Management’s Discussion and Analysis
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
109
Tidak tercapainya produksi daun kayu putih dise- babkan kondisi tegakan kayu Putih yang sudah ti-
dak produktif, sehingga diperlukan upaya perema- jaan tanaman, juga dipengaruhi oleh musim,
selain itu pemungutan daun kayu putih sebaiknya dilakukan pada pagi hari.Alasannya, pada waktu
pagi hari daun mampu menghasilkan rendemen minyak kayu putih lebih tinggi dengan kualitas
baik.
d. Lak Cabang
Perum Perhutani menargetkan produksi lak ca- bang tahun 2012 sebesar 251 ton. Pada tahun
2012, Perum Perhutani mampu menghasilkan 121 ton lak cabang 48 dari RKAP 2012, pada
produksi lak cabang menunjukan kinerja yang kurang menggembirakan dimana produksi lak
cabang menurun 58,13 dari tahun sebelumnya yang mencapai 289 ton.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kultur Lak : 1. Untuk kehidupan kutu Lak memerlukan suhu
yan cukup tinggi, dalam suhu dibawah 22˚C pertumbuhan lambat, bahkan suhu dibawah
17˚C telur yang dihasilkan tidak bisa menetas. 2. Cahaya matahari penuh, tularan yang kurang
mendapat sinar matahari banyak diserang para- sit sehingga menghasilkan Lak yang kualitas
rendah.
3. Angin. Didaerah yang kurang mendapat angin “embun madu” yang dikeluarkan kutu lak ti-
dak dapat jatuh ketanah. Embun madu beser- ta debu dapat menggumpal menutup lubang
pernapasan kutu Lak.
4. Hujan. Hujan dapat mengakibatkan larva yang keluar dari sel induknya terbawa oleh air hu-
jan. Hujan yang terus menerus dapat memati- kan larva yang baru menetes. Didaerah yang
curah hujannya tinggi, kerak Lak banyak di- tumbuhi jamur yang dapat menutupi lubang
pernapasan. Failure to achieve production of eucalyptus leaves
caused White timber stand conditions that are not productive, necessitating replanting efforts, is also
inluenced by season, in addition to the collection of eucalyptus leaves hari.Alasannya should be done
in the morning, in the morning when the leaves are able to produce oil yield eucalyptus higher with
good quality.
d. Lacquer
Perum Perhutani targeting production of lacquers in year 2012 up to251 ton. In 2012, Perum Perhu-
tani is capable of producing 121 tons of lacquer branch 48 of RKAP 2012, the production of lac-
quers showed less encouraging performance which lacquer production decreased 58.13 from the pre-
vious year to reach 289 tons. Factors that inluence the Lacquer culture:
1. For life, Lacquer tick require quite high tem-
peratures, in the temperature below 22 ˚ C, it growth slowly , even under the temperature of
17 ˚ C produced eggs can not hatch.
2. In the full sunlight condition, the transmitter with less sunlight gets attacked by many para
- sites that produce a low quality of lacquer.
3. Wind. Underserved wind areas, “honey dew” produced by lacquers ticks was can not fall to
the ground. Honey dew with dust can agglom- erate and cover lacquer ticks breathing hole..
4. Rain. Rain may affected larvae that come out of the stem cells carried by rain water. Continu-
ous rains can turn off the new larvae dripping. In high rainfall area, crust Lacquer overgrown
fungus that can cover the breathing hole. UNIT
LUAS Width
JUMLAH Total PRODUKSI
Production 4 2
4 3 Ha
Pohon Tree Ton
TonHa grPhnhr
1 2
3 4
5 6
UNIT I 4.783
9.824.825 9.577
2,00 3,25
UNIT II 7.135
8.913.896 18.068
2,53 6,76
UNIT III 10.841
11.888.153 15.859
1,46 4,45
Management’s Discussion and Analysis
110
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
5. Faktor Hayati. Faktor ini juga disebut faktor hama dan penyakit, yang merupakan musuh
utama kutu lak. Tidak jarang faktor ini men- jadi gagalnya kultur kutu Lak. Untuk meng-
atasinya dengan cara masukkan bibit lak kedalam kantong kain sebelum ditularkan.
Dengan demikian serat telur menetes men- jadi larva, kutu Lak dapat keluar, sedangkan
hama penyakitnya tertinggal dalam kantong kain dan mati.
