisih pendapatan lain-lain dikurangi beban lain-lain menurun sebesar 36
menjadi Rp 76 miliar.
Laba sebelum pajak
Peningkatan pendapatan yang lebih besar diikuti dengan turunnya beban usaha dari tahun sebe-
lumnya membuat laba sebelum pajak meningkat sebesar 44 mencapai Rp 81 miliar.
Laba Bersih
Laba bersih Konsolidasian adalah sebesar Rp 202 miliar, naik dari laba bersih tahun sebelumnya,
sebesar Rp 150 miliar.
Arus Kas
Berdasarkan hasil evaluasi liquiditas tahun 2012, perusahaan memiliki dana likuid yang cukup
berupa kas dan setara kas sebesar Rp 827,07 Miliar atau naik sebesar Rp 44 Miliar atau 6 dari dana
likuid tahun 2011 sebesar Rp 783 Miliar. Dana li- kuid tersebut diperoleh dari aktivitas operasi, in-
vestasi dan pendanaan.
Income
Revenues in 2012 reached a value of USD 3.556 bil- lion, up 13 of revenue in 2011. Revenue primarily
from sales of timber, which reached Rp 1,526 billion 43 of total revenue and timber and non-timber
industries of Rp 1,745 billion 49 of total revenue. The revenue contribution of industrial products and
other forest products in 2012 increased signiicant- ly, in line with improving product price.
Cost of Sales
Cost of sales increased 18 from 2011, reaching a rate of Rp 2,679 billion, primarily due to increased
cost of other services amounting to Rp 157 billion in the form of activities RUPHR Rp 98 billion.
Operating Expenses
Operating expenses are comprised of marketing ex -
penses, general and administrative expenses as well as expenses fell 15 protected forest, mainly due to
the decline in personnel expenses amounting to Rp 126 billion, down 33.
Income Expense Other
Income net of other income margin reduced other expenses decreased by 36 to USD 76 billion.
Proit before tax
Greater increase in revenue followed by the de- crease in operating expenses from the previous year
to make proit before tax increased by 44 to reach USD 81 billion.
Net Income
Consolidated net proit amounted to Rp 202 billion, up from the previous year’s net proit of Rp 150 billion.
Cash Flow
Based on the evaluation of liquidity in 2012, the company has suficient liquid funds in the form of
cash and cash equivalents amounting to Rp 827.07 billion, an increase of Rp 44 billion or 6 of the liq-
uid funds in 2011 amounted to Rp 783 billion. The liquid funds derived from operating, investing and
inancing activities.
Management’s Discussion and Analysis
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
125
Kemampuan Membayar Utang dan Tingkat Kolektibilitas Piutang
Rentabilitas
Menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan
sumber daya yang tersedia. Meningkatnya pro- itabilitas membuat rentabilitas terhadap ekuitas
Return on equity naik dari 10 di tahun 2011 menjadi 12 di tahun 2012. Sementara rentabili-
tas terhadap aset Return on aset meningkat dari 8,76 di tahun 2011 menjadi sebesar 13,26 di
tahun 2012.
Solvabilitas
Menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam me- menuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka
panjang yang akan jatuh tempo. Rasio solvabilitas dihitung dengan membandingkan total aset ter-
hadap total kewajiban. Kenaikan jumlah kewajiban yang hanya sebesar 2 dan kenaikan aset yang
sebesar 15,5 membuat solvabilitas Perusahaan naik, dari 4,18x menjadi 4,72x, menunjukkan se-
makin tingginya kemampuan Perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo.
Pada tahun-tahun mendatang, jika rencana in- vestasi Perum Perhutani pada berbagai bidang
kegiatan industri pengolahan produk hutan dire- alisasikan, maka kewajiban Perusahaan akan me-
ningkat, dan solvabilitas perusahaan akan terpen- garuh.
Likuiditas
Menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam me- menuhi kewajiban jangka pendek yang akan jatuh
tempo, dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar. Pada tahun 2012 rasio
likuiditas ini meningkat menjadi 5,00x, menunjuk- kan kuatnya kemampuan Perum Perhutani dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek.
Tingkat Kolektibilitas Piutang
Tingkat Kolektibilitas PiutangCollection periods merupakan waktu hari yang diperlukan Perusa-
haan untuk menghimpun piutang usaha yang be- rasal dari penjualan pendapatan usaha. Pada ta-
hun 2012, nilai Collection period yang dicapai oleh Perum Perhutani adalah 18,39 hari. Sesuai dengan
Debt Paying Ability and Level Collectible Receivables
Proitability
Demonstrate the Company’s ability to generate net income by using available resources. Increased
proitability of making earnings to equity Return on equity rose from 10 in 2011 to 12 in 2012.
While proitability on assets return on assets in- creased from 8.76 in the year 2011 amounted to
13.26 in 2012.
Solvency
Demonstrate the Company’s ability to meet short- term liabilities and long-term that will expire. Sol-
vency ratio is calculated by comparing the total as- sets to total liabilities. The increase in total liabilities
of only 2 and an increase of 15.5 of assets that make up the Company’s solvency, of 4.18 x to 4.72
x, indicates the higher the ability of the Company to meet its maturing obligations.
In the coming years, if the investment plan Perum Perhutani in various ields of activities of forest
products processing industry is realized, then the li
- ability of the Company will be increased, and the
solvency of companies will be affected.
Liquidity
Demonstrate the Company’s ability to meet short- term obligations with a maturity date, calculated by
dividing current assets by current liabilities. In 2012 the liquidity ratio increased to 5.00 x, shows strong
ability Perum Perhutani in short-term obligations.
Collectibility of accounts receivable levels
Collectible level Receivable Collection periods is the time days required the Company to collect ac
- counts receivable derived from sales business in-
come. In 2012, the value of which is achieved by Collection period Perum Perhutani is 18.39 days.
In accordance with the Decree of the Minister of
Management’s Discussion and Analysis
126
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Neg- ara Nomor : KEP-100MBU2002 tanggal 4 Juni
2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara, maka Collection period Pe-
rum Perhutani dapat dikategorikan Baik dengan pencapaian skor 5,00.
