a. Variasi Imajinasi Pepen
Pria yang juga bergabung dalam komunitas vespa ini, memaknai tato sebagai sebuah seni merajah tubuh dan seni melukis tubuh. Pepen mengatakan
sangat hobi dengan tato. Bagi Pepen kulit itu ibarat kanvas yang dilukis dengan segala kreativitas dan digunakan sebagai aksesoris tubuh yang sampai akhir hayat
menempel di tubuh. Namun, bagi Pepen tato tak membawa dampak meningkatnya kepercayaan diri, ia merasa biasa saja. Namun peneliti mengamati, sebagai
seorang seniman tato, Pepen selalu ingin eksistensinya oleh orang banyak semakin di akui, terlihat dari cukup seringnya Pepen mengunggah tato-tato
karyanya di akun facebook miliknya. Konsumen Pepen tidak hanya laki-laki saja, wanita juga ada yang gemar mentato dan konsumennya tersebut tidak hanya
datang dari dalam provinsi Sumut saja, dari Jakarta dan Bandung juga ada. Namun selama ia menjadi tattoo artist, ia tidak menerima konsumen yang masih
anak SMA.
b. Variasi Imajinasi Rangga
Ia menggemari tato lewat musik, memperhatikan band-band luar negeri idolanya yang memakai tato. Tidak jauh seperti informan Pepen, Rangga
memaknai tato sebagai seni rajah. Bagi dirinya tato menjadi media untuk menceritakan apapun tentang pribadi si pengguna. Lewat tato semua bisa
diekspresikan. Rangga merasa nyaman dan semakin percaya diri ketika menggunakan tato. Menurut pengakuannya, hasrat untuk menjadi seorang tattoo
artist disebabkan karena ia sangat suka menggambar. Ia mengatakan bahwa menggambar menggunakan media kertas, tembok
dan lain sebagainya itu sudah biasa. Tetapi, menggambar di atas tubuh manusia menjadi tantangan tersendiri bagi si tattoo artist nya maupun si konsumennya.
Rangga menambahkan, sebagai tattoo artist harus dituntut memiliki keahlian dan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan pada saat mentato. Sementara untuk si
konsumennya, mentato tubuh butuh pemikiran yang panjang, apalagi tato yang sifatnya permanen.
c. Variasi Imajinasi Bembeng
Bembeng mulai terpengaruh dengan tato, saat ia sering bergaul dengan teman-temannya yang merupakan anak punk, namun begitu ia tidak memutuskan
Universitas Sumatera Utara
untuk bergabung masuk di komunitas itu. Menurut pengakuannya tato mampu mengungkapkan perasaan yang ada dalam diri penggunanya. Ia mencontohkan
nama pacar yang biasanya ditatokan di bagian tubuh tertentu dan itu merupakan wujud ekspresi perasaan sayang terhadap pujaan hati, meskipun Bembeng sendiri
belum memiliki tato tersebut karena masih singel. Peneliti mengamati Bembeng adalah pehobi gambar, sama seperti
informan Rangga yang awal mulanya menjadi seorang “tukang rajah” karena suka menggambar. Bembeng termasuk orang yang mudah beradaptasi dengan teman-
teman di komunitas ini. Namun selama melakukan penelitian, peneliti mengamati Bembeng tidak seaktif anggota lain yang mengikuti setiap kegiatan komunitas.
Setiap kali diajak oleh Pepen ataupun Pablo, ia jarang mengikuti ajakan mereka. Dia lebih senang berdiam diri di studio, duduk di hadapan layar komputer sambil
online. Mungkin ditambah, pekerjaan shop keeper yang mengharuskannya untuk tetap berada di studio.
d. Variasi Imajinasi Pablo