Berikut ini dikemukakan secara umum permasalahan yang menyebabkan rendahnya kualitas dan kuan-
titas lak yaitu:
1. Petani masih awam dalam penularan dan pe- nanganan pasca panen
2. Penularan bibit lak tidak dilakukan secara ber- kesinambungan sehingga dikuatirkan suatu
saat akan kehabisan bibit 3. Pohon kesambi tumbuh secara alami dan
penularan juga secara alami sehingga sulit mengetahui ketepatan waktu panen
4. Tidak dilakukan pemeliharaan yang intensif pada tanaman inang dan tularan
5. Pohon kesambi sebagian sudah berumur tua sehingga sulit menghasilkan ranting yang cocok
6. Belum adanya budidaya kesambi dan terjadi- nya penebangan pohon kesambi oleh ma-
syarakat untuk keperluan kayu bakar 7. Pendampingan terhadap petani belum optimal
8. Kondisi iklim yang kurang mendukung se- hingga mempengaruhi keberhasilan tularan
kutu Lak. 9. Tularan kutu lak gagal akibat serangan jamur
parasit. Kedepannya Perum Perhutani akan leb- ih intensif dalam pengembangan lak tularan.
10. Perlu kajian pengaruh PLTU Payton yang menggunakan bahan bakar batu bara terhadap
kondisi lingkungan disekitar tegakan Kesambi sebagai inang lak cabang.
5. Biological factors. This factor is also called a factor of pests and diseases, which is the main
enemy of lacquer ticks. Not infrequently these factors play role to the failure of lacquer ticks
culture. To deal with it, enter the seedlac into a cloth bag before transmitted. Thus iber egg
drip into larvae, lacquer ticks can exit, while pest disease left in a cloth bag and die.
Here are a general problem that causes the poor quality and quantity of lacquer are:
1. Farmers still lay in the transmission and post- harvest handling
2. Lacquer seed transmission is not conducted on an ongoing basis so it is feared will run out of
seeds someday. 3. Kesambi trees grow naturally and transmission
also naturally so it is dificult to know the time- liness of harvest
4. Intensive maintenance is not performed on the host and tansmitter
5. Some of Kesambi tree are old so it is dificult generate suitable twig
6. The absence of kesambi tree cultivation and the felling of kesambi by the public for irewood
purpose. 7. Assistance to farmers is not optimal
8. Unfavorable climate conditions that affect the success of ticks laquer transmitter.
9. The lacquer ticks transmitter failed due to fun- gal attack. In the future, Perum Perhutani will
be more intensive in the development of lac- quer transmitter.
10. It needs to study on the inluence of Payton Power Plants that use coal fuel to the environ-
mental conditions around the host stand Kesa -
mbi as the lacquer
NO. URAIAN
Description SATUAN
Unit RKAP
2012 REAL SD BLN DESEMBER
Realization Up To Dec.
2012 2011
5 : 4 1
2 3
4 5
6 7
1 Getah Pinus Pine Sap
Ton 99,498
101,266 100,080
102 2
Daun Kayu Putih Eucalyptus Leaf
Ton 43,815
43,505 39,405
99 3
Lak Cabang Lacquer Ton
251 121
289 48
4 Kopal Copal
Ton 415
451 450
109
Management’s Discussion and Analysis
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
111
INDUSTRI
Industri Kayu
Realisasi realisasi kayu Jati yang diolah untuk peng- olahan industri kayu penggergajian Perum Perhu-
tani tahun 2012 adalah sebanyak 54.073 m3 dan kayu Rimba sebanyak 22.005 m3. Secara keselu-
ruhan pengolahan kayu Jati dan Rimba terealisasi 76.078 m3 dibanding realisasi tahun 2011naik 68.
Realisasi Industri kayu tinggi karena tingginya or- der sehingga terjadi pelampauan produksi. Realisa-
si pengolahan kayu oleh industri Perum Perhutani dan mitra KSP Tahun 2012 adalah sebagai berikut:
NO URAIAN
Description SATUAN
Unit RKAP
2012 REAL SD. DESEMBER
2012 2011
5 : 4 5 : 6
1 2
3 4
5 6
7 8
1
Jati Teak Log Vi
m3 -
123 414
- 30
Log A III
m3 -
-. Logs AIII Hara
m3 24,285
9,080 17,906
37 51
-. Logs AIII Non Hara
m3 29,616
36,872 19,524
124 189
Log A II
m3 22,100
5,016 6,061
23 83
K B P
m3 -
2,982 1,246
- 239
Jml Log Jati Total Teak Log
m3 76,001
54,073 45,151
71 120
2
Rimba Forest Mahoni Mahogany
m3 12,679
5,365 -
42 -
Pinus Pine
m3 -
- -
- -
Agathis
m3 -
3 -
- -
Rasamala
m3 6,703
- -
- -
Acacia Mangium
m3 8,000
- -
- -
Campur Mix
m3 20,000
16,637 9
83 184,856
Jml Log Rimba Total Forest Log
m3 47,382
22,005 9
46 244,503
Jml Jati + Rimba
m3 123,383
76,078 45,160
62 168
3
Pengolah RST Jati Teak RST Processor
m3 -
14,454 14,759
- 98
Kayu gergajian Jati produksi Perum Perhutani di ta- hun 2012 sebanyak 16.256 m3 dan kayu gergajian
rimba sebanyak 22.005 m3 tidak direncanakan, total 38.261 m3, terdiri dari berbagai produk in-
ishing seperti garden furniture, inish looring, par- ket block dan sebagainya.