Struktur Modal, Kebijakan Manajemen Atas Struktur Modal dan Tingkat
Solvabilitas
Modal
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 2003 tentang Perusahaan Umum Perum Perhu-
tani dinyatakan bahwa modal perusahaan meru- pakan dan berasal dari kekayaan negara yang di-
pisahkan dan tidak terbagi atas saham.
Nilai kekayaan negara ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan perhitungan yang dilakukan
oleh Departemen Keuangan dan Departemen Kehu- tanan. Dan berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
72 tahun 2010 ditetapkan besarnya modal perusa- haan adalah sebesar seluruh nilai penyertaan modal
negara dalam perusahaan dengan jumlah sebesar Rp 700.000.000.000 tujuh ratus miliar rupiah.
Ekuitas
Ekuitas perusahaan naik sebesar Rp 167 Miliar atau 10 dari posisi tahun 2011. Kenaikan disebabkan
adanya peningkatan laba perusahaan tahun 2012.
Modal Kerja Bersih
Berdasarkan PP No. 72 tahun 2010 tentang Perusa- haan Umum Kehutanan Negara Perum Perhutani
pasal 11 ayat 2 bahwa Perum Perhutani tidak di- perkenankan untuk melakukan usaha lain seperti
investasi jangka pendek dalam bentuk saham dan obligasi. Modal kerja bersih seluruhnya dipergu-
nakan untuk persediaan, piutang usaha serta kas dan setara kas.
Deviden
Berdasarkan hasil Rapat Pembahasan Bersama RPB Tahun 2006 Perum Perhutani tidak menyetor-
kan deviden dengan pertimbangan Perum Perhu- tani memerlukan dana untuk menambah sumber
dana investasi dalam rangka pengelolaan sumber daya hutan secara lestari baik di dalam maupun di
luar kawasan hutan. State Owned Enterprises No.: KEP-100MBU2002
dated June 4, 2002 about the Rating System of State Owned Enterprises, the Perum Perhutani Collection
period can be categorized Neither the achievement score of 5.00.
Capital Structure, Policy and Management On Capital Structure Solvency Levels
Capital
Based on Government Regulation no. 30 of 2003 on Public Company Perum Perhutani stated that
a company’s capital and the country’s wealth comes from being separated and not divided into shares.
The value of state assets determined by the Minister of Finance based on calculations made by the Min
- istry of Finance and the Ministry of Forestry. And
Government Regulation No. 72 of 2010 established the amount of capital is equal to the entire value
of company equity participation in the company’s state amounting to Rp 700 billion seven hundred
billion dollars.
Equity
Equity increased by Rp 167 billion or 10 of the position in 2011. The increase is due to an increase
in corporate proits in 2012
Net Working Capital
Based on the PP. 72 of 2010 of the State Forestry Public Company Perum Perhutani of article 11,
paragraph 2 that Perum Perhutani is not allowed to take other steps such as short-term investments
in stocks and bonds. Net working capital entirely used for inventory, accounts receivable and cash
and cash equivalents.
Dividend
Based on the results of the Joint Discussion Meeting RPB The year 2006 was not deposited Perum Per
- hutani Perum Perhutani dividend on account funds
need to add the source of investment funds in the management of forest resources in a sustainable
manner both inside and outside the forest area.
Management’s Discussion and Analysis
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
127
Dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2012, devi- den tersebut disahkan sebagai cadangan umum
dan bukan sebagai cadangan tujuan. Sehingga Pe- rum Perhutani selama ini tidak dapat memanfaat-
kan deviden tersebut dalam kegiatan pengelolaan sumber daya hutan.
Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum
Perum Perhutani merupakan perusahaan yang semua sahamnya dipegang oleh Pemerintah Re-
publik Indonesia 100.00 dan tidak mencatat- kan sahamnya di Pasar Modal. Dengan demikian,
tidak ada laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum.
Ikatan Material Untuk Perolehan Barang Modal
Ikatan Material untuk Investasi Barang dan Modal
Pada tahun 2012, Perum Perhutani tidak mempun- yai ikatan terkait investasi barang modal.
Informasi Keuangan Yang Mengandung Kejadian Yang Bersifat
Luar Biasa dan Jarang Terjadi
Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan
Tidak ada informasi dan fakta material yang terjadi pada kegiatan bisnis Perum Perhutani sepanjang
tahun 2012 setelah tanggal laporan akuntan.
Informasi dan Fakta Material Mengenai Investasi, Ekspansi,
Divestasi, Akuisisi atau Restrukturisasi UtangModal
Restrukturisasi UtangModal
Pada tahun 2012, Perum Perhutani tidak melaku- kan investasi penyertaan saham, ekspansi, di-
vestasi dan resrtuktur hutang atau modal. From 2006 to 2012, the dividend was passed as a
general reserve and not as a backup destination. Pe- rum Perhutani so far can not take advantage of the
dividend in forest resource management activities.
Actual use of proceeds from the public offering
Perum Perhutani is the company that all the shares are held by the Government of the Republic of Indo-
nesia 100.00 and was not listed on the Capital Market. Thus, there are no reports of actual use of
proceeds from the public offering.
Ties Material For Acquisition of Capital Goods
Bonding material for Investment and Capital Goods
In 2012, Perum Perhutani has no ties related to capital investments.
Financial Information The Genesis Containing Characteristically An
Extraordinary and Rare
Information and material facts occurring after the date of the accountant’s report
There is no material facts and information on the business activities that occurred during the year
2012 Perum Perhutani after the date of the accoun -
tant’s report.
Information and Material Fact Regarding investment, expansion, divestiture,
acquisition or restructuring Debt Capital
Restructuring Debt Capital
In 2012, Perum Perhutani not make investments shares of stock, expansion, divestment and
resrtuktur debt or equity.
Management’s Discussion and Analysis
128
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepen-tingan dan Transaksi Dengan
Pihak yang Memiliki Hubungan
Istimewa Ailiasi
Dalam usahanya, Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa sebagaimana dimaksud dalam Per- nyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.
