29
BAB III TRADISI HAUL
Bab ini menjelaskan atau membahas seputar pengertian Haul, sejarah tradisi Haul, serta sejarah tradisi Haul KH. Abdul Fattah di Desa Siman.
1. Pengertian Tradisi Haul
Dalam kamus bahasa Indonesia, menurut Santoso dan al-Hanif tradisi adalah adat kebiasaan turun-temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan
masyarakat, penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik dan benar 2002:387. Sementara itu dalam Kamus
Antropologi, tradisi diartikan sama dengan adat istiadat, yaitu kebiasaan yang bersifat magis-religius dari kehidupan penduduk asli yang meliputi nilai-nilai
budaya, norma-norma, hukum, dan aturan-aturan yang saling berkaitan yang kemudian menjadi sistem budaya dari suatu kebudayaan untuk mengatur tindakan
atau perbuatan manusia dalam kehidupan sosial Ariyono dan Siregar, 1985:4. Sedangkan dalam Kamus Sosiologi, tradisi mempunyai arti sebagai adat istiadat
dan kepercayaan yang secara turun-temurun dapat dipelihara Soekanto, 1993:459. Masih dalam kamus sosiologi, tradisi juga berarti aspek subyektif
kebudayaan suatu kelompok yang dipelihara secara turun temurun melalui bahasa, nilai-nilai, kepercayaan, sikap-sikap, dan seterusnya Soekanto, 1993:459.
Kata tradisi juga ada dalam bahasa Arab, yaitu turats, berasal dari unsur- unsur huruf wa ra tsa, yang dalam kamus klasik disepadankan dengan kata-kata
irts, wirts, mirats.Semuanya merupakan bentuk masdhar verbal noun yang
30 mempunyai arti “segala yang diwarisi manusia dari kedua orang tuanya, baik yang
berupa harta maupun pangkat atau keningratan” Abed al-Jabiri, 2000:2. Menurut Ensiklopedi Britanica, tradisi mempunyai pengertian kumpulan
dari kebiasaan, kepercayaan, dan berbagai praktek yang menyebabkan lestarinya suatu kebudayaan, peradaban, atau kelompok sosial, dan karena itu membentuk
pandangan hidupnya Pranowo, 1998:5. Selain itu tradisi juga mempunyai arti segala sesuatu yang disalurkan atau diwariskan dari masa lalu ke masa kini
Sztompka, 2007:70. Tradisi dianggap sebagai norma-norma, kaidah, dan kebiasaan-kebiasaan. Tradisi bukanlah sesuatu yang tidak dapat diubah, tapi justru
dipadukan dengan keanekaragaman perbuatan manusia. Karena manusia yang membuat tradisi, maka manusia jugalah yang bisa menerima, menolaknya, dan
atau bahkan mengubahnya Van Peursen, 1976:11. Adapun kata haul peringatan satu tahun setelah kematian menurut
Jalaluddin as-Suyuthi 1417 H1996:208 diambil dari sebuah ungkapan yang diambil dari hadits Nabi SAW.
“Rasulullah SAW setiap haul setahun Sekali berziarah kemakam syuhada perang Uhud. Ketika Nabi SAW sampai disuatu tempat bernama
Sya’b beliau mengeraskan suaranya dan berseru: keselamatan bagimu atas kesabaranmu, alangkah baiknya tempatmu di akhirat. Abu Bakar
ra.Juga melakukan seperti itu. Demikian juga Umar bin Khattab ra. Dan Usman bin Affan ra.
” H.R. Baihaqi
Sedangkan dalam bahasa Arab kata haul semakna dengan sanah, yaitu tahun. Istilah itu sering juga oleh organisasi tradisional dalam memperingati hal-
hal yang dianggap mempunyai makna yang sangat berarti setelah genap setahun, khususnya peringatan kematian para pembesar elit organisasi Nahdhatul Ulama