Perubahan Luas Ruang Terbuka Hijau di Daerah Ciputat Timur
untuk luasan Ruang Terbuka Hijau menjadi 417,6 ha atau sekitar 23,5 dari total luas wilayah Ciputat Timur. Jika dilihat dari jumlah luas
Ruang Terbuka Hijau pada tahun 2015 yaitu pada periode ke V, maka bisa dikatakan daerah Ciputat Timur ini minim Ruang Terbuka Hijau
dan belum memenuhi persyaratan perundang-undangan tahun 2007, dimana suatu wilayah setidaknya harus ada 30 Ruang Terbuka Hijau
dari total luasan wilayah. Jika dilihat secara garis besar perubahan penggunaan lahan
termasuk Ruang Terbuka Hijau dari tahun 1990 hingga tahun 2015 yang paling menonjol bertambah yaitu lahan terbangun. Dimana jumlah
perairan pada tahun 1990 sebanyak 61,2 ha atau sebanyak 3,4 sedangkan jumlah perairan tahun 2015 sebanyak 29,4 ha atau 1,7.
Selisih jumlah perairan tahun 1990 hingga tahun 2015 berkurang sebanyak 31,8 ha atau sekitar 51 dari total luas wilayah perairan
semula. Hal ini disebabkan karena terjadinya pengurukan lahan perairan seperti empang atau tempat pemancingan, dan juga danau yang
saat ini lahannya semakin menyempit. Luas lahan terbangun pada tahun 1990 seluas 605 ha atau sekitar 34 dan tahun 2015 seluas 1.332,8 ha
atau sekitar 74,9. Selisih dari tahun 1990 hingga tahun 2015 untuk luas lahan terbangun yaitu bertambah menjadi 727,8 ha atau lebih dari
100 dari total luas lahan terbangun semula. Luas Ruang Terbuka Hijau pada tahun 1990 seluas 1.113,6 atau sekitar 62,6 dan tahun
2015 luas Ruang Terbuka Hijau menurun menjadi 427,6 ha atau 23,5. Selisih antara tahun 1990 hingga tahun 2015 sekitar 696 ha atau sekitar
61 dari total luas Ruang Terbuka Hijau semula yaitu pada tahun 1990. Hal ini terjadi karena adanya alih fungsi Ruang Terbuka Hijau menjadi
lahan terbangun. Hasil analisis citra landsat 5, 7, dan 8 dari tahun 1990 hingga
tahun 2015, wilayah hijau pada tahun 1990 masih sangat luas, dimana masyarakatnya juga masih banyak yang bertani. Sedangkan pada tahun
2015 periode terakhir penulis melakukan penelitian dengan
menggunakan citra landsat 8, wilayah hijau atau yang disebut Ruang Terbuka Hijau pada tahun 2015 ini sangat minim. Sedangkan
pembangunan baik itu perumahan dan lahan bisnis sangat meningkat pesat, seperti terlihat pada gambar grafik 4.1
Grafik 4.1 Perubahan Penggunaan Lahan
Berdasarkan Grafik 4.1 terlihat jelas bahwa perairan di daerah Ciputat Timur ini dari sejak tahun 1990 sampai 2015 cenderung statis,
dimana hanya mengalami perubahan sedikit saja dalam setiap periodenya. Sedangkan pada garis merah yang menandakan garis lahan
terbangun dan garis hijau yang menandakan Ruang Terbuka Hijau, keduanya saling bertolak belakang, dimana dari tahun 1990 hingga
tahun 2015, Ruang Terbuka Hijau mengalami penurunan sehingga Ruang Terbuka Hijau menjadi sedikit. Sedangkan pada garis warna
merah terlihat jelas bahwa luas lahan terbangun mengalami peningkatan. Lahan terbangun yang ada di daerah Ciputat didominasi
oleh pembangunan perumahan modern, rumah perkampungan, lahan komersil seperti pabrik-pabrik, ruko, dan lahan bisnis lainnya.