INDUSTRY
Timber Industry
Realization of processed Teak wood for industrial wood processing mills of Perum Perhutani in 2012
was as much as 54,073 m3 and the forest wood as much as 22,005 m3. Overall Teak wood and Forest
wood processing realized 76,078 m3, its 68 in- crease compared to year 2011. Realization of wood
industry is high because of the high order result
- ing in exceedances of production. Realization of the
wood processing industry by Perum Perhutani and KSP and partner in 2012 are as follows
Teak sawn timber production Perum Perhutani in the year 2012 as many as 16 256 m3 of sawn timber
and jungle as much as 22 005 m3 not planned, a total of 38 261 m3, consisting of a variety of inish-
ing products such as garden furniture, inish loor- ing, parquet block and so on.
Management’s Discussion and Analysis
112
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
Industri Non Kayu • Gondorukem dan Terpentin
Salah satu hasil hutan bukan kayu yang melalui proses pengolahan yang dimiliki oleh Perum Per-
hutani antara lain adalah gondorukem dan ter- pentin. Gondorukem dan terpentin merupakan
produk olahan dari getah pinus. Diproyeksikan dalam 5 tahun kedepan potensi produksi gon-
dorukem sebanyak± 70.000 tontahun dan ter- pentin sebanyak ± 14.000 tontahun.
Akhir-akhir ini kecenderungan permintaan gon- dorukem semakin meningkat. Hal ini disebabkan
oleh kebutuhan bahan baku industri yang be- sar dan adanya pembangunan pabrik pengolah
gondorukem.Tingginya permintaan gondorukem tersebut, disebabkan oleh tingginya kualitas gon-
dorukem Indonesia yang berasal dari pohon pinus jenis merkusii tersebut, yaitu keasamannya yang
rendah dan kemampuannya menahan suhu tinggi, tingkat kelengketannya dan aromanya sangat dis-
ukai konsumen. Upaya optimalisasi yang dilaku- kan oleh Perum Perhutani agar dapat memenuhi
permintaan konsumen adalah dengan menambah luas areal tanaman tegakan pinus serta perluasan
bidang sadapan.
Perum Perhutani menargetkan produksi gon- dorukem tahun 2012 sebesar72.385 ton dan ter-
pentin sebesar 15.107 ton. Pada tahun 2012, Pe- rum Perhutani mampu menghasilkan 70.654 ton
gondorukem 98 dari RKAP 2012 dan terpentin sebesar 15.345 ton 102 dari RKAP 2012 dari
hasil pengolahan getah pinus sebesar 98.459 ton, pada produksi gondorukem menunjukan kinerja
yang kurang menggembirakan dimana produksi menurun 1,87 dari tahun sebelumnya yang men-
capai 71.976 ton dan terpentin menurun 0,05 dari tahun sebelumnya yang mencapai 15.353 ton.
Gondorukem dibedakan atas beberapa kelas yai- tu Mutu X, Mutu WW, Mutu WG sampai dengan
Mutu terjelek yaitu Mutu N. Pada awalnya Pe- rum Perhutani memproduksi gondorukem Mutu
WG mutu terjelek dari tiga mutu godorukem yang diproduksi oleh Perum Perhutani, namun
pada tahun 2012 gondorukem mengalami pen- ingkatan mutu dimana mutu tersebut sudah ti-
dak diproduksi lagi dikarenakan Perum Perhutani mendapatkan bahan baku getah pinus yang cukup
baik kualitasnya. Dari segi penjualan, gondorukem dengan mutu WW lebih banyak disukai oleh pasar,
Non Timber Industry • Gum Rosin and Turpentine
One of the non-timber forest products through the processing of which is owned by Perum Perhutani
are Gum Rosin and turpentine. Gum Rosin and Tur- pentine is reined from pine resin products. Project-
ed in next 5 years gum rosin production potential as much as ± 70,000 tons year and turpentine as
much as ± 14,000 tons year
Lately, gum rosin increasing demand trend. This is caused by the need for large industrial raw mate
- rials and the gum rosin processing plant.The high
demand of gum rosin, due to the high quality of In -
donesian gum rosin which is derived from merkusii types pine trees, namely low acidity and its ability
to withstand high temperatures, its sticky rate and aroma is very preferred by consumers. Optimiza-
tion efforts undertaken by Perum Perhutani in or
- der to meet consumer demand is to increase the
acreage of pine stands plant and the expansion of the ield leads.
