Pembahasan HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN

92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa jawaban dari pertanyaan yang sudah dituliskan sebelumnya. Maka dalam penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa : 1. Perubahan luas Ruang Terbuka Hijau atau wilayah hijau yang merupakan komponen yang harus ada dalam setiap wilayah yang memberikan manfaat bagi kehidupan, nyatanya luas Ruang Terbuka Hijau atau wilayah hijau di Ciputat Timur mengalami perubahan yaitu penurunan luas Ruang Terbuka Hijau atau wilayah hijau dari tahun ke tahun. Pada penelitian ini penulis mengamati selama 25 tahun yaitu dari tahun 1990 hingga tahun 2015. Berdasarkan hasil interpretasi citra,maka Ruang Terbuka Hijau di Ciputat Timur mengalami penurunan, dimana luas Ruang Terbuka Hijau pada tahun 1990 periode pertama penulis melakukan pengamatan seluas 1.113,6 ha, pada tahun 1995 berkurang menjadi 936,8 ha, pada tahun 2000 berkurang menjadi 930 ha, pada tahun 2005 berkurang menjadi 759,3 ha, pada tahun 2010 berkurang menjadi 442,8 ha, dan pada periode terakhir tahun 2015 berkurang menjadi 417,6 ha atau sekitar 23,5 dari total luas wilayah. Jika dihitung secara keseluruhan maka Ruang Terbuka Hijau atau wilayah hijau dari tahun 1990 hingga tahun 2015 berkurang seluas 696 ha atau 61 dari total luas wilayah Ruang Terbuka Hijau semula. 2. Faktor yang mempengaruhi perubahan luas Ruang Terbuka Hijau atau wilayah hijau di Ciputat Timur ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling mendukung satu sama lain. Faktor pertama dipengaruhi oleh faktor ekonomi dimana wilayah hijau dianggap lebih menguntungkan jika dijadikan lahan bisnis sebagai investasi masa depan. Faktor pertambahan penduduk seperti urbanisasi dan meningkatnya angka kelahiran sangat berpengaruh terhadap menurunnya wilayah hijau, dimana wilayah hiaju berubah fungsi menjadi bangunan akan kebutuhan tempat tinggal dan lahan usaha. Selain itu juga faktor pemerintah seperti kurangnya pengawasan dari pemerintah banyak Ruang Terbuka Hijau atau wilayah hijau baik itu milik pribadi maupun pemerintah, banyak masyarakat mendirikan bangunan illegal sehingga Ruang Terbuka Hijau atau wilayah hijau semakin minim.

B. Saran

Ruang Terbukan Hijau atau wilayah hijau di perkotaan khususnya di Ciputat Timur sangatlah penting mengingat banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan. Pembangunan yang terjadi saat ini tentunya harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan tidak memberikan efek negatif bagi kehidupan. Saran yang dapat disimpulkan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Untuk pemerintah atau pihak terkait Saran yang bisa disimpulkan oleh penulis kepada pihak pemerintah terkait yaitu perlunya penataan wilayah hijau serta menindak lanjuti pembangunan illegal di wilayah yang seharusnya tetap hijau serta perlunya penataan wilayah hijau disetiap daerah sehingga bisa meminimalisir dampak negatif dari minimnya kehijauan kota sehingga memberikan asfek positif bagi para penghuninya. 2. Untuk masyarakat Ciputat Timur Saran yang bisa disampaikan penulis untuk masyarakat setempat baik yang penduduk asli maupun penduduk pendatang supaya lebih memperhatikan lagi lingkungan sekitar baik lingkungan yang menjadi tanggungjawab pribadi maupun pihak pemerintah, seperti perlunya melakukan penghijauan disekitar rumah pribadi. 3. Untuk para peneliti selanjutnya Mungkin penelitian penulis masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis menyarankan untuk para peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian secara lebih mendalam dan lebih detail seperti perlunya menganalisis Ruang Terbuka Hijau atau wilayah hijau berdasarkan jumlah atau kepadatan penduduk, berdasarkan tingkat kebutuhan oksigen, dan sebagainya. DAFTAR PUSTAKA BUKU Ahmadi, Abu. Ilmu Sosial Dasar. Rineka Cipta, Jakarta, 2009 Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, Kecamatan Ciputat Timur Dalam Angka 2016, BPS, Tangerang Selatan, 2016 Elly, Muhammad Jafar. Sistem Informasi Geografi Menggunakan Aplikasi ArcView 3.2 dan ErMapper 6.4. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009 Hartono, dkk. Pengindraan Jauh Untuk Sumberdaya Hutan Teori dan Aplikasi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1996. Joga, Nirwono dan Iwan Ismaun. RTH 30 Resolusi Kota Hijau. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2011. Junahara Nunik, Yulia E Putri. Rumah Ramah Lingkungan Interpretasi Arsitektual Konsep Islam dalam Hunian. UIN Malang Press, Malang, 2009 LAPAN. Pedoman Teknik Pengindraan Jauh Landsat 8 Untuk Mangrove. LAPAN, Jakarta, 2015 Nazir, Moh Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Bogor, 2009. Purnomohadi, Ning. Ruang Terbuka HIjau Sebagai Unsur Utama Tata Ruang Kota, Direktorat Jendral Penataan Ruang, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta, 2006 Sadyohutomo, Mulyono. Manajemen Kota dan Wilayah. Bumi Aksara, Jakarta, 2009 Sodikin. Sistem Informasi Geografis Pengindraan Jauh Teori dan Praktek dengan ER Mapper dan Arc View. Sibuku Media, Yogyakarta, 2015 Sugandhy, Aca dan Rustam Hakim. Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan. Bumi Aksara, Jakarta, 2009 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Alfabeta, Bandung, 2013 Suryantoro, Agus. Integrasi Aplikasi Sistem Informasi Geografis. Ombak, Yogyakarta, 2013