Subsidi Ekspor Arus Barang Internasional Peran Ekspor Neto

20 10 untuk setiap produk. Negara terbelakang diminta untuk mengikat seluruh tarif pertaniannya namun tidak diharuskan untuk melakukan pengurangan tarif.

b. Subsidi Domestik

Subsidi domestik dibagi ke dalam dua kategori. Kategori pertama adalah subsidi domestik yang tidak terpengaruh atau kalaupun ada sangat kecil pengaruhnya terhadap distorsi perdagangan green box sehingga tidak perlu dikurangi. Kategori kedua adalah subsidi domestik yang mendistorsi perdagangan amber box sehingga harus dikurangi sesuai komitmen. Berkaitan dengan kebijakan yang diatur dalam green box terdapat tiga jenis subsidi lainnya yang dikecualikan dari komitmen penurunan subsidi yaitu kebijakan pembangunan tertentu di negara berkembang, pembayaran langsung pada program pembatasan produksi blue box, dan tingkat subsidi yang disebut de minimis.

c. Subsidi Ekspor

Hak untuk memberlakukan subsidi ekspor pada saat ini dibatasi pada: i subsidi untuk produk-produk tertentu yang masuk dalam komitmen untuk dikurangi dan masih dalam batas yang ditentukan oleh skedul komitmen tersebut; ii kelebihan pengeluaran anggaran untuk subsidi ekspor ataupun volume ekspor yang telah disubsidi yang melebihi batas yang ditentukan oleh skedul komitmen tetapi diatur oleh ketentuan fleksibilitas hilir downstream flexibility; iii subsidi ekspor yang sesuai dengan ketentuan SD bagi negara-negara berkembang; dan iv Subsidi ekspor di luar skedul komitmen tetapi masih sesuai dengan ketentuan anti-circumvention. Segala jenis subsidi ekspor di luar hal-hal di atas adalah dilarang.

