mendapatkan informasi tentang objek, daerah atau fenomena yang diteliti. Proses penerjemahan data penginderaan jauh menjadi
informasi disebut interpretasi data. Apabila interpretasi dilakukan secara digital maka disebut interpretasi citra digital digital image
interpretation.
17
Penginderaan jauh dalam pengertian yang lebih luas, pengukuran atau pemerolehan informasi dari beberapa sifat obyek
atau fenomena, dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung atau bersinggungan dengan
obyek atau fenomena yang dikaji.
18
b. Sistem Pengindraan Jauh
Konsep dasar pengindraan jauh terdiri dari beberapa elemen meliputi sumber tenaga, atmosfer, interaksi tenaga dengan
objek, sensor, dan sistem pengolahan data. Seluruh sistem pengindraan jauh memerlukan sumber energi baik aktif misalnya,
sistem pengindraan jauh radar maupun pasif misalnya, sistem pengindraan jauh satelit secara optik. Spektrum elektromagnetik
merupakan berkas dari tenaga elektromagnetik yang meliputi sinar gamma, x, ultraviolet, tampak, inframerah, gelombang mikro, dan
gelombang radio. Spektrum elektromagnetik yang biasa digunakan dalam pengindraan jauh adalah sebagian dari spektrum ultraviolet
0,3-0,4 µm, spektrum tampak 0,4-0,7 µm, spektrum inframerah dekat 0,7-1,3 µm, spektrum inframerah thermal 3-18 µm, dan
gelombang mikro 1mm-1m.
19
Interaksi tenaga dengan objek sesuai dengan asas kekekalan tenaga, maka terdapat 3 interaksi, yaitu dipantulkan,
diserap, dan di transmisikan atau diteruskan. Besarnya tenaga yang dipantulkan, diserap, ditransmisikan akan berbeda pada tiap
17
Ibid.,
18
Hartono,dkk, Penginderaan Jauh Untuk Sumberdaya Hutan Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1996, h. 16
19
Erwin Hardika Putra, h. 3
penutupan lahan. Hal ini mengandung pengertian bahwa apabila nilai tenaga yang dipantulkan pada suatu tempat sama dengan
tempat lain maka dapat disimpulkan tempat tersebut memiliki karakteristik penutupan lahan yang sama.
20
Sumber: Sodikin, 2013
Gambar 2.1 Ilustrasi mengenai interaksi sinar matahari
dengan objek yang diterima sensor satelit.
Gambar 2.1 menjelaskan mengenai skema sistem kerja pengindraan jauh. Dimana sumber energi dari sistem pengindraan
jauh tersebut adalah matahari. Matahari menghasilkan energi alami yang diserap oleh objek-objek yang ada di bumi, misalnya gedung,
jalan, rumput, vegetasi, serta objek-objek yang lainnya. Pantulan objek tersebut ditangkap oleh sensor yang dibawa oleh wahana
baik berupa balon udara ataupun dengan pesawat terbang. Dari sensor tersebut data disalurkan kembali ke stasiun bumi dan
kemudian dihasilkanlah data citra. Kemudian data citra tersebut di
20
Ibid.,
olah, diinterpretasikan untuk keperluan pemetaan, dan untuk keperluan yang lainnya.
21
Tabel 2.1 Karakteristik beberapa satelit pengindraan jauh
Satel it
sense Resolusi spektral
Resolusi spasial
Resolusi temporal
Resolusi radiomet
rik
MSS Band 1 0.5-0.6
Band 2 0.6-0.7 Band 3 0.7-0.8
Band 4 0.8-1.1 79mx79m 16 hari
7 bit
band 1,2,3
6 bit
band 4 TM
Band 1 0.45-0.52 Band 2 0.52-0.60
Band 3 0.63-0.69 Band 4 0.76-0.90
Band 5 1.55-.75 Band 7 2.08-2.35
Band 6 10.40-12.50 30mx30m
120mx12 0m
16 hari 8 bit
ETM +
Band 1 0.45-0.52 Band 2 0.52-0.60
Band 3 0.63-0.69 Band 4 0.76-0.90
Band 7 2.08-2.35 Band 6 10.40-12.50
Band 8 0.52-0.90 Pankromatik
30mx30m 120mx
120m 15mx15m
16 hari 8 bit
SPO TH
RV XS
Band 1 0.5-0.59 Band 2 0.61-0.68
Band 3 0.79-0.89 Band 4 0.51-0.73
Pankromatik 20mx20m
10mx10m 26 hari
8 bit
IKO NOS
Band 1 0.45-0.52 Band 2 0.52-0.60
Band 3 0.63-0.69 Band 4 0.76-0.90
Pan 0.45-0.90 4m x 4m
1m x 1m 3 hari
16 bit
Quic k-
Bird Band 1 0.45-0.52
Band 2 0.52-0.60 Band 3 0.63-0.69
Band 4 0.76-0.90 Pan 0.45-0.90
2.5mx2.5 m
0.6mx0.6 m
3 hari 16 bit
Sumber : Erwin Hardika Putra, 2011
21
Sodikin, “Kerusakan Mangrove Serta Kolerasinya Terhadap Tingkat Intrusi Air Laut,” Tesis pada Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang, 2013, h. 17