7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
Berdasarkan PSAK No. 7, transaksi antar Badan Usaha Milik Negara tidak perlu diungkapkan se-
bagai transaksi dengan pihak-pihak yang mempu- nyai hubungan istimewa.
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, mencakup diantaranya:
• Perusahaan yang melalui satu atau lebih
perantara intermediate, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah
pengendalian bersama dengan perusahaan termasuk holding companies, subsidiaries
dan fellow subsidiaries ; • Perusahaan asosiasi associated companies
• Perusahaan di mana suatu kepentingan sub- stansial dalam hak suara dimiliki baik secara
langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam 3 atau 4, atau setiap orang tersebut
mempunyai pengaruh signiikan atas perusa- haan tersebut. Ini mencakup perusahaan-pe-
rusahaan yang dimiliki anggota dewan komi- saris, direksi atau pemegang saham utama
dari perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci
yang sama dengan perusahaan.
Contoh Transaksi Hubungan Istimewa yang di- lakukan oleh Perum Perhutani adalah Transaksi
Piutang Usaha dengan Kantor Penyelesaian Piu- tang dan Lelang Negara KP2LN, Primkopar dan
Piutang dalam rangka program RUHPRTrading. catatan 5-Piutang Usaha, Laporan Audit Konsoli-
dasian, dengan rincian sebagai berikut :
1. Anak Perusahaan PT PAK Terdapat piutang berelasi pada tahun 2011
sebesar Rp 4,7 Miliar. Piutang tersebut timbul akibat adanya pembelian getah pinus ba-
han baku derivate Gondorukem oleh pihak berelasi PT PAK terhadap Perum Perhutani
selaku induk perusahaan.
Conlict of Interest Transactions and Transactions with Related Parties Have
Afiliates
In business, the Company entered into transactions with parties related parties as deined in Statement
of Financial Accounting Standards SFAS No.. 7, “Related Party Disclosures Related Maintaining”.
Under SFAS No.. 7 transactions between state- owned enterprises do not need to be disclosed as
transactions with parties related parties.
Parties have a special relationship, include among others:
• through one or more intermediaries interme- diate, controls, or is controlled by, or is under
common control with the company including holding companies, subsidiaries and fellow sub
- sidiaries;
• Associated companies associated companies • Companies in which a substantial interest in
the voting power is owned directly by a person described in 3 or 4, or the individuals have
signiicant inluence over the company. This in- cludes companies owned by commissioners, di
- rectors or major shareholders of companies and
enterprises that have a member of key man- agement in common with the company.
Examples of Transactions with Related Parties by Perum Perhutani is the Transaction Accounts Re
- ceivable Ofice and Auction Settlement Receivables
KP2LN, Primkopar and receivables in order to program RUHPR Trading. Note 5-Accounts Re-
ceivable, Consolidated Audit Report, with details as follows:
1. Subsidiary PT PAK There are related receivables in 2011 amounted to
USD 4.7 billion. The receivables arising from the purchase of pine resin raw material derivate Gon-
dorukem by a related party PT PAK to Perum Per
- hutani as the parent company.
Management’s Discussion and Analysis
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
129
2. Primkopkar Kegiatan primkopkar berupa kegiatan dagang
dengan salah satu jenis produk dagangannya diambil dari Perum Perhutani. Secara keselu-
ruhan total piutang berelasi ini sampai de- ngan tahun 2012 sebesar Rp 1,48 Miliar.
3. Dalam proses penjualan di Perum Perhutani menggunakan system lelang dan dilakukan
oleh KP2LN. sampai dengan akhir tahun 2012 terdapat piutang berelasi sebesar Rp 6,56 Miliar.
Perubahan Peraturan Perundang- undangan yang Berpengaruh
Signiikan Terhadap Perusahaan
Perubahan Peraturan
Terdapat beberapa peraturan baru yang mempe- ngaruhi perusahaan, antara lain :
1. Perubahan Peraturan Perundang-undangan yang Terkait dengan Tata Kelola BUMN
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : SK-223MBU2012
yang menyatakan bahwa mencabut KEPUTU- SAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK
NEGARA NOMOR SK-164MBU2012, NOMOR SK-165MBU2012 DAN NOMOR SK-166
MBU2012 TANGGAL 13 APRIL 2012 sehingga Pendelegasian DanAtau Memberikan Kuasa
Atas Sebagian Kewenangan Menteri negara Badan Usaha Milik Negara Kepada Direksi, De-
wan KomisarisDewan Pengawas Dan Pejabat Eselon I Di Lingkungan Kementerian Badan
Usaha Milik Negara Dicabut Sehingga Mengu-
rangi Efektiitas Pengurusan BUMN 2. Perubahan Peraturan Perundangundangan
yang Terkait dengan Tata kelola akuntansi pen- gelolaan hutan
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR: P.23Menhut-II2012 TENTANG PEDOMAN
PELAPORAN KEUANGAN PENGELOLAAN HUTAN PADA PERUM PERHUTANI yang me-
nyatakan peraturan ini merupakan acuan bagi Perum Perhutani dalam menyusun laporan
keuangan pengelolaan hutan. Dalam peraturan ini ada kebijakan Pengakuan dan Pengukuran
Pendapatan Pengelolaan Hutan Kebijakan akuntansi untuk pengakuan dan pengukuran
pendapatan yang terkait dengan kegiatan pen- gelolaan hutan yang dilakukan oleh Perum Per-
hutani dapat diikhtisarkan sebagai berikut : 2. Primkopkar
Primkopkar activities such as trade activities with one type of product merchandise taken from Pe
- rum Perhutani. Overall the total accounts receiv-
able related to the year 2012 amounting to Rp 1.48 billion.
3. In the process of selling at auction system Perum Perhutani uses and performed by KP2LN. until
the end of 2012 are related receivables amount- ing to Rp 6.56 billion.