Luas Perairan pada periode ke I yaitu pada tahun 1990 memiliki luas 61,2 ha, dan pada periode ke VI yaitu pada tahun 2015 memiliki
luas 29,4 ha. Hal ini membuktikan bahwa perairan dari tahun 1990
61.2 38.8
25.7 35,9
30.6 29.4
605 804.2
824.2 985
1306.4 1332.8
1,113.60 936.8
930 759,3
442.8 417.6
200 400
600 800
1000 1200
1400
1990 I 1995 II
2000 III 2005 IV
2010 V 2015 VI
H ek
ta r
Ar e
Tahun
Grafik Perubahan Penggunaan Lahan
Perairan Lahan Terbangun
RTHWilayah Hijau
sampai tahun 2015 atau dalam kurun waktu 25 tahun mengalami penurunan seluas 31,8 ha. Berikut ini perubahan perairan yang terjadi
dalam kurun waktu 25 tahun dan dibagi dalam beberapa periode : 1.
Tahun 1990 periode ke I sampai tahun 1995 periode ke II, perairan mengalami penurunan seluas 22,4 ha. Rata-rata luas penurunan dalam
pertahun mengalami penurunan seluas 4,5 ha. 2.
Tahun 1995 periode ke II sampai tahun 2000 periode ke III, luas perairan mengalami penurunan seluas 13,1 ha. Rata-rata dalam
pertahun mengalami penurunan seluas 2,62 ha. 3.
Tahun 2000 periode ke III sampai tahun 2005 periode ke IV, luas perairan mengalami kenaikan dari sebelumnya seluas 10,2 ha, dan
rata-rata pertahunnya mengalami kenaikan seluas 2 ha. 4.
Tahun 2005 periode ke IV sampai tahun 2010 periode ke V mengalami penurunan seluas 5,3 ha. Rata-rata dalam pertahun
mengalami penurunan seluas 1 ha. 5.
Tahun 2010 periode ke V sampai tahun 2015 periode ke VI mengalami penurunan seluas 1,2 ha. Rata-rata dalam pertahun
mengalami penuruan seluas 240 meter. Luas lahan terbangun dan lahan non RTH pada periode ke I
yaitu pada tahun 1990 memiliki luas 605 ha, dan pada periode ke VI yaitu pada tahun 2015 memiliki luas 1.332,8 ha. Hal ini membuktikan
bahwa penggunaan lahan untuk lahan terbangun dari tahun 1990 sampai tahun 2015 atau dalam kurun waktu 25 tahun mengalami
kenaikan seluas 727,8 ha. Berikut ini perubahan lahan terbangun yang terjadi dalam kurun waktu 25 tahun dan dibagi ke dalam beberapa
periode : 1.
Tahun 1990 periode ke I sampai tahun 1995 periode ke II mengalami kenaikan seluas 199,2 ha. Rata-rata dalam pertahun
mengalami kenaikan seluas 39,8 ha.
2. Tahun 1995 periode ke II sampai tahun 2000 periode ke III
mengalami kenaikan seluas 20 ha. Rata-rata dalam pertahun mengalami kenaikan seluas 4 ha.
3. Tahun 2000 periode ke III sampai tahun 2005 periode ke IV
mengalami kenaikan seluas 160,8 ha. Rata-rata dalam pertahun mengalami kenaikan seluas 32,2 ha.
4. Tahun 2005 periode ke IV sampai tahun 2010 periode ke V
mengalami kenaikan seluas 321,4 ha. Rata-rata dalam pertahun mengalami kenaikan seluas 64,3 ha.
5. Tahun 2010 periode ke V sampai tahun 2015 periode ke VI
mengalami kenaikan seluas 26,4 ha. Rata-rata dalam pertahun mengalami kenaikan seluas 5,3 ha.
