4 keluarga miskin, menengah, atau kaya.Yang di-Haul-i pun bisa tokoh kharismatik
ataupun orang yang dipandang biasa saja.Akan tetapi tradisi Haul biasanya lebih menggema ketika dilakukan terhadap tokoh kharismatik. Kebanyakan tradisi haul
biasanya dilakukan sebagai upaya memperingati meninggalnya sosok Kyai atau Ulama’ yang dianggap berjasa terhadap suatu desa atau dalam suatu kelompok
masyarakat. Menurut Cliford Geertz seorang guru di suatu pondok dan setiap sarjana yang memiliki pemahaman dalam keislaman biasanya disebut Kyai
Raharjo, 1993:171. Tentunya banyak syarat yang harus dimiliki seorang guru dipesantren ketika ingin menjadi Kyai antara lain dari segi keilmuan, kualitas
kepribadaian, atau kepemimpinan Raharjo, 1993:171.Kyai biasanya juga memiliki kedudukan khusus karena pengetahuanya yang berasal dari sumber
pengetahuan diluar desa Raharjo, 1993:174. Biasanya para Kyai ini selalu melakukan pembaharuan terhadap masyarakat ketika kebiasaan masyarakat itu
dianggap telah keluar dari nilai-nilai ajaran Islam. Dalam konteks nasional Kyai selalu dikelompokan sebagai golongan intelegensia tradisional Raharjo,
1993:174. Tradisi haul banyak dijumpai di Indonesia seperti halnya tradisi Haul KH.
Abdurrahman Wahid Gus Dur yang selalu menyedot banyak orang baik dari berbagai kalangan. Selain itu ada tradisi Haul KH. Abdullah Faqih di pesantren
Langitan di Tuban ada juga tradisi Haul mbah Ma’sum di Lasem jawa Tengah
danlain sebagainya. Bahkan tradisi Haul KH.Abdurahaman Wahid Gus Dur sering juga diikuti oleh orang-orang yang beragama selain Islam.
5 Demikian pula dalam masyarakat Desa Siman ada tradisi yang sering
dirayakan setiap tahunya yaitu, tradisi Haul.Peneliti melihat tradisi Haul merupakan tradisi yang mampu menyedot banyak orang terutama masyarakat desa
Siman dan sekitarnya. Ketika tradisi haul ini digelar banyak fenomena yang menarik seperti halnya masyarakat saling bahu-membahu mensukseskan tradisi
itu. Selain itu masyarakat Desa Siman yang keberadaannya juga banyak berada diluar kota atau merantau ketika tradisi haul digelar biasanya mereka
menyempatkan waktu untuk pulang ke desa Siman untuk mengikuti tradisi Haul ini.
Peringatan haul dalam masyarakat Desa Siman merupakan upaya penghormatan terhadapKH. Abdul Fattah yang dilaksanakan setiap tahun sekali.
Biasanya, kegiatan haul ini dilaksanakan pada minggu pertama bulan Muharram dalam penanggalan Hijriyah. Kegiatan ini diikuti oleh Santri, masyarakat Desa
Siman dan masyarakat sekitarnya serta para alumni Pondok Pesantren Al-Fattah yang didirikan oleh KH. Abdul Fattah.
Ada beberapa hal yang menjadi ketertarikan bagi peneliti dalam tradisi haul di Desa Siman ini yaitu, Pertama solidaritas masyarakat yang terdiri dari para
tokoh ulama, pemerintahan setempat, alumni pesantren dan masyarakat sekitar untuk mensukseskan tradisi Haul ini. Kedua, kemampuan tadisi haul menyedot
perhatian banyak orang memberikan dampak terhadap pendapatan ekonomi masyarakat. Karena dengan digelarnya tradisi haul biasanya masyarakat menjual
barang-barang seperti halnya mainan, makanan dan pakaian.
6 Berangkat dari fenomena itu, penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih
mendalam tentang tradisi haul dan solidaritas sosial masyarakat Desa Siman. Selanjutnya, penelitian penulis ini mengambil judul:
“Tradisi Haul dan Terbentuknya Solidaritas Sosial Studi Kasus Peringatan Haul KH Abdul Fattah
pada masyarakat Desa Siman Kabupaten Lamongan.
B. PERTANYAAN PENELITIAN
Berdasarkan pernyataan masalahdiatas,maka peneliti mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah solidaritas sosial masyarakat desa Siman itu
terbentuk melalui tradisi Haul KH. Abdul Fattah tersebut? 2.
Apa saja bentuk-bentuk solidaritas sosial masyarakat desa Siman dalam merayakan tradisi Haul KH. Abdul Fattah tersebut?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1
Untuk mengetahui
bagaimana masyarakat
desa Siman
mempersepsikan tradisi Haul KH. Abdul Fattah tersebut. 2
Untuk mengetahui bagaimanakah solidaritas sosial masyarakat desa Siman itu terbentuk melalui tradisi Haul KH. Abdul Fattah tersebut?
3 Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk solidaritas sosial
masyarakat desa Siman dalam merayakan tradisi Haul tersebut.