Perum Perhutani targeted gum rosin production in 2012 as much as 72,385 tons and 15,107 tons of
turpentine. In 2012, Perum Perhutani was able to produce gum rosin as much as 70,654 tons 98
of RKAP 2012 and turpentine amounted to 15,345 tons 102 of RKAP 2012 from the processing of
pine resin by 98,459 tons. The production of gum rosin showed less encouraging performance where
production decreased 1.87 from the previous year to reach 71,976 tons and turpentine decreased
0.05 from the previous year to reach 15,353 tons.
Gum rosin divided into several classes, namely Qual- ity X, WW Quality, Quality Quality WG up with the
worst quality of N. Perum Perhutani initially produce gondorukem Quality WG worst quality of three
quality godorukem produced by Perum Perhutani, but in 2012 gondorukem increased quality where the
quality has been discontinued due to Perum Perhu -
tani get pine sap raw material quality is pretty good. In terms of sales, with quality Gum Rosin WW more
favored by the market, besides cheaper better also in terms of quality is not much different from the qual
-
Management’s Discussion and Analysis
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
113
selain lebih baik harganya lebih murah juga dari segi kualitas tidak jauh berbeda dengan mutu X,
sehingga pada tahun 2012 Perum Perhutani lebih mengutamakan untuk memproduksi gondorukem
mutu WW.
Pada tahun 2012 gondorukem dengan Mutu X yang dihasilkan Perum Perhutani sebesar 21.370
ton, turun 1,76 dari tahun sebelumnya, sedang- kan Mutu WW menurun 1,76 dan Mutu WG ti-
dak diproduksi. ity of X, so that in 2012 Perum Perhutani more prio-
rity to produce quality Gum Rosin WW.
In 2012 gum rosin with quality X Perhutani ofice generated by 21 370 tonnes, down 1.76 from the
previous year, while declining 1.76 WW Quality and Quality WG not producted.
Perum Perhutani has eight factories Gum Rosin and
URAIAN
Description
2011
Ton
2012
Ton
PERUBAHAN
Changes MUTU X
23,035 21,370
1.76 MUTU WW
48,941 49,284
1.76 MUTU WG
5 -
0.01 TOTAL
71,976 70,654
Perum Perhutani memiliki delapan pabrik gon- dorukem dan terpentin PGT yang tersebar di tiga
unit kerja Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat Banten. Daftar PGT dan kapasitas produksinya
dapat dilihat di tabel sebagai berikut : Turpentine PGT spread across three business units
in Central Java, East Java and West Java and Ban- ten. PGT list and production capacity can be seen in
the following table:
Across the world, there are three major produc -
NO PGT
UNIT Kapasitas
Capacity Ton
Dibangun tahun
Year Built
1 Paninggaran
Unit I Jawa Tengah Unit I Central Java
6.750 1968
2 Sapuran
Unit I Jawa Tengah Unit I Central Java
6.300 1988
3 Cimanggu
Unit I Jawa Tengah Unit I Central Java
13.500 1989
4 Winduaji
Unit I Jawa Tengah Unit I Central Java
9.000 1989
5 Sukun
Unit II Jawa Timur Unit II East Java
18.000 1976
6 Garahan
Unit II Jawa Timur Unit II East Java
16.500 1981
7 Rejo Winangun Unit II Jawa Timur
Unit II East Java 12.000
1994 8
Sindangwangi Unit III Jabar Banten
Unit III West Java Banten 10.500
1991
Di seluruh dunia, terdapat tiga Negara penghasil utama gondorukem, yairu China, Brazil dan In-
donesia. Produksi total gondorukem negeri tirai bamboo mencapai ± 800.000 tontahun, Brazil
menempati urutan kedua dengan total produksi sebesar ± 76.000 tontahun dan Indonesia berada
di urutan ketiga yang produksinya mencapai ± 60.000 tontahun.
ing countries gondorukem, yairu China, Brazil and Indonesia. Total production gondorukem bamboo
curtain country to ± 800,000 tons year, Brazil ranks second with a total output of ± 76,000 tons
year and Indonesia ranks third ± production reached 60,000 tons year.
The data in 2008, China exported 400,000 tons gon-
Management’s Discussion and Analysis
114
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
Data pada tahun 2008, Cina mengekspor gon- dorukem sebanyak ± 400.000 tontahun, semen-
tara pada tahun 2010 ekspor gondorukem hanya sebesar ± 200.000 tontahun. Sama halnya dengan
Brazil, pada tahun 2010, Brazil hanya mengekspor 33 gondorukemnya.Sebanyak 67 produk gon-
dorukem diserap industri lokal untuk diproses leb- ih lanjut menjadi turunannya derivate.Sementara
itu, produksi gondorukem Indonesia, sebagian be- sar ± 80 diekspor ke berbagai negara.