Luas Ruang Terbuka Hijau pada periode ke I yaitu pada tahun 1990 memiliki luas 1.113,6 ha, dan pada periode ke VI yaitu pada tahun
2015 memiliki luas 417,6 ha. Hal ini membuktikan bahwa Ruang Terbuka Hijau dari tahun 1990 sampai tahun 2015 atau dalam kurun
waktu 25 tahun mengalami penurunan seluas 696 ha. Hal ini disebabkan karena adanya alih fungsi lahan Ruang Terbuka Hijau menjadi lahan
terbangun. Berikut ini perubahan Ruang Terbuka Hijau yang terjadi dalam kurun waktu 25 tahun dan dibagi dalam beberapa periode :
1. Tahun 1990 periode ke I sampai tahun 1995 periode ke II
mengalami penurunan seluas 176,8 ha. Rata-rata dalam pertahun mengalami penurunan seluas 35,4 ha.
2. Tahun 1995 periode ke II sampai tahun 2000 periode ke III
mengalami penurunan seluas 6,8 ha. Rata-rata dalam pertahun mengalami penurunan seluas 1,4 ha.
3. Tahun 2000 periode ke III sampai tahun 2005 periode ke IV
mengalami penurunan seluas 170,7 ha. Rata-rata dalam pertahun mengalami penurunan seluas 34,1 ha.
4. Tahun 2005 periode ke IV sampai tahun 2010 periode ke V
mengalami penurunan seluas 316 ha. Rata-rata dalam pertahun mengalami penurunan seluas 35,4 ha.
5. Tahun 2010 periode ke V sampai tahun 2015 periode ke VI
mengalami penurunan seluas 25,2 ha. Rata-rata dalam pertahun mengalami penurunan seluas 5 ha.
Selanjutnya dari hasil analisis citra Landsat 5, 7 dan 8 maka dihasilkan peta penggunaan lahan dari tahun 1990 Gambar 4.2, tahun
1995 Gambar 4.3, tahun 2000 Gambar 4.4, tahun 2005 Gambar 4.5, tahun 2010 Gambar 4.6, dan terakhir tahun 2015 Gambar 4.7.
Keterangan : Perairan
Lahan Terbangun Ruang Terbuka Hijau
Gambar 4.2 Tahun 1990
Gambar 4.3 Tahun 1995
Gambar 4.6 Tahun 2010
Gambar 4.7 Tahun 2015
Gambar 4.4 Tahun 2000
Gambar 4.5 Tahun 2005
Selain itu, untuk lebih spesifik lagi penulis menyajikan data perubahan luas Ruang Terbuka Hijau dalam bentuk tabel, seperti yang
terlihat pada Tabel 4.8
Tabel 4.8 Tabel Perubahan Ruang Terbuka Hijau
Rua ng
T er
bu ka
H ij
a u
Periode Tahun
1990 I
1995 II
2000 III
2005 IV
2010 V
2015 VI
1990 2015
1.113,6 62,6
936,8 52,7
930 52,2
759,3 42,7
442,8 24,9
417,6 23,5
1.113,6 62,6
417,6 23,5
Berdasarkan Tabel 4.8 perubahan luas Ruang Terbuka HIjau dari periode pertama penulis melakukan penelitian, yaitu pada tahun 1990
hingga tahun 2015, Jumlah luasan Ruang Terbuka Hijau tersebut mengalami penurunan. Pada tahun 1990 Ruang Terbuka Hijau di Ciputat
Timur ini memiliki luas 1.113,6 ha dan pada tahun 1995 mengalami penurunan menjadi 936,8 ha. Selisih antara tauhun 1990 dan tahun 1995
adalah 176,8 ha. Tahun 1995 hingga tahun 2000 Ruang Terbuka Hijau mengalami penurunan seluas 6,8 ha. Tahun 2000 hingga tahun 2005
mengalami penurunan seluas 170,7 ha. Tahun 2005 hingga tahun 2010 juga mengalami penurunan seluas 316,5 ha. Pada periode terakhir yaitu
pada tahun 2015, jumlah luasan Ruang Terbuka Hijau mengalami penurunan seluas 25,2 ha.