Legislation and Regulations That Signiicantly Inluence the Company
Rule changes
There are some new regulations that affect compa -
nies, among others: 1. Changes in Laws and Regulations Related to
Governance SOEs THE MINISTER OF STATE OWNED ENTERPRISES
NUMBER: SK-223MBU2012 stating that repeal MINISTER OF STATE OWNED ENTERPRISES SK-
164MBU2012 NUMBER, AND NUMBER NUM- BER SK-165MBU2012 SK-166 MBU2012
DATED 13 APRIL 2012 so Assignments And Or Give Up Some Power Authority of the State Min-
ister for State-Owned Enterprises To the Board of Directors, the Board of Commissioners Board
of Supervisors and First Echelon Oficials at the Environment Ministry of State-Owned Enterpris-
es Revoked So SOE Reduce Stress Management Effectiveness
2. Changes in the laws and regulations related to forest management accounting governance
NUMBER OF FORESTRY MINISTER: P.23Men- hut-II2012 FINANCIAL REPORTING GUIDE-
LINES ON FOREST MANAGEMENT IN Perum Perhutani stating this rule is a reference to the
Perum Perhutani in preparing the inancial statements forest management. In this legisla-
tion there are policies Revenue Recognition and Measurement Forest Management accounting
policy for the recognition and measurement of revenue associated with forest management
activities undertaken by Perum Perhutani can be summarized as follows:
Management’s Discussion and Analysis
130
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
a. Semua pendapatan yang diperoleh Perum Perhutani dalam rangka kegiatan pengelo-
laan hutan merupakan pendapatan Perum Perhutani dan diakui sebagai pendapatan
pada periode terjadinya; b. Pendapatan yang diperoleh Perum Per-
hutani dari kegiatan pengelolaan hutan sebagai sumber dana untuk membiayai
kegiatan pengelolaan hutan yang menjadi tugas Perum Perhutani.
Kebijakan Pengakuan dan Pengukuran Biaya Pengelolaan Hutan Kebijakan akuntansi untuk
pengakuan dan pengukuran biaya yang terkait dengan kegiatan pengelolaan hutan yang di-
lakukan oleh Perum Perhutani dapat diikhtisar- kan sebagai berikut :
a. Kegiatan Tata Hutan dan Penyusunan Ren- cana Pengelolaan Hutan seluruh biaya
yang dikeluarkan untuk melaksanakan ke- giatan tata hutan dan penyusunan rencana
pengelolaan hutan diakui sebagai biaya
pada periode terjadinya; b. Kegiatan Pemanfaatan Hutan seluruh biaya
yang dikeluarkan untuk melaksanakan ke- giatan pemanfaatan hutan, termasuk biaya
penanaman dan pemeliharaan diakui se- bagai biaya pada periode terjadinya. Tana-
man yang dihasilkan dari kegiatan penge- lolaan hutan merupakan aset negara yang
pemanfaatannya akan digunakan oleh Per- hutani untuk membiayai kegiatan penge-
lolaan hutan.
c. Kegiatan Rehabilitasi dan Reklamasi Hu- tan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
melaksanakan kegiatan rehabilitasi dan reklamasi hutan diakui sebagai biaya pada
periode terjadinya.
d. Kegiatan Perlindungan Hutan dan Konser- vasi Alam seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk melaksanakan kegiatan perlindungan hutan dan konservasi alam diakui sebagai
biaya pada periode terjadinya. a. All income earned in the ordinary course Perum
Perhutani forest management is Perum Perhu -
tani revenue and recognized as revenue in the period incurred;
b. Perum Perhutani income earned from forest management activities as a source of funds to
inance forest management activities into tasks Perum Perhutani.
Policy Recognition and Measurement Forest Man -
agement Cost accounting policy for the recognition and measurement of costs associated with forest
management activities undertaken by Perum Per- hutani can be summarized as follows:
a. Activities of Forest Management and Forest Management Planning all expenses incurred to
carry out the activities of forest governance and forest management planning is recognized as
an expense in the period incurred;
b. Exploitation activities of all costs incurred to im- plement forest management activities, includ-
ing planting and maintenance costs are recog -
nized as expenses in the period incurred. Plants resulting from forest management activities is
the utilization of state assets will be used by Per -
hutani to inance forest management activities.
c. Forest Rehabilitation and Reclamation activities all expenses incurred to carry out the rehabilita
- tion and reclamation of forests are recognized
as an expense in the period incurred. d. Activities of Forest Protection and Nature Con-
servation of all expenses incurred to carry out the activities of forest protection and nature
conservation are recognized as an expense in the period incurred.
Management’s Discussion and Analysis
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
131
Standar Akuntansi Baru
Perubahan kebijakan akuntansi di tahun 2012 yang menyebabkan penyajian kembali laporan
posisi keuangan konsolidasian dan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian diakibatkan ada-
nya Peraturan Menteri Kehutanan RI No. P.23 MENHUT-II2012 tanggal 11 Juni 2012 yang di-
undangkan pada tanggal 12 Juni 2012, dimana pada kebijakan pengakuan dan pengukuran biaya
pengolahan hutan dinyatakan bahwa seluruh bi- aya penanaman dan pemeliharaan diakui sebagai
biaya pada periode terjadinya.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, semua periode pelaporan harus disajikan kembali untuk
menunjukkan bahwa semua nilai asset tanaman telah dibiayakan dan pengaruhnya terhadap akun-
akun yang terkait sesuai dengan PSAK 25 Revisi 2009, “Kebijakan Akuntansi, Estimasi Akuntansi
dan Kesalahan”, perubahannya diterapkan secara retrospektif.
Penyajian Kembali Atas Laporan Keuangan Ta -
hun 2011 dan 2010
New Accounting Standards
Changes in accounting policies in 2012 that led to the restatement of the consolidated statements of
inancial position and statement of comprehensive income due to the Minister of Forestry Regulation
No.. P.23MENHUT-II2012 dated June 11, 2012 which was promulgated on June 12, 2012, where
the policy of recognition and measurement of for
- est processing fee is stated that all the planting and
maintenance costs are recognized as expenses in the period incurred.