Fakta tersebut menunjukan, bahwa kecenderung- an dunia saat ini adalah semaksimal mungkin
mengolah lebih lanjut gondorukem dan terpentin menjadi produk turunannya di dalam negeri dan
tidak mengekspornya dalam kondisi mentah. Hal ini tentu saja akan sangat menguntungkan, karena
produk derivate gondorukem dan terpentin me- miliki nilai tambah yang lebih tinggi.
Produk-produk derivate gondorukem dan ter- pentin memiliki peluang pasar yang terbuka lebar
baik untuk keperluan dalam negeri maupun untuk pasar luar negeri. Data berbagai jenis produk de-
rivate gondorukem dan terpentin beserta pangsa pasar dalam negeri dan dunia ditampilkan pada
tabel berikut : dorukem much as ± year, while in 2010 exports
amounted to only gondorukem ± 200,000 tons year. Similar to Brazil, in 2010, Brazil exported only
33 gondorukemnya.Sebanyak gondorukem prod- uct absorbed 67 of local industry to be further
processed into derivatives derivatives. Meanwhile, production gondorukem Indonesia, the majority ±
80 exported to various countries.
This fact shows that the trend of the world today is as much as possible to process further Gum Rosin
and turpentine into derivative products in the do- mestic and export it in raw condition. This of course
would be very beneicial, because derivate products Gum Rosin and turpentine have a higher added
value.
Derivate products Gum Rosin and Turpentine has a wide-open market opportunities both domestically
and unruk purposes for overseas markets. Various types of data products and their derivatives Gum
Rosin and Turpentine market share in the country and the world are listed in the following table:
Besides having good market opportunities, deriva-
No Product Name
World Demand Local Demand
Utility
1 Gliserol rosin ester
360,000 Tyr 12,000 Tyr
Adhesive pressure sensitive adhe- sive, hot melt adhesive, coating,
bubble gum, cigarette, food emulsi -
ier, fragrance, and aroma 2
Maleic resin 110,000 Tyr
3,300 Tyr Cat road marking, coating, adhe
- sive, printer ink, papersizing, solder
wire, solder lux
3 α- pinen and β- pinen
600,000 Tyr 19,000 Tyr
Terpineol raw material, camphor, bomeol, turpentine resin, and per
- fume
4 Cineol
1,100 Tyr 500 Tyr
Health oil, aroma, perfume, and medicine
5 α- terpineol
330,000 Tyr 14,500 Tyr
Floatation agent mineral, acid cleaner liquid, detergent perborate,
hard surface cleaner, soap, perfume fragrance and aroma
6 Borneol
75,000 Tyr 2,300 Tyr
Refresh brain effect medicine, anal -
gesic, Chinese traditional medicine, daily care product, and fragrance
Source : www.rosinnet.com and another sources
Management’s Discussion and Analysis
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
115
Selain memiliki peluang pasar yang baik, produk- produk turunan gondorukem dan terpentin ini
memiliki nilai tambah produk yang sangat tinggi. Sebagai gambaran, daftar harga dan nilai tambah
berbagai produknya dapat dilihat pada tabel berikut. tive products and turpentine gondorukem this has
added value products very tinggi.Sebagai picture, price lists and various value-added products can be
seen in the following table.
Peluang pasar yang terbuka cukup luas disertai dengan nilai tambah produk yang tinggi, menja-
dikan pembangunan pabrik derivate gondorukem dan terpentin akan sangat menguntungkan bagi
Perum Perhutani. Dengan adanya industri derivate gondorukem dan terpentin selain mampu me-
ningkatkan pendapatan perusahaan dari produk hasil hutan bukan kayu, juga akan meningkat-
kan penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan para penyadap getah pinus.
Pembangunan Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin PDGT Pemalang dilaksanakan di ex-TPK
Pemalang seluas +- 6 Ha dengan total investasi sebesar 208 M dengan kapasitas pabrik sebesar
24.500 ton getah pinus. Pembangunan PDGT Pe- malang merupakan sinergi BUMN dengan Perum
Perhutani sebagai Pemilik proyek, PT. Rekayasa Industri sebagai pelaksana proyek pembangunan
dan PT. Indah Karya sebagai konsultan Manajemen Konstruksi. Pembangunan direncanakan mema-
kan waktu 18 bulan, pada bulan September 2013 direncanakan akan dimulai proses commisioning
selama 3 bulan dengan mengolah 3.000 ton getah pinus. PDGT pada awal pengoperasiannya akan
memproduksi tujuh produk derivate gondorukem dan terpentin yaitu Gliserol rosin ester, α-pinen,
β-pinen, terpineol, D- Limonen dan Cineol.