2.4. Penelitian Terdahulu

Yuniarti 2007 meneliti tentang determinan perdagangan bilateral Indonesia dengan pendekatan Gravity Model. Penelitian tersebut bertujuan untuk melakukan estimasi terhadap determinan perdagangan Billateral Indonesia. Adapun determinan yang dimasukan kedalam model meliputi pendapatan nasional 21 GDP, jarak, populasi, kesamaan ukuran perekonomian, perbedaan relatif faktor endowment, dan keanggotaan dalam area perdagangan bebas. Berdasarkan hasil estimasi penelitian tersebut diperoleh uji signifikansi model yang menyatakan bahwa konstanta tidak sama untuk semua unit tetapi slopenya sama. Hal tersebut dibuktikan melalui F-Test dengan hasil perhitungan F hitung sebesar 12,03325 lebih besar dari F-tabel 19.119 dengan α = 5 sebesar 1,69 yang berarti model metode Fixed Effect Model FEM lebih tepat dibandingkan metode common effect model CEM dan lebih tepat dari metode Random Effect Model REM karena jumlah data croos section 10 lebih besar dari data time series 7 dengan pengambilan sampel yang tidak acak. Berkaitan dengan tanda koefisien, semua hasil estimasi konsisten dengan teori mengaenai Gravity Model. GDP dari negara eksportir Yi dan importir Yj mempunyai hubungan positif dengan perdagangan bilateral, variabel jarak sebagai proksi bagi biaya produksi berpengaruh negatif terhadap perdagangan bilateral, variabel kesamaan ukuran perekonomian berpengaruh positif didukung oleh fakta bahwa sebagian besar perdagangan dunia terutama negara-negara industri merupakan pertukaran produk yang meliputi perdagangan intraindustri, variabel kesamaan ukuran ekonomi endowment tidak berpengaruh terhadap perdagangan bilateral dengan keinkonsistenan teori H-O dengan fenomena perdagangan intra industri, variabel populasi mitra dagang mempunyai koefisien positif terhadap perdagangan bilateral dan keanggotaan dalam area perdagangan bebas tidak berpengaruh terhadap perdagangan bilateral. Yuniarti 2008 dalam penelitiannya mengenai potensi perdagangan global Indonesia dengan pendekataan Gravity Model mengemukakan bahwa hasil estimasi Gravity Model dapat digunakan untuk memprediksi potensi perdagangan bilateral yang selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan ekspansi negara- negara tujuan ekspor. Pengukuran potensi perdagangan bilateral dilakukan dengan membagi nilai prediksi perdagangan dari estimasi Gravity Model dengan nilai aktual perdagangan dari estimasi Gravity Model. Pada hasil estimasi, secara bersama-sama variabel inpenden menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap variabel pada derajat keyakinan 99 persen yang ditunjukkan oleh nilai F hitung 21,424 lebih besar dari F tabel 6,103 pada α 5 = 2,18. 22 Adapaun pada signifikansi variabel independen, penelitian ini menyatakan bahwa variabel yang berpengaruh positif terhadap perdagangan bilateral antara lain, pendapatan, variabel kesamaan ukuran perekonomian, kesamaan keanggotaan dalam APEC, dan koloni wilayah jajahan berpengaruh positif dan signifikan. Sedangkan variabel yang berpengaruh negatif terhadap perdagangan bilateral antara lain, variabel total populasi, kesamaan keanggotaan dalam AFTA dan variabel batas wilayah. Dalam pengukuran potensi perdagangan berdasarkan rasio dari hasil estimasi Gravity Model terdapat temuan pada 10 negara mitra dagang utama Indonesia yang menunjukkan kondisi over trade melebihi potensi dan under trade berpotensi. Kondisi over trade dicapai pada hubungan dagang Indonesia dengan negara-negara antara lain, Australia, Amerika, Korea, Malaysia, Singapura, Jerman, Belanda dan India. Sedangkan kondisi under trade dicapai pada negara Jepang dan China. Penelitian oleh Sitorus 2010 dengan topik Peningkatan Ekspor CPO dan Kakao Dibawah Pengaruh Liberalisasi Perdagangan Suatu Pendekatan Model Gravitasi menyimpulkan bahwa model panel data yang digunakan dalam estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kakao dan CPO adalah model pooled Least Square atau PLS tanpa uji Chow. Hal tersebut disebabkan oleh ketidaksesuaian Fixed Effect Model dengan data yang digunakan sehingga terjadi near singular matrix. Adapun variabel yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor kakao dari negara importir ke negara tujuan ekspor adalah variabel populasi negara pengimpor POPi, populasi negara pengekspor POPj sedangkan variabel GDP negara pengimpor GDPi memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan, dan GDP negara pengekspor GDPj, nilai tukar ER juga jarak memiliki pengaruh negatif