20
C. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk mempermudah penulisan, skripsi ini dibahas dalam beberapa bab, yang akan diuraikan sebagai berikut:
BAB I : Berisi pendahuluan yang terdiri dari pernyataan masalah, pertanyaan,penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
kajian teoritis, metodologi penelitian, dan ditutup dengan sistematika penulisan.
BAB II : Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum desa Siman yang meliputi sejarah munculnya Desa Siman, letak geografi, struktur dan bagan Desa
Siman, jumlah penduduk, pendidikan, ekonomi, dan budaya. BAB III : Bab ini menjelaskan seputar pengertian tradisi Haul, sejarah tradisi
Haul, sejarah Haul KH. Abdul Fattah, penyelenggaraan dan pelaksanaan tradisi Haul KH. Abdul Fattah.
BAB IV : Bab ini menjelaskan tentang temuan dan analisis hasil penelitian yang diungkapkan dengan beberapa sub bab, yakni persepsi masyarakat Desa
Siman tentang tradisi Haul KH. Abdul Fattah, terbentuknya solidaritas sosial melalui tradisi Haul KH. Abdul Fattah, dan bentuk-bentuk
solidaritas sosial masyarakat Desa Siman melalui tradisi Haul KH. Abdul Fattah.
BAB V : Bab ini merupakan bab penutup yang menjelaskan kesimpulan dan saran-saran.
21
BAB II GAMBARAN UMUM DESASIMAN
Dalam bab ini penulis menguraikan secara ringkas mengenai sejarah muncul, letak geografis, serta kondisi sosio-demografi Desa Siman.
A. Sejarah Munculnya Desa Siman
Berdasarkan informasi dari kepala Desa Siman yang tertera dalam RPJMDes Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Siman tahun 2010.
Dalam sejarah awalnya Desa Siman muncul dari sekumpulan orang yang selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Perpindahan adalah untuk
mencari lahan yang sekiranya bisa ditanami. Salah satu bukti kehidupan mereka itu dapat dibuktikan dengan ditemukanya bekas-bekas reruntuhan bangunan kuno
sepertihalnya pecahan genteng dibeberapa tanah tegalan. Tepat pada hari Jum’at, ada seorang laki-laki dari sekumpulan orang itu
yang bernamaGarim yang memberikan gagasan tentang pentingnya sebuah pemukiman bagi mereka. Dalam rangka mewujudkan gagasannya, Garim
mengumpulkan warga kelompok tersebut untuk diajak berembuk. Dari hasil pertemuan itu lahirlah sebuah kesepakatan tempat bermukim tetap, yang bernama
”Desa Siman”. Bagi mereka, nama ini mempunyai dua arti, Pertama, Siman memiliki
makna “Isinya Iman”, yang berarti bahwa sejelek-jeleknya atau sejahat-jahatnya
tingkah laku atau perbuatan manusia warga Siman masih mempunyai pondasi