In connection with the above, all of the reporting period should be restated to show that all the plants
have been expensed asset value and its effect on re- lated accounts in accordance with SFAS 25 Revised
2009, “Accounting Policies, Accounting Estimates and Errors”, change applied retrospectively.
Restatement of Financial Statements For the Year 2011 and 2010
Sebelum Penyajian Kembali Before Re
- statement
Koreksi Correction Setelah Penyajian Kem-
bali After Restatement Rp
Rp Rp
2 0 1 1 LAPORAN POSISI KEUANGAN
Financial Position Statement
Aset Tanaman
Plant Asset 377.629.723.300
377.629.723.300
Aset Tidak Lancar Lainnya Other Non Current Asset: Aset PT KIFC
PT. KIFC Assets
- 16.535.552.591
16.535.552.591
Ekuitas Equity
2.023.154.850.389 361.094.170.709
1.662.060.679.680
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Comprehensif Income Statement
Beban Pokok Penjualan Cost of Sale
2.027.527.061.447 241.388.160.911
2.268.915.222.358
Laba Bersih Tahun Berjalan Current Year Net Proit
391.151.064.245 241.388.160.911
149.762.903.334
2 0 1 0 LAPORAN POSISI KEUANGAN
Financial Position Statement
Aset Tanaman
Plant Asset 125.478.499.397
125.478.499.397
Aset Tidak Lancar Lainnya Other Non Current Asset: Aset PT KIFC
PT. KIFC Assets
- 5.772.489.599
5.772.489.599
Ekuitas Equity
1.638.934.489.711 119.706.009.798
1.519.228.479.913
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Comprehensif Income Statement
Beban Pokok Penjualan Cost of Sale
1.929.471.631.503 119.706.009.798
2.049.177.641.301
Laba Bersih Tahun Berjalan Current Year Net-
Proit
275.750.753.806 119.706.009.798
156.044.744.008
Management’s Discussion and Analysis
132
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
Good Corporate Governance
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
133
Good Corporate Governance
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
134
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report
| 2012
Potret Tata Kelola Perusahaan
F
akta empiris menunjukan bahwa implemen- tasi Good Corporate Governance GCG atau
“Tata Kelola Perusahaan yang Baik” merupa- kan faktor kunci yang sangat penting untuk dapat
menjamin peningkatan kinerja suatu organisasi bisnis secara sustainable. Oleh karena itu, Perum
Perhutani bertekad untuk menjalankan GCG se- cara konsisten dan sebaik mungkin pada setiap
tingkatan dan jenjang organisasi, kini maupun pada masa mendatang.
Prinsip Tata Kelola Perusahaan
Bagi Perum Perhutani, GCG merupakan seperang- kat tata cara mengenai hubungan antara Dewan
Pengawas, Direksi dan seluruh pihak yang memi- liki kepentingan secara langsung danatau tidak
langsung terhadap kegiatan usaha Perum Perhu- tani, seperti karyawan, pemasok, pelanggan, bank,
kreditor lain, regulator, dan lingkungan, serta masyarakat luas. Dalam melaksanakan GCG, Pe-
rum Perhutani berupaya keras untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG yang mencakup transparency,
accountability, responsibility, independency dan fairness TARIF, selaras dengan upaya penana-
man values perusahaan sebagaimana yang tertu- ang dalam rumusan Nilai-Nilai Budaya Perusahaan
yang pada gilirannya diharapkan menjadi corpo- rate culture yang membumi dan dijunjung tinggi
oleh semua karyawan Perum Perhutani.
Perum Perhutani bertekad menerapkan TARIF yang secara garis besar dapat disampaikan, sebagai beri-
kut: • Prinsip Transparansi Transparency:Perum Per-
hutani menerapkan prinsip transparansi dengan cara mengungkapkan informasi keuangan dan
non-keuangan secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat, dapat diperbandingkan, dan mu-
dah diakses oleh segenap stakeholders terkait sesuai dengan haknya.
• Prinsip Akuntabilitas Accountability: Penera- pan prinsip akuntabilitas dilakukan melalui
penetapan danatau pengkomunikasian hak, tugas, tanggungjawab, dan wewenang yang
jelas dari masing-masing Organ Perusahaan. Selain itu Perusahaan mendorong seluruh ja-
jaran perusahaan untuk menyadari hak, tu- gas, tanggungjawab, dan wewenangnya demi
kemajuan perusahaan dan hubungan dengan stakeholder’s sesuai dengan sistim dan prose-
dur perusahaan.
GCG on Snapshot
Empirical evidence shows that the implementa- tion of Good Corporate Governance GCG is a key
factor that is very important to ensure the perfor- mance improvement of a business organization in
sustainable way. Therefore, Perum Perhutani deter- mined to implement GCG consistently and as best
as it could at all levels of organization, now and in the future.
GCG Principle
For Perum Perhutani, GCG is a set of procedures regarding the relationship between the Supervi-
sory Board, the Board of Directors and all parties who have interest directly and or indirectly to
the business activities of Perum Perhutani, such as employees, suppliers, customers, banks, other
creditors, regulators, and environment, as well as the community. In implementing GCG, Perum Per-
hutani strive to apply the principles of GCG which include transparency, accountability, responsibility,
independency and fairness TARIF, aligned with the Company’s growing efforts and values as stated in
the Company’s Cultural Values that is expected to be a corporate culture that is grounded and held in
highly esteem by all employees of Perum Perhutani.
Perum Perhutani determined to adopt TARIF that could be outlined, as follows:
• Transparency: Perum Perhutani applies the principles of transparency by disclosing inan-
cial and non-inancial information in a timely, adequate, clear, accurate, comparable, and eas-
ily accessible by all relevant stakeholders in ac- cordance with their rights.
• Accountability: Application of the principle of accountability was done through the establish-
ment and or communication of rights, duties, responsibilities, and authority of each Company’s
Organ. In addition, the Company encourages all levels to recognize the rights, duties, responsi-
bilities, and authority for the development and the company’s relationships with stakeholders in
accordance with company’s procedures and sys- tems.
