Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Luas Area Ruang
Untuk daerah ini kebanyakan lahan milik pribadi jadi ya lahannya ini dijual sama masyarakat asli ke penduduk
pendatang. Faktornya banyak juga sih bukan karena faktor ekonomi saja, ada juga karena faktor kebutuhan, karena kan
waktu itu banyak juga warga yang memang mata pencahariannya ya kurang jelas lah, mata pencahariannya
bisa dibilang semberawut lah, mau bertani lama kelamaan lahan pertaniannya juga ga ada. Jadi faktornya mungkin iya
karena ekonomi juga, butuh uang jual, butuh uang jual. Jadi kadang penduduk asli memang dulu bikin kontrakan, tapi
lama kelamaan kontrakannya dijual-dijual ke orang yang ngontraknya.
12
Bukan hanya faktor kebutuhan untuk investasi masa depan saja, wilayah hijau atau sebagai Ruang Terbuka Hijau ini yang
tadinya dijadikan lahan pertanian pada tahun 1990 berubah menjadi bangunan lahan bisnis, dikarenakan masyarakat menganggap sudah
tidak zamannya lagi dalam bertani, seperti yang diungkapkan oleh warga Cempaka Putih.
Selain karena faktor ekonomi, faktor kebutuhan akan lahan juga, ya bisa dibilang udah ketinggalan zaman juga. Ada
lahan sedikit juga apalagi kalau tempatnya strategis mending dibikin satu kamar aja, apalagi kan banyak orang yang dari
kampung cari kerja pasti butuh tempat tingal, ya otomatis warga mending bangun kontrakan, modal sekali ya
untungnya tiap bulan ngalir tanpa harus cape-cape kerja. Lumayan sebulan Rp. 500.000,- juga. Kecuali zaman dulu
masih belum banyak penduduk masih belum begitu maju, yaudah dibiarin hijau aja.
13
Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Yuyun warga Cireundeu, bahwa saat ini di daerah Ciputat Timur bertani bukan
zamannya lagi. Ya mungkin dikosongin dibikin kebun juga buat apa karena
masyarakat yang bertani udah ga ada, ya sama warga yang punya tanahnya dijual, apalagi orang kalau jualnya dengan
harga yang tinggi. Kadang dengan mendirikan kontrakan aja kan itu lebih menguntungkan daripada dibiarkan hijau, itu
mungkin ada juga berfikiran seperti itu. Jadi mungkin
12
Thabrani. Wawancara. Rempoa, 25 September 2016
13
Widya. Wawancara. Cempaka Putih, 14 September 2016