dan signifikan. Sedangkan variabel yang signifikan pada ekspor CPO adalah variabel GDP negara pengekspor dan pengimpor, populasi negara pengekspor dan pengimpor serta jarak. Sedangkan variabel nilai tukar tidak berpengaruh nyata. Hadi 2010 menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan pisang dan mangga Indonesia ke negara tujuan dengan metode deskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif menjelaskan potensi ekonomi negara 23 tujuan pada masa yang akan datang dari perdagangan pisang dan mangga sedangkan metode kuantitatif menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kedua komoditas tersebut menggunakan Gravity Model dengan variabel-variabel penariknya antara lain pendapatan per kapita negara tujuan, populasi, jarak antar negara, nilai tukar, harga ekspor komoditi di negara tujuan ekspor, dan ekspor komoditi ke negara tujuan satu tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil perhitungan Chow Test, maka metode yang sesuai dalam Gravity Model aliran perdagangan pisang Indonesia ke negara tujuan ini adalah Metode Pooled Least Square. Secara keseluruhan metode tersebut telah memenuhi pengujian asumsi model, yaitu multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Berdasarkan hasil analisis aliran perdagangan pisang Indonesia, diperoleh R2 sebesar 93,73 persen. Berdasarkan uji t, diperoleh variabel yang nyata pada taraf lima persen, yaitu harga pisang Indonesia di negara tujuan Pj dan volume ekspor pisang dari Indonesia ke negara tujuan satu tahun sebelumnya Xij-1. Variabel yang nyata pada taraf sepuluh persen yaitu pendapatan per kapita negara tujuan Yj. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh nyata yaitu populasi negara tujuan Nj, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan Dij dan nilai tukar mata negara tujuan terhadap Dollar Amerika ERj. Berdasarkan sintesis dari penelitian-penelitian terdahulu diatas, dapat disimpulkan bahwa metode Pooled Least Square dan Fixed Effect Model adalah metode yang paling sering digunakan baik berdasarkan kriteria uji maupun dari penarikan kesimpulan berbasiskan jenis data. Variabel-variabel yang berpengaruh nyata dari penelitian-penelitian tersebut meliputi GDP, kesamaan ukuran perekonomian, nilai tukar, populasi, harga dan pendapatan per kapita juga variabel non ekonomi seperti keanggotaan dalam AFTA dan jarak. Sehingga dalam penelitian ini akan dititik beratkan pada analisis variabel-variabel yang berpengaruh nyata diatas. Adapun ringkasan secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 8. 24 Tabel 8. Ringkasan Penelitian Terdahulu Judul Penulis, Tahun +,,- Ringkasan : a. Model yang digunakan adalah Fixed Effect model. b. Tanda koefisien dan signifikansinya : - GDP dari negara eksportir Yi dan importir Yj mempunyai hubungan positif. - variabel jarak berpengaruh negatif terhadap perdagangan bilateral. - variabel kesamaan ukuran perekonomian berpengaruh positif. - variabel populasi mitra dagang mempunyai koefisien positif. - keanggotaan dalam area perdagangan bebas tidak berpengaruh. + +,,. Ringkasan : a. Model yang digunakan adalah Fixed Effect model. b. Tanda koefisien dan signifikansinya : - Pendapatan, Kesamaan ukuran perekonomian, Kesamaan keanggotaan APEC, dan koloni wilayah jajahan berpengaruh positif dan signifikan. - variabel total populasi, kesamaan keanggotaan dalam AFTA dan variabel batas wilayah berpengaruh negatif dan signifikan. c. Kondisi over trade antara lain, Australia, Amerika, Korea, Malaysia, Singapura, Jerman, belanda dan India. d. Kondisi under trade dicapai pada negara Jepang dan China. 0 1 1 2 2 +,,3 Ringkasan : a. Model yang digunakan adalah Pooled Least Square. b. Tanda koefisien dan signifikansinya : - ekspor kakao : populasi negara pengimpor POPi, populasi negara pengekspor POPj berkorelasi positif dan signifikan. - ekspor kakao : GDP negara pengekspor GDPj, nilai tukar ER juga jarak memiliki pengaruh negatif dan signifikan. - ekspor CPO : variabel GDP negara pengekspor dan pengimpor, populasi negara pengekspor dan pengimpor serta jarak berpengaruh signifikan. 4 5 67 1 8 9 : +,,3 a. Model yang digunakan adalah Pooled Least Square. b. Tanda koefisien dan signifikansinya : - harga pisang Indonesia di negara tujuan Pj dan volume ekspor pisang dari Indonesia ke negara tujuan satu tahun sebelumnya Xij-1 berpengaruh signifikan 5 dan pendapatan per kapita negara tujuan Yj 10. 25 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Arti Perdagangan Internasinal

Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan individu dengan individu, antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Menurut Tambunan 2005, perdagangan internasional adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan transaksi jual beli barang dan jasa antara satu negara dengan negara yang lainnya dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Adapun penyebab timbulnya perdagangan internasional antara lain perbedaan barang yang diproduksi, perbedaan kepemilikan faktor produksi, kelebihan dan kekurangan hasil produksi, perbedaan harga hasil produksi, dan perbedaan selera. Perdagangan internasional berbeda dengan perdagangan dalam negeri karena : 1. Perdagangan internasional membutuhkan jenis mata uang yang berbeda-beda. 2. Tata cara transaksi jual beli dalam perdagangan internasional memakan waktu lama. 3. Cara pembayaran dalam perdagangan internasional relatif rumit dan berisiko tinggi. 4. Perbedaan kebijakan yang diterapkan dalam pelaksanaan perdagangan internasional.

3.1.2. Teori Keunggulan Absolut

Teori keunggulan absolut yang diperkenalkan pertama kali oleh Adam Smith sering disebut juga sebagai teori murni perdagangan internasional. Dasar pemikiran dari teori ini adalah bahwa suatu negara akan melakukan spesialisasi terhadap ekspor suatu jenis barang tertentu dimana negara tersebut memiliki keunggulan absolut absolute advantage dan tidak memproduksi atau melakukan impor jenis barang lain dimana negara tersebut tidak mempunyai keunggulan 26 absolut absolute disadventage terhadap negara lain yang memproduksi barang sejenis. Teori ini menyatakan bahwa tingkat keunggulan diukur berdasarkan nilai tenaga kerja yang sifatnya homogen Tambunan 2005.

3.1.3. Teori Keunggulan Komparatif

Kemunculan teori keunggulan komparatif dari J.S Mill dan David Ricardo dianggap sebagai kritik dan penyempurna teori keunggulan absolut dari Adam Smith yang menyatakan bahwa perdagangan internasional antar dua negara akan terjadi jika kedua negara itu memperoleh gains from trade dari masing-masing keunggulan absolut yang mereka miliki. Menurut Tambunan 2005, J.S Mill beranggapan bahwa suatu negara akan mengkhususkan diri pada ekspor barang tertentu bila negara tersebut memiliki keunggulan komparatif comparative advantage terbesar dan mengkhususkan diri pada impor barang bila negara tersebut memiliki kerugian komparatif comparative disadvantage. Sedangkan David Ricardo mengemukakan bahwa perdagangan antar dua negara akan terjadi bila masing-masing negara memiliki biaya relatif yang terkecil untuk jenis barang yang berbeda. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dasar pemikiran kedua tokoh ini pada prinsipnya tidak berbeda satu sama lain.

3.1.4. 7

ToT ToT adalah harga relatif ekspor terhadap harga impor, atau rasio antara indeks harga X terhadap indeks harga M. Adapun secara matematis dapat ditulis sebagai berikut : ………………………………………………………………… 3.1 dimana : harga relatif ekspor harga impor ToT terbentuk pada saat terjadi keseimbangan didalam perdagangan antara kedua negara, atau pasar internasional dalam kondisi ekuilibrium. Adapun ilustrasi ToT dapat dilihat pada Gambar 7. 27 Keterangan : 1 Pasar Y di Indonesia, 2 Pasar Y di AS, 3 Pasar Y dunia Gambar 7. Harga Relatif Ekulibrium Y di Pasar Internasional Analisis Ekuilibrium Parsial Sumber : Salvatore 1997 Berdasarkan ilustrasi pada Gambar 7, misalnya untuk barang Y, pada saat pasar domestik di Indonesia seimbang internal equilibrium, yaitu pada titik E y,RI dimana kurva permintaanD berpotongan dengan kurva penawaran S sebelum ada impor Y. Pada saat harga Y di pasar dunia lebih rendah dibandingkan harga Y di pasar Indonesia, P y Indonesia P y dunia , permintaan Y dipasar domestik meningkat, sedangkan suplainya berkurang. Garis lurus A adalah excess demand di pasar Indonesia = jumlah impor Indonesia = excess supply di pasar AS = jumlah ekspor AS.