Good Corporate Governance
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
135
• Prinsip Pertanggungjawaban Responsibility : Perum Perhutani bertekad mewujudkan prinsip
pertanggungjawaban melalui kepatuhan ke- pada peraturan perundangan yang berlaku dan
berupaya meningkatkan standar kerja dengan etika yang tinggi dengan paradigma yang ingin
dicapai, yaitu: menjadi warga perusahaan yang baik good corporate citizen.
• Prinsip Kemandirian Independency:Prinsip ini diterapkan dengan cara menghormati peran
dan fungsi Organ Perusahaan dan kejelasan mekanisme untuk mencegah benturan kepen-
tingan sehingga dapat dengan mandiri, ob- jektif, dan bebas dari tekanan pihak manapun
dalam mengambil keputusan terbaik bagi pe- rusahaan.
• Prinsip Kewajaran Fairness: Perusahaan menerapkan prinsip kewajaran dengan men-
jamin bahwa Pemilik Modal dan stakeholder’s dapat memperoleh haknya secara wajar dan
seimbang sesuai dengan ketentuan dan perun- dangundangan yang berlaku.
Tujuan
Selain selaras dengan kebijakan Menteri Negara BUMN, penerapan praktik GCG pada Perum Per-
hutani bertujuan: • Memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara
meningkatkan prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan keadilan
agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional.
• Mendorong pengelolaan perusahaan secara profesional, transparan, dan efsien, serta mem-
berdayakan fungsi dan kemandirian Organ Pe- rusahaan.
• Mendorong Organ Perusahaan agar dalam membuat keputusan dan menjalankan tin-
dakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundangan
yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggungjawab sosial perusahaan terhadap
stakeholders maupun kelestarian lingkungan disekitar perusahaan.
• Meningkatkan kontribusi perusahaaan dalam perekonomian nasional.
• Meningkatkan iklim investasi nasional. • Responsibility: Perum Perhutani is determined
to realize the principle of accountability through compliance with applicable legislation and will
work to improve its performance standards with high ethical and paradigm to be achieved, ie: be-
ing a good corporate citizen
• Independency: This principle is applied by hon- oring the role and function of the Company
Organ and clarity mechanisms to prevent the- conlicts of interest to endure that it can be
independent, objective, and free from any side pressure.
• Fairness: The Company adopted the principle of fairness to ensure that the capital owner and
stakeholders could obtain their rights fairly and recieve equitable treatment in accordance with
the applicable regulation and legislation.
Objectives
In addition to the policy that is in line with the Min- ister of State Owned Enterprises policy, applying
GCG practices in Perum Perhutani aims to: • Maximizing the corporate value by adopting the
principles of transparency, independence, ac- countability, responsibility, and justice so that
the company has strong competitiveness, both nationally and internationally.
• Encourage the Company management in a pro- fessional, transparent, and eficient way, as well
as empowering the Company Organ function and independence.
• Encourage Company Organ in order to make de- cisions and perform actions based on high moral
values and compliance with applicable laws and regulations, as well as awareness of corporate
social responsibility towards stakeholders and the environment sustainability around the com-
pany.
• Increase the Company’s contribution in the na- tional economy.
• Increase national investment climate.
Good Corporate Governance
136
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report
| 2012
Kebijakan Tata Kelola Perusahaan
Organ Tata Kelola Perusahaan
Pada dasarnya, struktur Tata Kelola Perum Per- hutani terdiri dari Organ Utama dan Organ Pen-
dukung. Organ Utama terdiri dari Pemilik Modal, Dewan Pengawas dan Direksi. Organ Utama ini
menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip bahwa masingmasing Organ berdiri secara independen
dan menjalankan tugas, fungsi dan tanggung-ja- wabnya semata-mata untuk kepentingan Perusa-
haan. Sedangkan, Organ Pendukung terdiri dari Satuan Pengawas Intern, Sekretaris Perusahaan,
Komite Audit, dan unsur manajemen dibawah Di- reksi. Organ Utama dan Organ Pendukung yang
masing-masing mempunyai peran penting dalam pelaksanaan GCG secara efektif.
Pemilik Modal memiliki kewenangan untuk meng- ambil keputusan penting yang berkaitan dengan
modal yang ditanam dalam Perusahaan, namun tidak dapat mengintervensi keputusan opera-
sional yang menjadi wewenang Dewan Pengawas dan Direksi. Dewan Pengawas adalah Organ Pe-
rusahaan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum atau khusus, serta memberi nasihat
kepada Direksi.
GCG Policy
GCG Organ
Basically, Perum Perhutani Governance structure consists of Main Organ and Support Organ. Main
Organ consist of capital owners, Supervisory Board and the Board of Directors.To perform its function,
The Main Organ function is based on the principle that each organ stands independently and carry out
the duties, functions and responsibilities solely for the beneit of the Company. Meanwhile, Support
Organ unit consist of Internal Audit Unit, Corporate Secretary, Audit Committee, and management ele-
ments below the Board of Directors. Main Organ and Support Organ each have an important role in
the implementation of effective GCG.
Capital Owners have the authority to make im- portant decisions relating to capital invested in the
Company, but can not intervene in the operational decisions as it become authority of the Supervisory
Board and the Board of Directors. The Supervisory Board is a Company Organ in charge of general or
speciic supervision, and give advice to the Board of Directors.
Good Corporate Governance
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
137
Sedangkan Direksi merupakan Organ Perusahaan yang berwenang dan bertanggung-jawab penuh
atas kepengurusan Perusahaan sehari-hari dan bertindak semata-mata untuk kepentingan pe-
rusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan Pe- rusahaan. Dalam kegiatan operasional, Dewan
Pengawas dan Direksi dapat membentuk Organ Pendukung yang sesuai dengan kebutuhan untuk
membantu kelancaran operasional serta memberi masukan yang diperlukan untuk mengamankan
kelancaran operasional Perusahaan. Pembentukan organ pedukung ini dilakukan sebagai bagian dari
pembagian wewenang yang jelas untuk menerap- kan prinsip-prinsip dasar GCG secara efektif dan
efsien.