Jika dilihat dari periode pertama tahun 1990 luas Ruang Terbuka Hijau memiliki luas sekitar 1.113,6 ha dan pada periode terakhir menurun
menjadi 417,6 ha. Sehingga Ruang Terbuka Hijau mengalami penurunan seluas 696 ha atau sekitar 61 dari total luas wilayah Ruang Terbuka
Hijau semula. Perubahan Ruang Terbuka Hijau ini disebabkan karena alih fungsi Ruang Terbuka Hijau menjadi lahan terbangun.
Ruang Terbuka Hijau yang saat ini terdapat di daerah Ciputat Timur kebanyakan Ruang Terbuka Hijau berupa kebun campuran,
dengan vegetasi tumbuhan pengeras seperti pohon-pohon besar, ilalang, tumbuhan buah-buahan dan sebagainya. Adapaun dari data yang
diperoleh dari Badan Pusat Statistik, sebagai salah satu upaya untuk melakukan penghijauan kembali, di daerah Ciputat Timur ini terdapat
beberapa pohon pengeras yaitu sekitar 680 pohon Akasia, 2.147 pohon Bambu, 154 pohon Jati, 6.735 pohon Sengon dan 620 pohon Jabon.
Grafik perubahan Ruang Terbuka Hijau dari tahun 1990 hingga tahun 2015 atau dalam kurun waktu 25 tahun yang penulis bagi dalam 5
periode,seperti yang terlihat pada Grafik 4.2
Grafik 4.2 Perubahan Ruang Terbuka Hijau
Berdasarkan Grafik 4.2 terlihat jelas bahwa Ruang Terbuka Hijau di daerah Ciputat Timur ini mengalami perubahan yaitu mengalami
penurunan. Total luas penurunan Ruang Terbuka Hijau seluas 696 ha atau sekitar 61 dari total luas wilayah Ruang Terbuka Hijau semula.
Total luas penurunan Ruang Terbuka Hijau dari tahun 1990 sampai tahun 1995 menurun seluas 176,8 ha atau rata-rata 35,4 ha dalam setiap
tahunnya. Dari tahun 1995 sampai tahun 2000 mengalami penurunan seluas 6,8 ha atau rata-rata 1,4 ha dalam setiap tahunnya. Tahun 2000
sampai tahun 2005 mengalami penurunan seluas 170,7 ha atau rata-rata 34,1 ha setiap tahunnya. Pada tahun 2005 sampai tahun 2010, total luas
1,113.60 936.8
930 759,3
442.8 417.6
0.00 200.00
400.00 600.00
800.00 1,000.00
1,200.00
II II
III IV
V VI
1995 1995
2000 2005
2010 2015
Periode L
ua s
RT H
w ila
y a
h hija
u
Tahun
Grafik Perubahan Ruang Terbuka Hijau
penurunan Ruang Terbuka Hijau sangat drastis jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu mengalami penurunan seluas 316,5 ha
dan rata-rata pertahunnya menurun seluas 63,3. Periode terakhir yaitu dari tahun 2010 sampai tahun 2015, Ruang Terbuka Hijau menurun
seluas 25,2 ha atau rata-rata dalam setiap tahunnya mengalami penurunan seluas 5 ha. Sehingga dapat diketahui penurunan Ruang Terbuka Hijau
di daerah Ciputat Timur ini yang paling besar yaitu pada tahun 2005 sampai tahun 2015.