• Minyak kayu putih
Dilihat dari aspek ekonomi, banyak orang meng- akui bahwa nilai ekonomis kayu putih jauh lebih
kecil dibandingkan dengan kayu jati yang dihasil- kan Perum Perhutani.Namun demikian, proses
produksi tersebut berdampak luas secara sosial. Market opportunities are wide open along with a
high value-added products, making the construc- tion of Gum Rosin and turpentine factory derivate
will be very beneicial for Perum Perhutani. With the derivate Gum Rosin and turpentine industry in
addition to increasing the company’s revenue from non-timber forest products, also will increase em-
ployment and increase the income of tappers.
Derivatives Gondorukem development and Turpen- tine Factory PDGT Pemalang implemented in ex-
TPK Pemalang area + - 6 hectares with a total investment of 208 M with a plant capacity of 24,500
tonnes of latex pinus.Pembangunan PDGT Pema- lang a synergy with Perum Perhutani as project
owner, PT. Industrial Engineering as project man- ager of development and PT. Beautiful work as con-
sultants Construction Management. Construction is planned to take 18 months, in September 2013 will
begin the process of commissioning is planned for 3 months to process 3,000 tons of pine resin. PDGT
at the beginning of the operation will produce sev- en Gum Rosin and Turpentine derivate products
namely Glycerol rosin ester, α-pinene, β-pinene, terpineol, D-limonene and cineol.
• Eucalyptus Oil
Seen from the economic aspect, many people rec -
ognize that the economic value of eucalyptus is much smaller than that produced by Perum teak
Perhutani.Namun Thus, the production process has broad implications for economic sosial.Secara eu-
No Product Name
Price USDton Added value
1 Gliserol rosin ester
3,510 30
2 Malein resin
3,348 24
3 α- pinen
4,930 45
4 β- pinen
5,916 74
5 ɗ- limonen
6,630 95
6 α- terpineol
8,160 141
7 Cineol
12,478 267
8 Borneol
13,600 400
Source : www.rosinnet.com January 2011
Management’s Discussion and Analysis
116
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
Secara ekonomi tanaman kayu putih memang le- bih rendah nilainya ketimbang kayu jati. Tapi usaha
minyak kayu putih mampu menyerap ribuan tena- ga kerja sehingga memiliki dampak positif yang
sangat besar dari kegiatan tersebut.
Pada tahun 2009, dari usaha minyak kayu putih memiliki nilai yang dihasilkan dalam setengah bu-
lan sekitar 200 hingga 300 kilogram dengan harga jual kisaran Rp 100 ribu per kilogram. Banyak se-
dikitnya hasil penyulingan tergantung bagus tidak- nya bahan baku. Karena selain daunnya yang di
manfaatkan,batang dan pohonnya memiliki nilai ekonomi seperti menjadikannya kayu bakar yang di
gunakan untuk biaya produksi minyak kayu putih itu sendiri.
Perum Perhutani di tahun 2009 menambah luas hutan kayu putih hingga akhir tahun menjadi 2.500
hektar. Penambahan areal tersebut dimaksudkan untuk mengoptimalkan produksi minyak kayu
putih.Pada 2007 lalu, produksi minyak kayu pu- tih baru mencapai enam ton per hari, diharapkan
penambahan areal hutan bisa memacu produksi minyak kayu putih menjadi sepuluh ton per hari.
Realisasi penyulingan Daun Kayu Putih tahun 2012 adalah sebesar 40.214 ton dengan output Mi-
nyak Kayu Putih sebanyak 309 ton 90 dari RKAP 2012. Sekalipun meningkat 16,46 dari tahun se-
belumnya, realisasi produksi ini berada dibawah target. Pasokan Daun Kayu Putih tidak memenuhi
target karena tingginya curah hujan yang mem- pengaruhi kadar minyak dari daun kayu putih.
Perum Perhutani memiliki sepuluh pabrik minyak kayu putih PMKP yang tersebar di tiga unit kerja
Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat Banten. Daftar PMKP berdasarkan besar-kecilnya kapasitas
produksi dapat dilihat di tabel sebagai berikut :
PMKP dengan kapasitas produksi besar : calyptus plants is lower in value than wood jati.Tapi
eucalyptus oil business is able to absorb thousands of workers that have an enormous positive impact
of these activities.
In 2009, of eucalyptus oil business has a value that is produced in a half moon around 200 to 300 pounds
with a selling price of around Rp 100 thousand per kilogram. More or less good results depending on
whether or not reined raw materials. Because be- sides the leaves are in use, the trunk and the tree
has economic value such as making irewood that is used for eucalyptus oil production costs themselves.