3.1.5. Teori H-O

Teori H-O yang dikembangkan oleh Heckser dan Ohlin 1997 disebut juga teori proporsi faktor faktor proportion atau teori ketersediaan faktor faktor endowment. Dasar pemikiran dari munculnya teori ini adalah bahwa perdagangan internasional terjadi karena opportunity costs yang berbeda diantara kedua negara. Menurut teori H-O, suatu negara akan mengkhususkan dalam produksi dan ekspor barang-barang yang input utamanya relatif sangat banyak di negara tersebut, dan impor barang yang input utamanya tidak dimiliki oleh negara tersebut. Dalam kasus perdagangan Indonesia, artinya negara tersebut akan melakukan ekspor produk-produk yang padat karya atau padat bahan-bahan baku yang berlimpah didalam negeri, seperti minyak, batu bara, dan komoditas- komoditas pertanian Tambunan 2005. E y dunia P y A P y duni P y IN E y AS E y RI impor Indonesia ekspor AS S D To P P A A 1 2 3 28

3.1.6. Perekonomian Terbuka

Sebagian besar perekonomian dunia adalah perekonomian terbuka yaitu mengekspor barang dan jasa ke luar negeri, mengimpor barang dan jasa dari luar negeri, serta meminjam dan member pinjaman pada pasar modal dunia. Pemahaman akan sistem perekonomian terbuka dimulai dengan memahami variabel-variabel penting makroekonomi yang mengukur interaksi antar negara serta membahas harga dimana sebuah negara melakukan pertukaran di pasar dunia.

a. Arus Barang Internasional Peran Ekspor Neto

Perbedaan makroekonomi yang terpenting antara perekonomian terbuka dan perekonomian tertutup adalah bahwa dalam perekonomian terbuka, pengeluaran suatu negara selama satu tahun tertentu tidak perlu sama dengan yang mereka hasilkan dari memproduksi barang dan jasa. Suatu negara dapat melakukan pengeluaran lebih banyak daripada produksinya dengan meminjam dari luar negeri, atau dapat melakukan pengeluaran lebih kecil daripada produksinya dan memberi pinjaman pada negara lain. Perhitungan pendapatan nasional untuk memudahkan memahani pernyataan tersebut adalah sebagai berikut : Menurut Mankiw 2000, dalam perekonomian terbuka, sebagian output dijual untuk domestik dan sebagian diekspor ke luar negeri sehingga dapat dipilah pengeluaran atas output pada perekonomian terbuka Y seperti yang ditunjukkan dalam identitas berikut ini : ……………………………………………………… 3.2 dimana : = konsumsi barang dan jasa domestik, = investasi dalam barang dan jasa domestik, = pembelian pemerintah atas barang dan jasa domestik, = ekspor barang dan jasa domestik. Jumlah dari tiga komponen pertama, C d + I d + G d , adalah pengeluaran domestik atas barang dan jasa domestik. Komponen keempat, EX, adalah pengeluaran luar negeri atas barang dan jasa domestik. 29 Pengeluaran domestik atas seluruh barang dan jasa adalah jumlah pengeluaran domestik untuk barang dan jasa domestik serta barang dan jasa mancanegara. Sehingga konsumsi total C sama dengan konsumsi barang dan jasa domestik C d ditambah konsumsi barang dan jasa mancanegara C f , investasi total I sama dengan investasi investasi dalam barang dan jasa domestik I d ditambah investasi dalam barang dan jasa mancanegara I f , dan belanja pemerintah total G sama dengan belanja pemerintah atas barang dan jasa domestik G d ditambah belanja pemerintah atas barang dan jasa mancanegara G f . Dengan demikian diperoleh : …………………………………………………………………... 3.3 …………………………………………………………………….. 3.4 ………………………………………………………………….. 3.5 Substitusi tiga persamaan tersebut kedalam identitas pengeluaran total diatas adalah sebagai berikut : ……………………………………….. 3.6 Jumlah pengeluaran domestik atas barang dan jasa mancanegara C f + I f + G f adalah pengeluaran untuk impor IM. Sehingga dapat dituliskan identitas perhitungan pendapatan nasional diatas menjadi : ………………………………………………………….. 3.7 Persamaan tersebut menyatakan bahwa pengeluaran atas output domestik adalah jumlah dari konsumsi, investasi, belanja pemerintah, dan ekspor neto. Identitas perhitungan pendapatan nasional menunjukkan hubungan antara output domestik, pengeluaran domestik, dan ekspor neto.

b. Kurs