7
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang mengambil tema tradisi peringatanHaul KH. Abdul Fattah terhadap solidaritas warga Desa Siman ini adalah:
1 Secara akademis diharapkan penelitian mengenai peringatan Haul KH.
Abdul Fattah terhadap solidaritas sosial warga masyarakat desa Siman berguna bagi perkembangan kajian Sosiologi yang terkait dengan tema-
tema agama dan solidaritas sosial. 2
Secara praktis penelitian ini diharapkan menjadi informasi awal bagi penelitian yang serupa di waktu mendatang dan juga dapat memberikan
acuan bagi model-model media untuk meningkatkan solidaritas sosial yang dapat dipakai oleh aparat pemerintah, LSM maupun stake holders
yang lain untuk diterapkan di wilayah selain di desa Siman.
D. TINJAUAN PUSTAKA
Demi menyusun penelitian Haul dan Solidaritas Sosial ini peneliti melakukan penelusuran tinjauan pustaka. Berikut beberapa tinjauan pustaka yang
peneliti dapatkan, yaitu: Pertama, penelitian Tesis Zahara Nasution pada tahun 2008 yang berjudul
Tradisi Wirid dan Pengaruhnya terhadap Solidaritas Sosial di Marelan Kelurahan Rengas Pulau Lingkungan 27 Kecamatan Medan Marelan.Adapun
hasil penemuanya terhadap anggota yang selalu mengikuti tradisi wirid yaitu pertama, masyarakat rajin datang bertakziah ketika ada anggota yang sering
mengikuti tradisi wirid meninggal. Masyarakat akan membantu keluarga yang
8 berduka tanpa harus bayar seperti merangaki bunga dan lain-lain.Kedua,
Meningkatkan semangat gotong royong dimasyarakat seperti masyarakat membantu acara pesta, membersihkan mushola dan lain-lain. Ketiga,
menjengungk anggota atau bukan anggota yang sakit. Keempat, memudahkan anggota dalam bergaul sehingga mereka tidak kaku ketika bergaul terutama
sesame anggota wirid.Kelima, tradisi wirid menjadi sosialisasi bagi peserta wirid dalam belajar agama. Keenam, Solidaritas sosial bisa ditemukan meski dengan
tidak hadir ke acara-acara tertentu akan tetapi cukup dengan memberikan sumbangan uang. Ketujuh, masyarakat yang tidak masuk dalam anggota tradisi
wirid biasanya memiliki solidaritas rendah seperti merasa minder,susah bergaul, dan kehidupannya lebih tertutup. Kedelapan, anggota tradisi wirid bisa meminjam
uang dari kas hasil iuran dari anggota yang sering mengikuti tradisi wirid. Kedua, hasil penelitian Drs. Slamet Subekti dan Dra. Sri Indrahti M.
Hum.Judul Penelitian
U
pacara Tradisi Sedekah Laut Sebagai Media Membangun. Solidaritas Sosial :Kasus Pada Masyarakat Nelayan Desa
Bajomulyo, Juwana, Kabupaten Pati.Adapun hasil dari penelitian ini bahwa upacara tradisi sedekah laut memberikan dampak terhadap masyarakat yaitu
solidaritas sosial. Masyarakat bergotong royong dalam menyukseskan upacara tersebut.Selain itu upacara ini juga mampu meningkatkan pendapatan ekonomi
masyarakat tersebut. Tentunya upacara ini tidak hanya dihadiri oleh masyarakat sekitar akan tetapi banyak masyarakat dari luar yang menghadiri upacara
tersebut..
9 Ketiga,Disertasi M. Yusuf Wibisono dengan judul Keberagamaan
Masyarakat Pesisir: Studi Perilaku Keagamaan Masyarakat PesisirPatimban Kecamatan Pusakanegara Kabupaten Subang Jawa Barat.Temuan dalam
penelitian ini menjelaskan adanya keberagamaan muslim pesisir Patimban yang mempunyai kekhasan dengan berbagai dinamikanya. Varian umat Islam di
Patimban pada umunya dibagi pada katagori santri dan non-santri, meskipun secara kuntitatif kalangan non-santri mayoritas. Kedua varian ini dalam banyak
hal menunjukkan soliditasnya, namun dalam konteks loyalitas terhadap tradisi ritual, keduanya nampak ada perbedaan yang cukup signifikan. Kalangan non-
santri menganggap tradisi ritual warisan leluhur itu mempunyai unsur religiusitas atau mana kekuatan supernatural sehingga ada keharusan untuk dilaksanakan
dan dilestarikan. Bagi kalangan santri hal itu hanya warisan budaya yang berfungsi sebagai sarana kohesisosial, dan tidak adakaitannya dengan unsur
religiusitas atau mana. Implikasi teoritiknya adalah; Pertama, perpaduan antara tradisi lokal dengan Islam bisa berwujud pola keberagamaan yang unik dan
berbeda dengan kedua entitasaslinya –lebih tepatnya disebut Islam lokal atau
disebut juga dengan Islam kompromis. Kedua, keberagamaan yang dilakukan masyarakat pesisir Patimban diwujudkan kedalam berbagai ritual keagamaan,
sekaligus merefleksi pada tataran sosiologis dengan corak lokalitasnya, agar mereka tetap dapat bertahan hidup survival.
Keempat, Hasil penelitian Christriyati ArianiUpacara Bersih Dusun Gua Cerme, Desa Selopamioro Kabupaten Bantul Sebagai Wujud Solidaritas
Sosial.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya upacara bersih dusun