Perum Perhutani in 2009 to further expand its eu- calyptus forests until the end of the year to 2,500
hectares. The addition of the acreage intended to optimize oil production putih.Pada 2007 wood, eu-
calyptus oil production reached six tons per day, is expected to spur additional forest of eucalyptus oil
production to ten tons per day.
Realization Leaves Eucalyptus distillery in 2012 amounted to 40 214 tonnes with Eucalyptus oil
output as much as 309 tons 90 of the CBP 2012. Though increased 16.46 from the previous year,
the actual production is below target. Eucalyptus Leaves supply does not meet the target because of
the high rainfall affecting the oil content of euca
- lyptus leaves.
Perum Perhutani has ten factories eucalyptus oil PMKP spread across three business units in Cen
- tral Java, East Java and West Java and Banten.
PMKP list based on large-size production capacity can be seen in the following table:
PMKP with large production capacity:
NO PMKP
UNIT Kapasitas Ton
Dibangun tahun
Year Built 1
Krai Unit I Jawa Tengah
Unit I Central Java 10.000
1969 2
Sukun Unit II Jawa Timur
Unit II East Java 12.000
1936 3
Kupang Unit II Jawa Timur
Unit II East Java 7.200
1997 4
Jatimunggul I Unit III Jabar Banten
Unit III West Java Banten 5.400
1985 5
Jatimunggul II Unit III Jabar Banten
Unit III West Java Banten 10.800
1990 6
Jatimunggul II Unit III Jabar Banten
Unit III West Java Banten 5.000
1985
No PMKP Unit
Capacity Ton Year Built 1
Krai Unit I Central Java
10,000 1969 2
Sukun Unit II East Java 12,000 1936 3
Kupang Unit II East Java 7,200 1997 4
Jatimunggul I Unit III West Java Banten 5,400 1985
5 Jatimunggul II Unit III West Java Banten
10,800 1990 6
Jatimunggul III Unit III West Java Banten 5,000 1985
Management’s Discussion and Analysis
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
117
PMKP dengan kapasitas produksi kecil : PMKP with small production capacity
NO PMKP
UNIT Kapasitas
Capacity
Ton Dibangun
tahun
Year Built
1 Manding
Unit II Jawa Timur Unit II East Java
300 1976
2 Bagor
Unit II Jawa Timur Unit II East Java
300 1984
3 Ciminyak
Unit II Jawa Timur Unit II East Java
810 1978
4 Tonjong
Unit III Jabar Banten Unit III West Java Banten
1.390 1982
NO Pabrik Factory
UNIT Kapasitas
Capacity
Ton Dibangun tahun
Year Built
1 Lak Banyukerto
Unit II Jawa Timur Unit II East Java
1.450 156
• Seedlac
Kebutuhan lak dunia mencapai 9.000 ton lebih dan India memasok 50.Di Indonesia komoditas
lak belum diproduksi secara maksimal padahal sangat potensial sekaligus menjaga lingkungan
dan memberdayakan masyarakat.
Hasil budi daya kutu lak dapat diperoleh seedlak yang berguna untuk pembuatan vernis, industri
listrik, perekat, plitur, dan kabel. Seedlak juga di- pergunakan untuk bahan pewarna edible dye,
pewarna minuman ringan dan makanan. Dapat juga dipergunakan sebagai bahan campuran untuk
lapisan luar pada cokelat. Air limbah dari pengo- lahan lak yang banyak mengandung asam lakaik,
berguna untuk proses penyamakan wol, sutra, dan kulit, serta dapat digunakan untuk menetralisir air
kolam pada budi daya ikan lele.
Perum Perhutani hanya memiliki satu pabrik seedlak yang terdapat di Unit II Jawa Timur tepatnya berlokasi
di Banyukerto. Kapasitas produksi dari Pabrik seedlak tersebut dapat dilihat di tabel sebagai berikut :
• Seedlac
Lak world needs to reach 9,000 tons and India sup- plying 50. Lacquer commodity in Indonesia has
not been produced to the maximum potential while at the same time protecting the environment and
empowering the community.
Farmed lice can be obtained seedlak shellac useful for the manufacture of varnishes, industrial electri-
cal, adhesive, plitur, and kabel.Seedlak also used for coloring materials edible dye, soft drinks and
makanan.Dapat dyes are also used as ingredients for the outer layer on chocolate. Of wastewater
treatment that contains shellac lakaik acid, useful for tanning process wool, silk, and leather, and can
be used to neutralize water aquaculture ponds in catish.
