Teori Kebijakan Dividen Dividen

21 disebabkan oleh efek sinyal atau preferensi terhadap dividen. Perubahan harga saham hanya menunjukkan bahwa terdapat informasi penting yang terkandung dalam pengumuman dividen, bukan menandakan bahwa investor lebih meyukai dividen daripada laba ditahan. 4 Teori Clientele Effect Teori ini menyatakan bahwa kelompok pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan saat ini lebih menyukai dividend payout ratio yang tinggi. Sebaliknya, kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian laba bersihnya. Jika ada perbedaan pajak bagi individu misalnya orang lanjut usia dikenai pajak lebih ringan, maka pemegang saham yang dikenai pajak tinggi lebih menyukai capital gain, karena dapat menunda pembayaran pajak. Kelompok ini lebih senang jika perusahaan membagi dividen yang kecil. Sebaliknya, kelompok pemegang saham yang dikenai pajak relative rendah, cenderung menyukai dividen yang besar. Menurut MM, hal ini tidak menunjukkan bahwa dividen besar lebih baik dari dividen kecil, demikian sebaliknya. Efek clientele ini hanya mengatakan bahwa bagi 22 sekelompok pemegang saham, kebijakan dividen tertentu lebih menguntungkan mereka. 22 Teori ini memberikan arti bahwa peruahaan memperoleh langganan clientele tertentu berkat kebijakan dividennya. Adanya efek langganan menunjukkan bahwa dalam hal ini kebijakan dividen benar-benar mengandung pengaruh tertentu. Perubahan kebijakan dividen hanya penting untuk mencegah berpindahnya investor langganan ke perusahaan lain. 23 5 Teori Tax Preference Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy yang menyatakan bahwa adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gain, para investor lebih menyukai capital gain, karena pajak atas capital gain baru dibayar setelah saham dijual, sementara pajak atas dividen harus dibayar setiap tahun setelah pembayaran dividen. Apalagi umumnya pajak atas dividen lebih besar daripada pajak atas capital gain, sehingga investor dapat memperoleh keuntungan dari perbedaan pajak ini. Karena adanya keuntungan-keuntungan pajak ini, 22 Lukas Setia Atmaja, Teori dan Praktik Manajemen Keuangan, Yogyakarta: Andi Offset, 2008, h. 288. 23 John D Martin, dkk, Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi ke-5, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1995, h.465. 23 investor lebih suka bila manajemen perusahaan menahan sebagian besar laba. 24

d. Jenis Kebijakan Dividen

Terdapat beberapa kebijakan dividen yang dapat dilakukan perusahaan, antara lain: 1 Kebijakan Dividen Mantap per Saham Dalam jenis kebijakan dividen ini, pembayaran dividen dari waktu ke waktu mempunyai jumlah yang sama. Kenaikan jumlah dividen akan terlaksana jika manajemen yakin bahwa perusahaan sudah mampu membayarnya dari waktu ke waktu. Sekali besarnya jumlah dividen dinaikkan, maka jumlah ini tidak akan turun. Perusahaan yang menjalankan kebijakan dividen yang stabil pada dasarnya ingin memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaaan mempunyai prospek yang bagus di masa mendatang. 2 Rasio Pembayaran Dividen Konstan Dalam kebijakan dividen ini, jumlah dividen dibakukan sekian persen dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa perusahaan. Ini berarti dengan laba yang berfluktuasi dari waktu ke waktu, maka besarnya dividen yang dibayarkan perusahaan juga berfluktuasi. Jika 24 Agnes Sawir, Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004, h.147. 24 laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa perusahaan turun sangat drastis, maka jumlah dividen yang dibayarkan akan sangat berkurang, atau bahkan tidak ada. 3 Kebijakan Dividen Reguler Rendah dan Ekstra Tutup Tahun Dalam kebijakan dividen ini, perusahaan secara regular misalnya per kuartal membayar dalam jumlah yang kecil, namun di akhir tahun perusahaan menambah ekstra dividen apabila perusahaan mendapatkan laba cukup besar. Kebijakan ini memberikan kepastian bagi pemegang saham atas jumlah minimal setiap tahunnya meskipun keadaan perusahaan memburuk. Namun, jika keadaan keuangan perusahaan baik, maka pemodal tetap akan menerima jumlah dividen yang minimal ditambah dengan ekstra. 4 Kebijakan Dividen Residual Dalam kebijakan dividen ini, jumlah laba ditahan bergantung pada tersedianya peluang investasi dalam satu tahun tertentu. Dividen diambil dari laba residual setelah kebutuhan investasi perusahaan terpenuhi. Jadi, jika kebutuhan akan dana investasi besar, mungkin saja para pemegang saham tidak menerima dividen. 25 25 Warsono, Manajemen Keuangan Perusahaan, Malang: Bayumedia Publishing, 2003, h.274-275. 25

