Struktur dan bagan Desa Siman.

28

G. Agama

Semua anggota masyarakat Desa Siman beragama Islam. Dalam menjalankan ibadahnya masyarakat Desa Siman melakukannya di Masjid dan Musholla. Adapun jumlah tempat ibadah masyarakat Desa Siman terdiri dari 2 bangunan Masjid dan 10 bangunan Musholla. H. Budaya Adapun dalam soal budaya, masyarakat Desa Siman selama ini masih memegang teguh adat istiadat atau kebiasaan secara turun-temurun.Adat istiadat itu seperti Haul desa atau istilah orang- orang tua“Nyadran atau Sedekah Bumi” setiap tahun, yasinan, tahlilan, serta Hadrah . Setiap malam Jum’at Wage, sejak dulu sampai sekarang, masyarakat Desa Siman selalu mengadakan “Selametan”dengan cara berdoa dikuburan. Karena masyarakat Desa Siman mayoritas beragama Islam, berbagai kegiatan yang menyangkut budaya bernuansa Islami.Padahal masyarakat desa Siman pada zaman dahulu, ketika mengadakan “Nyadran”sering dibarengi dengan kegiatan pertunjukan kesenian Wayang Kulit. Namun dengan perlahan, seiring banyaknya perubahan-perubahan yang dilakukan oleh KH. Abdul Fattah terhadap masyarakat D esa Siman tradisi “Nyadran” tersebut diganti diisi dengan acara doa dan tahlil yang ditujukan pada ahli kubur yang telah meninggal. 29

BAB III TRADISI HAUL

Bab ini menjelaskan atau membahas seputar pengertian Haul, sejarah tradisi Haul, serta sejarah tradisi Haul KH. Abdul Fattah di Desa Siman.

1. Pengertian Tradisi Haul

Dalam kamus bahasa Indonesia, menurut Santoso dan al-Hanif tradisi adalah adat kebiasaan turun-temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan masyarakat, penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik dan benar 2002:387. Sementara itu dalam Kamus Antropologi, tradisi diartikan sama dengan adat istiadat, yaitu kebiasaan yang bersifat magis-religius dari kehidupan penduduk asli yang meliputi nilai-nilai budaya, norma-norma, hukum, dan aturan-aturan yang saling berkaitan yang kemudian menjadi sistem budaya dari suatu kebudayaan untuk mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam kehidupan sosial Ariyono dan Siregar, 1985:4. Sedangkan dalam Kamus Sosiologi, tradisi mempunyai arti sebagai adat istiadat dan kepercayaan yang secara turun-temurun dapat dipelihara Soekanto, 1993:459. Masih dalam kamus sosiologi, tradisi juga berarti aspek subyektif kebudayaan suatu kelompok yang dipelihara secara turun temurun melalui bahasa, nilai-nilai, kepercayaan, sikap-sikap, dan seterusnya Soekanto, 1993:459. Kata tradisi juga ada dalam bahasa Arab, yaitu turats, berasal dari unsur- unsur huruf wa ra tsa, yang dalam kamus klasik disepadankan dengan kata-kata irts, wirts, mirats.Semuanya merupakan bentuk masdhar verbal noun yang