Selain melakukan analisis citra, penulis juga melakukan ground check lapangan untuk mengukur kebenaran data tersebut melalui melihat
kenyataanya secara langsung di lapangan. Penulis melakukan ground check di beberapa titik yang tersebar disetiap kelurahan yang ada di
daerah Ciputat Timur. Ground check dilakukan dengan menggunakan GPS, dengan cara menyesuaikan koordinat di citra dengan di lapangan.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesesuaian data. Selanjutnya untuk mengukur kebenaran datanya, penulis
menggunakan metode confusion matrix. Metode confusion matrix ini merupakan suatu metode untuk menyusun data berdasarkan hasil
klasifikasi citra yang telah penulis analisis dengan hasil ground check di lapangan dalam tabel perbandingan presentase berikut.
6
Seperti yang terlihat pada Tabel 4.9
Tabel 4.9 Perolehan Data Klasifikasi
Data Lapangan Total
Kolom Data Hasil
Klasifikasi Perairan
Lahan Terbangun
Ruang Terbuka
Hijau Perairan
7 3
1 11
Lahan Terbangunnon
RTH -
38 3
41 Ruang Terbuka
Hijau 1
6 41
48 Total Baris
8 47
45 100
6
Sodikin, Sistem Informasi Geografis Pengindraan Jauh Teori dan Praktek dengan Er Mapper dan Arc View, Yogyakarta: Sibuku Media, 2015, h. 146
Berdasarkan Tabel 4.9 penulis telah mengambil 100 sampel pada saat ground check lapangan, kemudian penulis mencocokannya
berdasarkan titik koordinat yang sama. Apabila terdapat kesamaan antara hasil klasifikasi dengan data lapangan, maka penulis akumulasikan pada
kolom yang berwarna kuning tersebut. Dari hasil analisis serta ground check lapangan, maka diperoleh penghitungan akurasinya sebagia
berikut : 1.
Akurasi keseluruhan overall Accuracy: = jumlah diagonal utama warna kuningjumlah titik
= 86100 = 86 2.
Akurasi produser Produser’s Accuracy: Perairan = 78 = 87
Lahan Terbangunnon RTH = 3847 = 80 Ruang Terbuka Hijau = 4145 = 91
3. Akurasi pengguna User’s Accuracy:
Perairan = 711 = 64 Lahan Terbangunnon RTH = 3841 = 93
Ruang Terbuka Hijau = 4148 = 85 Berdasarkan hasil analisis metode confusion matrix maka
diperoleh data akurasi keseluruhan overall accuracy senilai 86 sehingga data klasifikasi dengan data hasil ground check lapangan sesuai.
Selain itu data dari hasil analisis serta ground check di lapangan, maka di dapat layout citra Landsat 8 Ciputat Timur tahun 2015 Gambar
4.8. Untuk wilayah perairan didominasi oleh warna biru, untuk lahan yang diolah menjadi lahan terbangun serta tidak ditumbuhi tumbuhan
hijau atau tanaman berwarna merah bata, dan untuk Ruang Terbuka Hijau diberi warna hijau.
Pada gambar 4.8 daerah yang berwarna biru menunjukan perairan yang ada di Ciputat Timur, salah satunya gambar hasil ground check
yang ditunjukan dalam gambar 4.8 yaitu perairan berupa situ Bungur
pada koordinat 6 17
’
27.11
’’
S-106 44
’
27.05
’’
E. Untuk lahan terbangun berwarna merah bata, salah satunya menunjukan lokasi perumahan
Green Woods pada koordinat 6 17
’
47.32
’’
S-106 4
’
25.64
’’
E, dan untuk yang berwarna hijau berupa Ruang Terbuka Hijau yang menunjukan
Ruang Terbuka Hijau berupa hutan kota Situ Gintung pada koordinat 6
18
’
31.08
’’
S-106 45
’
47.52
’’
E.
Gambar 4.8 Citra Landsat 8 Tahun 2015 Ciputat Timur
6 17”47.32”S-106
4’25.64”E 6
17’27.11”S-106 44’27.05”E
6 18’31.08”S-106
45’47.52”E
73