e. Prosedur Pembayaran Dividen Tunai

Pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham perusahaan diputuskan oleh dewan direksi perusahaan. Direksi umumnya mengadakan pertemuan yang membahas tentang dividen setiap kuartal atau setengah tahunan dimana mereka: 1 Mengevaluasi posisi keuangan periode lalu 2 Menentukan posisi yang akan datang dalam membagikan dividen 3 Menentukan jumlah dividen yang harus dibayar 4 Menentukan tanggal-tanggal yang berkaitan dengan pembayaran dividen tunai seperti: a Tanggal tercatatnya pemegang saham, perusahaan menutup buku mengenai transfer saham dan menyusun daftar tentang nama para pemegang saham menurut keadaan hari itu. b Tanggal tanpa dividen, untuk mencegah terjadinya kekacauan maka para pialang sudah mempunyai suatu peraturan yang menyatakan bahwa pemegang saham berhak atas dividen sampai tiga hari kerja sebelum tanggal tercatatnya pemegang saham. c Tanggal pembayaran, merupakan tanggal nyata dimana perusahaan dalam kenyataan mengirimkan cek kepada nama-nama yang tercatat itu pada tanggal pembayaran. 26 26 Ridwan S Sundjaja, dkk, Manajemen Keuangan Dua Edisi Keenam, Jakarta: Literata Lintas Media, 2010, h.379. 26

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

1 Peraturan hukum a Peraturan mengenai laba bersih menentukan bahwa dividen dapat dibayar dari laba tahun-tahun yang lalu dan laba tahun berjalan. b Peraturan mengenai tindakan yang merugikan modal. Melindungi para kreditur, dengan melarang pembayaran dividen yang berasal dari modal dalam hal ini bukan membagikan keuntungannya. c Peraturan mengenai tak mampu bayar. Perusahaan boleh tidak membayar dividen jika tidak mampu bangkrut jumlah hutang lebih besar daripada jumlah harta. 2 Posisi likuiditas Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam bentuk aktiva yang diperlukan untuk menjalankan usaha, bukan disimpan dalam bentuk uang tunai. Oleh karena itu, suatu perusahaan yang keuntungannya luar biasa mungkin saja tidak dapat membayar dividen karena keadaan likuiditasnya tidak tersedianya uang kas. 3 Membayar pinjaman Jika perusahaan telah membuat pinjaman untuk memperluas usahanya atau untuk pembiayaan lainnya maka perusahaan dapat melunasi pinjamannya pada saat jatuh tempo atau perusahaan dapat menyisihkan cadangan-cadangan untuk melunasi pinjaman itu

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio Dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 103 114

Pengaruh Current Ratio, Leverage, Dividend Payout Ratio Dan Return On Equity Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008

0 61 82

Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia

0 50 79

Pengaruh retrun on asset,current ratio,debt to equity ratio,dividen,laba bersih dan divide pay out ratio terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di jakarta islamic index periode 2009-2014

0 7 0

Pengaruh return on asset,current ratio,debt to equity ratio,dividen,laba bersih dan dividend payout ratio terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta islamic index periode 2009-2014

1 26 123

Pengaruh Leverage, Return On Asset, Investment Opportunity Set, dan Dividend Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Tahun 2009-2013)

1 8 99

Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan

0 3 131

PENGARUH CASH RATIO, RETURN ON ASSET, GROWTH DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PENGARUH CASH RATIO, RETURN ON ASSET, GROWTH DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO.

0 2 14

VARIABEL YANG MEMPENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN PENGARUH CASH RATIO, RETURN ON ASSET, GROWTH DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO.

5 38 16

ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON ASSET TERHADAP DEVIDEND PAYOUT Analisis pengaruh current ratio, debt to equity ratio dan return on asset terhadap devidend payout ratio (dpr) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

1 2 14