Perum Perhutani has only one factory seedlak contained in Unit II of East Java precisely located
in Banyukerto. Seedlak production capacity of the plant can be seen in the following table:
Realisasi produksi Seedlac tahun 2012 adalah sebesar 9 ton, dari hasil pengolahan Lak Cabang
sebanyak 82 ton. Rendahnya realisasi tersebut disebabkan oleh pasokan bahan baku tidak me-
menuhi target.
Realisasi hasil industri non kayu Desember 2012 dapat dilhat pada tabel berikut:
Realization Seedlac production in 2012 amounted to 9 tons, from the processing of 82 tons Lak Branch.
The low realization caused by the supply of raw ma -
terials do not meet the target. The realization of non-timber industry in December
2012 can be seen by the following table:
Management’s Discussion and Analysis
118
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
Pemasaran
Berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit, pendapatan perusahaan diperoleh dari 5 bidang
usaha yaitu : 1 Penjualan kayu tebangan; 2 Pen- jualan kayu olahan; 3 Penjualan produk industri
non kayu; 4 Penjualan produk Agroforestry; 5 Optimalisasi asset dari jasa wisata, trading dan
penggunaan asset perusahaan lainnya.
Dalam struktur organisasi perusahaan, divisi kelola bisnis menjadi tanggung jawab Direktorat Pema-
saran dengan jajaran pelaksana di wilayah Kerja Unit I Jawa Tengah, Unit II Jawa Timur dan Unit III
Jawa Barat Banten yaitu para General Manager di Kesatuan Bisnis Mandiri KBM.
NO URAIAN
Description SATUAN
Unit RKAP
2012 REAL SD. DESEMBER
Realization Up To Dec. 2012
2011 5 : 4
5 : 6 1
2 3
4 5
6 7
8 1
Gondorukem dan Terpentin Gum Rosin and Turpentine
a. Getah yang diolah Processed sap
Ton 99,498
98,459 100,678
99 98
b. Output - Gondorukem Gum rosin
Ton 72,385
70,654 71,976
98 98
- Terpentin Turpentine Ton
15,107 15,345
15,353 102
100 c. Rendemen Residue
- Gondorukem Gum rosin 71
72 71
101 100
- Terpentin Turpentine 15
16 15
104 102
2 Minyak Kayu Putih Cajuput Oil
a. Daun yang dimasak Processed Leaves
Kg 43,815,000
40,214,201 37,309,769
92 108
b. Output Minyak Kayu Putih Cajuput Oil Output
Kg 345,744
309,449 265,710
90 116
c. Rendemen Residue 1
1 1
98 108
3 Lak ButiranSeedlak Seedlac
a. Lak Cabang yang diolah Processed Lacquer
Ton 251
82 213
33 39
b. Produksi seedlak Ton
53 9
32 18
29 c. Rendemen
21 11
15 53
76
Marketing
Based on the audited inancial statements, the in- come derived from the 5 business areas, namely: 1
Sale of felled timber; 2 Sales of processed wood; 3 Sales of non-timber products industry; 4 Sales of
products Agroforestry; 5 Optimizing assets of tour
- ist services, trading and the use of other company
assets. In the company’s organizational structure, business
management division is the responsibility of the Di- rectorate of Marketing executive ranks in the Work
Unit I Central Java, East Java Unit II and Unit III West Java and Banten is the General Manager at
the Independent Business Unit KBM.
Management’s Discussion and Analysis
Perum Perhutani Laporan Tahunan |
Annual Report | 2012
119
No Uraian Description
RKAP 2012 dlm ribu rupiah
in thousands IDR
Realisasi Realization
2012 2011
2010 1
2 3
4 5
6 1
Pendapatan kayu tebangan Felled Wood Revenue
1,292,000,000 1,525,556,627
1,413,849,904 1,363,038,000
2 Pendapatan kayu olahan
Processed Wood Revenue 323,860,000
285,338,000 199,809,000
245,171,000 3
Pendapatan industri non kayu Non-Timber Industry Revenue
1,544,610,838 1,347,084,855
1,280,859,607 957,295,251
4 Pendapatan agroforestry dan wisata
Agroforestry and Tourism Revenue 389,597,162
397,971,145 249,793,688
169,055,785 5
Pendapatan hasil usaha lain Others Revenue
76,743,000 120,248,000
146,956,000 92,865,000
Berdasarkan laporan keuangan audited, terdapat kenaikan pendapatan yang signiikan di tahun
2012 terhadap 2011 dan 2010. Berikut tabel ter- lampir :
Based on the inancial statements audited, there is a signiicant increase in revenue in 2012 to 2011
and 2010. The following table attached:
Berikut kami sampaikan ulasan singkat performa kelola bisnis pada masing-masing produk unggu-
lan yaitu :
a. Penjualan kayu tebangan