Model-model Ruang Terbuka Hijau

perkotaan sehingga pemanfaatan lahan untuk Ruang Terbuka Hijau dianggap sebagai penambah estetika lingkungan. Lebih parah lagi, Ruang Terbuka Hijau dianggap sebagai cadangan untuk penggunaan lahan di masa mendatang. Hal ini mengakibatkan munculnya paradigma bahwa setiap saat Ruang Terbuka Hijau dapat diganti dengan penggunaan lain, yang dirasakan lebih menguntungkan secara ekonomis. Dimana penggunaan lahan berupa Ruang Terbuka Hijau di daerah perkotaan banyak dipengaruhi oleh mekanisme pasar sehingga banyak terjadi perubahan penggunaan lahan terbuka hijau menjadi area pertokoan, hotel, pompa bensin, restoran, serta lahan bisnis lainnya yang dirasa memiliki nilai ekonomis tinggi tanpa memperhatikan kondisi lingkungan dan dampak lingkungan yang ditimbulkan. 12 2. Pertambahan jumlah penduduk Faktor pendorong perubahan Ruang Terbuka Hijau salah satunya disebabkan karena bertambahnya jumlah penduduk, baik yang disebakan karena tingginya angka kelahiran, maupun urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah suatu proses perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. Seorang sarjana lain mengartikan urbanisasi sebagai suatu proses, membawa bagian yang semakin besar dari penduduk suatu Negara untuk berdiam di pusat perkotaan. 13 Dengan bertambahnya penduduk pendatang atau urbanisasi, bagi mereka yang berpendapatan rendah dan kurangnya tingkat pendidikan, mendorong mereka untuk menduduki lahan Ruang Terbuka Hijau di wilayah Jabotabek. 12 Aca Sugandhy dan Rustam Hakim, Pembanguan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Cet. II, h. 99 13 Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Rineka Cipta, 2009 Cet V, h. 246 Seperti pemanfaatan tepian bantaran sungai dan tepian jalur rel kereta api sebagai tempat tinggal. 14

3. Pemerintahan

Kurangnya pengendalian aparat pemerintahan terhadap perkembangan kota wilayah Jabotabek, anatara lain menyebabkan berubahnya fungsi Ruang Terbuka Hijau kota. Penggunaan Ruang Terbuka Hijau mulanya diawali dengan tumbuhnya perumahan liar yang semakin meluas dan sulit dikendalikan, yang selanjutnya menimbulkan terbentuknya kawasan kumuh. Apalagi para penghuni tersebut dikenakan pajak tidak resmi, sehingga mereka merasakan seolah mendapatkan legalitas untuk tinggal di tempat tersebut. 15

2. Pengindraan Jauh

a. Pengertian Pengindraan Jauh

Menurut Lillesend and Kiefer bahwa Pengindraan jauh remote sensing adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji. 16 Jadi, yang dinamakan dengan pengindraan jauh yaitu merupakan suatu ilmu untuk menganalisis suatu objek, dimana- data-data tersebut bisa diperoleh tanpa harus turun langsung pada objek yang dikaji. Pengumpulan data pengindraan jauh dilakukan dengan menggunakan alat pengindra disebut sensor. Sensor pengumpul data pengindraan jauh umumnya dipasang dalam satu platform yang berupa pesawat terbang atau satelit. Data pengindraan jauh berupa citra imagery. Data tersebut dapat dianalisis untuk 14 Aca Sugandhy dan Rustam Hakim, h. 100 15 Ibid., 16 Erwin Hardika Putra, Penginderaan Jauh Dengan ERMapper, Yogyakarta:Graha Ilmu, 2011, h. 2 mendapatkan informasi tentang objek, daerah atau fenomena yang diteliti. Proses penerjemahan data penginderaan jauh menjadi informasi disebut interpretasi data. Apabila interpretasi dilakukan secara digital maka disebut interpretasi citra digital digital image interpretation. 17 Penginderaan jauh dalam pengertian yang lebih luas, pengukuran atau pemerolehan informasi dari beberapa sifat obyek atau fenomena, dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung atau bersinggungan dengan obyek atau fenomena yang dikaji. 18

b. Sistem Pengindraan Jauh

Konsep dasar pengindraan jauh terdiri dari beberapa elemen meliputi sumber tenaga, atmosfer, interaksi tenaga dengan objek, sensor, dan sistem pengolahan data. Seluruh sistem pengindraan jauh memerlukan sumber energi baik aktif misalnya, sistem pengindraan jauh radar maupun pasif misalnya, sistem pengindraan jauh satelit secara optik. Spektrum elektromagnetik merupakan berkas dari tenaga elektromagnetik yang meliputi sinar gamma, x, ultraviolet, tampak, inframerah, gelombang mikro, dan gelombang radio. Spektrum elektromagnetik yang biasa digunakan dalam pengindraan jauh adalah sebagian dari spektrum ultraviolet 0,3-0,4 µm, spektrum tampak 0,4-0,7 µm, spektrum inframerah dekat 0,7-1,3 µm, spektrum inframerah thermal 3-18 µm, dan gelombang mikro 1mm-1m. 19 Interaksi tenaga dengan objek sesuai dengan asas kekekalan tenaga, maka terdapat 3 interaksi, yaitu dipantulkan, diserap, dan di transmisikan atau diteruskan. Besarnya tenaga yang dipantulkan, diserap, ditransmisikan akan berbeda pada tiap 17 Ibid., 18 Hartono,dkk, Penginderaan Jauh Untuk Sumberdaya Hutan Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1996, h. 16 19 Erwin Hardika Putra, h. 3