Uji Asumsi Klasik Metode Analisis Data

60 1 Jika dw lebih kecil daripada dL atau lebih besar daripada d-dL, berarti terdapat autokorelasi. 2 Jika dw terletak antara dU dan 4-dU, berarti tidak ada autokorelasi. 3 Jika nilai dw terletak antara dL dan dU atau di antara 4-dU dan 4- dL, berarti tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. 52 c. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. 53 Pada software Eviews 8.1, untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai koefisien korelasi pada masing masing variabel independen melalu uji matriks korelasi. Jika nilai koefisien korelasi untuk masing-masing variabel independen lebih besar dari 0,8 maka terjadi masalah multikolinearitas. 54 Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: Tidak terdapat masalah multikolinearitas Ha: Terdapat masalah multikolinearitas Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai correlation r ≤ 0.80, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa tidak terdapat 52 Gunawan Sumodiningrat, Ekonometrika Pengantar, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2002, h.248. 53 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011, h.105. 54 Shochrul R Ajija, dkk, Cara Cerdas Menguasai Eviews, Jakarta: Salemba Empat, 2011, h.35. 61 masalah multikolinearitas, tetapi jika nilai correlation r 0.80, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa terdapat masalah multikolinearitas. d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. 55 Dalam penelitian ini, digunakan uji Glejser untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas. Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan variabel-variabel independen terhadap nilai absolut residualnya. Nilai absolut residual diperoleh dengan cara menghitung nilai residual melalui penghitungan regresi antara variabel independen dengan variabel dependen. 56 Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: Tidak terdapat masalah heteroskedastisitas Ha: Terdapat masalah heteroskedastisitas 55 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011, h.139 56 R. Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasi Komputer Dengan Program IBM SPSS Statistics 19, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013, h.256. 62 Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai probability ≤ alpha 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa terdapat masalah heteroskedastisitas, tetapi jika nilai probability alpha 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa tidak terdapat masalah heterokedastisitas.

3. Tahap Pemilihan Regresi Data Panel

Terdapat beberapa tahap pengujian yang dilakukan untuk memilih model mana yang tepat digunakan untuk pengolahan data panel, antara lain: a. Uji Chow Uji Chow adalah pengujian untuk memilih apakah model common effect atau fixed effect yang lebih tepat digunakan dalam regresi data panel. 57 Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: Intersep dan koefisien slope konstan antar waktu dan individu Ha: Intersep tidak konstan antar individu Pada software Eviews 8.1, uji Chow dilakukan dengan melihat nilai probability F pada hasil output. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai probability F ≥ 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah common effect, tetapi jika nilai probability F 0.05, maka Ho ditolak Ha diterima, yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah fixed effect, dan dilanjutkan 57 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, Yogyakarta: Ekonisia, 2009 h.238. 63 dengan uji Hausman untuk memilih apakah menggunakan model fixed effect atau random effect. b. Uji Hausman Hausman test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model fixed effect atau random effect yang lebih tepat digunakan dalam regresi data panel. 58 Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: Random effect model REM Ha: Fixed effect model FEM Dasar pengambilan keputusannya adalah dengan membandingkan nilai chi square hitung dengan chi square tabel, jika nilai chi-square hitung chi-square tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah fixed effect, tetapi jika nilai chi-square hitung chi-square tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah random effect.

4. Uji Signifikansi

a. Uji Koefisien Determinasi R 2 Pengujian koefisien determinasi R 2 bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel 58 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, Yogyakarta: Ekonisia, 2009 h.240. 64 dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. 59 Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi dimana setiap penambahan satu variabel independen dan jumlah pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai R 2 meskipun variabel yang dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk mengurangi kelemahan tersebut, maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan yaitu adjusted R 2 . 60 b. Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F Untuk menyimpulkan apakah model masuk dalam kategori cocok fit atau tidak, kita harus membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Nilai F tabel didapat dengan derajat bebas: df:α,k-1, n-k, dimana α adalah tingkat signifikansi yang digunakan, k adalah jumlah variabel 59 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011, h.97. 60 Suliyanto , Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS, Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2011, h.59 65 dependen dan independen, n adalah jumlah pengamatan ukuran sampel. Uji statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-saama terhadap variabel dependen. 61 Hipotesis nol H yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau: H : b1 = b2 = . . . = bk = 0 Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya Ha tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau: Ha : b1 ≠ b2 ≠ . . . ≠ bk ≠ 0 Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. 62 Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai F hitung F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, tetapi jika nilai F hitung F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang 61 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011, h.98. 62 Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Edisi 3, Jakarta: Erlangga, 2009, h.239-240.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio Dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 103 114

Pengaruh Current Ratio, Leverage, Dividend Payout Ratio Dan Return On Equity Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008

0 61 82

Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia

0 50 79

Pengaruh retrun on asset,current ratio,debt to equity ratio,dividen,laba bersih dan divide pay out ratio terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di jakarta islamic index periode 2009-2014

0 7 0

Pengaruh return on asset,current ratio,debt to equity ratio,dividen,laba bersih dan dividend payout ratio terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta islamic index periode 2009-2014

1 26 123

Pengaruh Leverage, Return On Asset, Investment Opportunity Set, dan Dividend Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Tahun 2009-2013)

1 8 99

Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan

0 3 131

PENGARUH CASH RATIO, RETURN ON ASSET, GROWTH DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PENGARUH CASH RATIO, RETURN ON ASSET, GROWTH DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO.

0 2 14

VARIABEL YANG MEMPENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN PENGARUH CASH RATIO, RETURN ON ASSET, GROWTH DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO.

5 38 16

ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON ASSET TERHADAP DEVIDEND PAYOUT Analisis pengaruh current ratio, debt to equity ratio dan return on asset terhadap devidend payout ratio (dpr) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

1 2 14