Struktur dan Mekanisme Tata Kelola Perusahaan
Pemilik Modal
Hak dan Wewenang Pemilik Modal
Pemilik Modal sebagai instansi tertinggi dalam Perusahaan, mempunyai wewenang yang tidak
diberikan kepada Dewan Pengawas maupun Di- reksi dalam batas yang ditentukan dalam Ang-
garan Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Wewenang tersebut mencakup me-
minta pertanggungjawaban Dewan Pengawas dan Direksi terkait dengan pengelolaan Perusahaan,
mengangkat dan memberhentikan Direktur dan Anggota Dewan Pengawas, memutuskan pem-
bagian tugas dan wewenang pengurusan di an- tara Direktur dan lain-lain. Menteri adalah menteri
yang ditunjuk dan atau diberi kuasa untuk me- wakili Pemilik Modal pada Perum dengan mem-
perhatikan peraturan perundangundangan yang berlaku. Kewenangan Pemilik Modal dilaksanakan
melalui Keputusan Menteri, berdasarkan hasil keputusan Rapat Pembahasan Bersama RPB. Un-
tuk melaksanakan tugasnya, Pemilik Modal memi- liki hak mencakup:
• Memperoleh penjelasan dan informasi material
mengenai perusahaan secara tepat waktu dan teratur.
• Memperoleh penjelasan lengkap dan informasi yang akurat berkenaan dengan penyelengga-
raan RPB. While the Board of Directors is authoritive organ
and is fully responsible for the day-to-day manage- ment of the Company and act solely for the beneit
of the company in accordance with the Corporate purposes and objectives. In its operations, the Su-
pervisory Board and the Board of Directors may establish Supporting Organs that suits their needs
to assist in the operations and provide inputs neces- sary to secure the operation of the Company. The-
formation of this supporting organ was carried out as part of a clear division of authority to apply the
basic principles of GCG in an effective and eficient mannner.
GCG Structure and Mechanism
Capital Owner
Right and Privileges of Capital Owner
The Capital Owner as the highest authority in the company, has the authority that is not given to
the Supervisory Board and the Board of Directors within the limits speciied in the applicable Statutes
and Regulations. This includes the authority to re- quest the responsibilities of The Supervisory Board
and the Board of Directors responsibility relating to the management of the Company, appoint and dis-
miss of the Director and Member of the Supervisory Board, decide the division of tasks and responsibili-
ties in the management of the Director and others. Minister are the Minister that are appointed and
authorized to represent the Capital Owner in the Company with respect to the applicable laws and
regulations. Authority of the Capital Owner imple- mented through the Minister, based on the decision
of the Joint Discussion Meeting RPB. To carry out its duties, capital owners have rights include:
• Obtain explanations and material information about company in a timely and orderly manner.
• Obtain a full explanation and accurate informa- tion relating to the conduct of RPB.
Good Corporate Governance
138
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report
| 2012
Adapun wewenang Pemilik Modal, diantaranya adalah:
• Menetapkan dan melaksanakan sistim uji ke- layakan dan kepatuhan it and proper test
dalam rangka pengangkatan Dewan Pengawas dan Direksi.
• Mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Pengawas dan Direksi.
• Menetapkan jumlah dan komposisi Dewan Pengawas dan Direksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. • Menetapkan jabatan-jabatan yang tidak boleh
dirangkap oleh anggota Dewan Pengawas dan Direksi.
• Menetapkan pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi.
• Menetapkan dan melaksanakan sistim penen- tuan gaji, tunjangan, dan insentif untuk Dewan
Pengawas dan Direksi. • Melakukan pembinaan terhadap perusahaan.
• Menyetujui transaksi penting, dan sebagainya.
Akuntabilitas pemilik Modal
Akuntabilitas Pemilik Modal mencakup dianta- ranya:
• Melaksanakan kewenanganan sebagai Pemilik Modal dengan mematuhi Peraturan Pemerin-
tah tentang Perum Perhutani dan peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan de-
ngan penyelenggaraan usaha Perum Perhutani.
• Tidak diperkenankan mencampuri kegiatan operasional perusahaan yang menjadi tang-
gungjawab Direksi sesuai Peraturan Pemerin- tah tentang Perum Perhutani dan perundang-
undangan lainnya.
• Memberi tanggapan atas usulan yang diajukan perusahaan secara tepat waktu.
• Pemilik Modal tidak bertanggungjawab atas segala akibat perbuatan-perbuatan hukum
yang dilakukan perusahaan dan kerugian pe- rusahaan melebihi nilai kekayaan Negara yang
telah dipisahkan kedalam perusahaan, kecuali terhadap tindakan yang diluar ketentuan pe-
rundangan.
Pendelegasian Wewenang Pemilik Modal • Menteri BUMN adalah orang yang ditunjuk
danatau diberi kuasa untuk mewakili peme- rintah selaku Pemilik Modal.
• Menteri selaku Pemilik Modal dapat mendelegasi- kan kewenangannya dalam pembagian tugas dan
wewenang Direksi kepada Dewan Pengawas dan ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan.
The Capital Owners’ authority, which are: • Establish and carry out due diligence and com-
pliance system it and proper test in order to appoint the Supervisory Board and the Board of
Directors. • To appoint and dismiss members of the Supervi-
sory Board and the Board of Directors. • Determine the number and composition of the
Supervisory Board and the Board of Directors in accordance with the legislation in force.
• Establish positions that should not be held by members of the Supervisory Board and the
Board of Directors. • Deine the duties and authority of the Board of
Directors. • Establish and implement the system of sal-
ary, beneits, and incentives for the Supervisory Board and the Board of Directors.
• To provide guidance to the company. • Approved important transactions, and etc.
Capital Owner Accountability
Capital Owner Accountability include: • Implement the authority as Capital Owner to
comply with Government Regulation of Perum Perhutani and other laws and regulations relat-
ing to the conduct of Perum Perhutani’s busi- ness.
• Not allowed to interfere in operations of the company which as the responsibility of the
Board of Directors as per Government Regula- tion of Perum Perhutani and other legislation.
• Provide feedback on a company iled proposal in a timely manner.
