Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Potensi Ekspor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia ke Empat Negara Mitra Dagang Utama dengan Pendekatan Gravity Model

37 1. No Weighting : semua observasi diberi bobot yang sama. 2. Cross Section weight : Generalized Least Square GLS dengan menggunakan estimasi varians residual cross section. Pembobotan ini digunakan apabila ada asumsi bahwa terdapat cross section heteroskedasticity. 3. SUR : GLS menggunakan estimasi residual covariance matrix cross section. Metode ini mengoreksi baik heteroskedastisitas maupun autokorelasi antar unit cross section.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Perdagangan global yang semakin terbuka lebar memberi pemahaman akan pentingnya peran komoditas ekspor bagi peningkatan ekspor yang berkelanjutan. Salah satu komoditas ekspor yang cukup berperan dalam perdagangan internasional Indonesia adalah Crude Palm Oil CPO. CPO sebagai salah satu komoditas ekspor perkebunan Indonesia mampu menyumbang nilai ekspor yang tinggi untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tumbuhnya lalu lintas perdagangan CPO dunia sebagai salah satu komoditas sektor pertanian secara langsung dipengaruhi oleh peningkatan tingkat konsumsi CPO. Adapun negara-negara utama penyerap CPO dunia berdasarkan volume impornya antara lain India, Belanda, Malaysia dan Singapura. Keberadaan WTO sebagai suatu badan yang menaungi perdagagan internasional membawa pemahaman akan seberapa jauh perannya terhadap perdagangan CPO dunia terutama Indonesia sebagai negara pengekspor utama dan empat negara diatas sebagai negara-negara mitra dagang utama. Sehingga perlu dilakukan pengkajian mengenai sejauhmana peran kebijakan WTO terhadap perdagangan CPO antara Indonesia dengan empat negara mitra dagang utama CPO. Selain itu, beberapa faktor penarik aliran perdagangan CPO internasional berdasarkang gravity model seperti GDP negara Indonesia, GDP empat negara mitra dagang utama, jarak antara Indonesia dan empat negara mitra dagang utama, nilai tukar exchange rate diantara keduanya serta harga CPO dunia. Hipotesis dari penelitian ini mencakup GDP dari negara eksportir yang mengukur kapasitas produksi negara tersebut, dan GDP negara importir yang mengukur kapasitas absorsi. Kedua variabel tersebut diperkirakan mempunyai 38 hubungan positif dengan aliran perdagangan CPO internasional. Kalbasi, 2001 diacu dalam Yanuarti, 2008. Jarak merupakan proksi bagi biaya transportasi. Hal ini dikarenakan jarak akan meningkatkan biaya transportasi, meskipun jarak bukanlah satu-satunya biaya yang harus ditanggung karena pengapalan dan waktu adalah proksi lainnya dari biaya transportasi yang harus ditanggung. Sehingga jarak diperkirakan memiliki hubungan yang negatif dengan aliran perdagangan CPO internasional. Pada kondisi nilai tukar, jika kurs riil rendah atau terjadi depresiasi mata uang domestik terhadap mata uang asing maka penduduk domestik akan membeli sedikit barang impor. Dengan demikian, orang-orang asing akan membeli beraneka macam produk domestik. Sehingga jumlah ekspor neto akan meningkat, dan begitupun sebaliknya Mankiw 2000. Oleh karenanya variabel nilai tukar diperkirakan berkorelasi dua arah dengan aliran perdagangan CPO internasional. Sedangkan harga CPO memiliki hubungan dua arah dengan aliran perdagangan CPO internasional sesuai dengan teori penawaran Lipsey et al. 1995 Metode yang digunakan untuk menjelaskan peran WTO terhadap perdagangan CPO antara Indonesia dengan empat negara pengimpor adalah metode deskriptif. Sedangkan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan CPO dilakukan secara statistik dengan analisis panel data berdasarkan gravity model menggunakan software Eviews 6.0 yang selanjutnya dilakukan analisis terhadap potensi ekspor CPO melalui rasio antara potensi nilai prediksi perdagangan dari estimasi Gravity Model dengan nilai aktual perdagangan dari estimasi Gravity Model. 39 Gambar 8. K erangka Pemikiran Operasional Penelitian Kinerja subsektor pekebunan mempengaruhi performa surplus sektor pertanian Indonesia Crude Palm Oil CPO sebagai komoditas perkebunan dengan kontribusi tertinggi pada perdagangan Internasional Pengaruh terbentuknya WTO dalam perdagangan CPO Indonesia-empat negara importir Indonesia sebagai produsen CPO terbesar di dunia Nilai Aktual dan Nilai Prediksi Potensi ekspor komoditi Crude Palm Oil CPO pada perdagangan internasional Variabel GDP i , GDP j , jarak D ij , nilai tukar ER dan harga CPO dunia Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor CPO dari Indonesia ke empat negara tujuan utama ekspor Hipotesis Penelitian 1. GDP i berpengaruh + 2. GDP j berpengaruh + 3. D ij berpengaruh - 4. ER berpengaruh -+ 5. Harga berpengaruh -+ Negara-negara mitra dagang utama CPO : 1. India 2. Belanda 3. Malaysia 4. Singapura 40 IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan berupa data sekunder baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data sekunder kuantitatif terdiri dari data time series dan cross section dari tahun 2000-2010 untuk data perdagangan empat negara mitra dagang utama sebagai negara importir CPO yang tergabung dalam anggota WTO dan negara Indonesia sebagai negara pengekspor CPO yang juga merupakan anggota WTO. Data tersebut diperoleh dari UN Comtrade, FAOSTAT, IMF, World Bank, CIA dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan meliputi data volume ekspor CPO Indonesia ke empat mitra dagang utama, Gross Domestik Product GDP tiap negara, jarak antar negara, nilai tukar exchange rate antar negara dan harga CPO dunia. Sedangkan data kualitatif dan data pendukung lainnya yang berfungsi sebagai pendukung data kuantitatif diperoleh melalui studi literatur berupa skripsi, internet dan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian.

4.2. Metode Pengolahan Data