• The Capital Owner is not responsible for any legal acts consequences which conduct by the
company and the company’s losses exceed the State assets value that have been segregated
into the company, except to act out the provi- sions of law.
Delegation of Capital Owner Authority • Minister of SOEs are appointed and or autho-
rized to represent the government as the Capi- tal Owner.
• Minister as Capital Owner may delegate his authority in Board of Director’s duties division
and authority to Supervisory Board and set forth in the Company’s Statutes.
Good Corporate Governance
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
139
• Terhadap perusahaan yang dinyatakan sehat se- lama 2 dua tahun berturut-turut, kewenangan
Pemilik Modal dalam pengesahan RKAP dan dalam hal tertentu perubahan RKAP dapat di-
lakukan oleh Dewan Pengawas.
Rapat Pembahasan Bersama RPB
Pemilik Modal memberikan persetujuan atas usu- lan Direksi dan Dewan Pengawas, memberikan
arahan-arahan mengenai perusahaan, dan me- minta pertanggungjawaban Direksi dan Dewas
Pengawas atas pelaksanaan tugas dan kewajiban masing-masing dalam Rapat Pembahasan Ber-
sama.
Dewan Pengawas
Tugas, Kewenangan dan Kewajiban Dewan Penga- was
Susunan dan Proil Dewan Pengawas
Susunan keanggotaan Dewan Pengawas Perum Perhutani adalah sebagai berikut:
No. Nama
Name Jabatan
Position SK Pengangkatan
Appointment Decree Letter 1.
Hadi Daryanto Ketua Chairman
KEP-171MBU2011 tgl 22 Juli 2011 2.
Sri Puryono Anggota Member
SK-312MBU2012 tgl 31 Agustus 2012 3.
Harianto Anggota Member
KEP-60MBU2012 tgl 6 Februari 2012 4.
Rasiyo Anggota Member
KEP-176MBU2009 tgl 31 Agustus 2009 5.
Ediwan Prabowo Anggota Member
KEP-171MBU2011 tgl 22 Juli 2011 6.
Sarwono Kusumaatmadja Anggota Member
KEP-60MBU2012 tgl 6 Februari 2012 7.
Adiari Nurcahyanto Anggota Member
SK-190MBU2012 tgl 8 Mei 2012 8.
Lex Laksamana Zainal Lan Anggota Member
SK-312MBU2012 tgl 31 Agustus 2012 9.
Daniel T. Sparringa Anggota Member
KEP-171MBU2011 tgl 22 Juli 2011 10.
Wawan Ridwan Anggota Member
SK-177MBU2013 tgl 8 Maret 2013
Pada tanggal 30 November 2012 mengajukan permohonan pengunduran diri dan telah di-
kukuhkan pemberhentiannya dengan Kepu- tusan Menteri BUMN No. SK-01MBU2013
tanggal 2 Januari 2013.
Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No. SK- 190MBU2012 tanggal 8 Mei 2012 sudah ti-
dak lagi menjabat sebagai Dewan Pengawas dan digantikan oleh Bapak Adiari Nurcahyanto.
• For company declared healthy for 2 two con- secutive years, the authority of Capital Owner in
enacting RKAP, and in certain condition RKAP changes, can be made by Supervisory Board.
Joint Discussion Meeting RPB
Capital Owners approve the proposal submitted by the Board of Directors and the Supervisory Board,
and give directions about the company, and ask the responsibility of Board of Directors and the Super-
visory Board on implementation of the duties and obligations of each in the Joint Discussion Meeting.
Supervisory Board
Duties, Authority And Obligations Of The Supervi- sory Board
Composition and Proile of the Supervisory Board
The membership composition of the Supervisory Board of Perum Perhutani is as follows:
As at 30 November 2012 to apply for resigna- tion and dismissal afirmed by Ministerial De-
cree No. SOE. SK-01MBU2013 dated January 2, 2013.
Based on Ministerial Decree No. SK-190 MBU2012 dated May 8, 2012 are no longer
served as the Supervisory Board and was re- placed by Mr. Adiari Nurcahyanto.
Good Corporate Governance
140
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report
| 2012
1. Tugas, Kewajiban, dan Wewenang Dewan Pengawas
Dewan Pengawas adalah Organ Perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum
danatau khusus sesuai PP Nomor 72 Tahun 2010 serta memberikan nasihat kepada Direksi.
Kegiatan pengawasan dan pemberian nasihat oleh Dewan Pengawas dilaksanakan dengan prinsip-
prinsip sebagai berikut: 1 Dalam melakukan pengawasan, Dewan Peng-
awas akan selalu mematuhi Peraturan Peme- rintah Nomor 72 Tahun 2010 dan ketentuan
peraturan perundang-undangan serta melak- sanakan prinsip profesionalisme, eisiensi,
transparansi, kemandirian, akuntabilitas, per- tanggungjawaban, dan kewajaran;
2 Pengawasan dilakukan oleh Dewan Pengawas terhadap pengelolaan Perusahaan oleh Di-
reksi; 3 Dalam melakukan pengawasan, Dewan Pen-
gawas bertindak sebagai majelis dan tidak dapat bertindak sendiri-sendiri mewakili De-
wan Pengawas; 4 Pengawasan tidak boleh berubah menjadi
pelaksanaan tugas-tugas eksekutif, kecuali dalam hal Perusahaan tidak mempunyai Di-
reksi, dengan kewajiban dalam waktu selam- bat-lambatnya 30 tiga puluh hari setelah
Menteri Badan Usaha Milik Negara belum mengisi jabatan Direksi yang kosong;
5 Pengawasan dilakukan tidak hanya dengan sekedar menyetujui atau tidak menyetujui ter-
hadap tindakan-tindakan yang memerlukan persetujuan Dewan Pengawas, tetapi peng-
awasan dilakukan secara pro-aktif, mencakup semua aspek bisnis Perusahaan;
6 Dewan Pengawas dapat menggunakan jasa profesional yang mandiri danatau memben-
tuk Komite untuk membantu tugas Dewan Pengawas.
a. Umum