Selama menjadi seorang pengguna tato, Pablo mengatakan tidak pernah mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan dari masyarakat. Ia menganggap
pandangan masyarakat terhadap tato itu tergantung pada individunya. “keren.. tergantung individunya juga. Sekarang gini..balik ke individunya
masing-masing. Kalo dia udah bertato, gayanya slengek-an..ngasal, preman..ngomongnya ngasal..yaa tetep orang ngeliatnya jijik Udah
bertato, preman..bandel pulak, istilahnya ga modis gitu kan. Tapi kalo kita udah bertato, berpakaian rapi, penampilannya bisa eye catching diliat
orang, orang pasti berpikir lain. Jadi orang tuh ga berpikir negatif aja tentang kita, tapi berpikir lebih positif..”
Pablo menambahkan jika ia mendapatkan perlakuan yang tidak
mengenakkan, ia akan menanggapinya dengan ketus. Menurutnya tidak ada seorang pun yang bisa menghakimi mengenai dirinya kecuali Tuhan. Apapun
yang dilakukannya, yang tahu baik buruknya adalah dirinya sendiri. Untuk eksistensi tato dan komunitas tato sendiri, Pablo mengungkapkan harapannya.
“harapannya...seharusnya bangsa ini bisa lebih menerima aja keadaan untuk remaja-remaja sekarang, orang-orang bertato..dalam kategori
bekerja yaa..gak ada batasan dia harus tidak mempunyai tato, tidak bisa bekerja di perusahaan ini..karena kan tato itu sebenarnya tidak
menyimbolkan seseorang itu jahat atau gimana..tato tuh hanya seni yang menempel di badan. Yang dicari kan sekarang skill nya,, walaupun dia
bertato, dia punya skill juga..”
e. Reduksi Fenomenologi Zulham
Zulham sendiri memiliki banyak tato di bagian-bagian tubuh yang berbeda. Ia mengaku memiliki beberapa gambar yang ditatokan di tubuhnya
seperti tato bergambar burung hantu, perempuan, kartun sonic the hedgehog, bunga mawar, font dan mesin tato. Semua tato yang ia sebutkan berada pada
bagian tubuh yang berbeda yaitu di tangan, kaki dan juga paha. Ia membenarkan bahwa tato itu membuat candu. Ketika ia melihat suatu gambar yang bagus dan
menarik, rasa keinginan untuk mentato pun muncul kembali. “iya bener...jadi kalo udah buat tato kan..ngeliat ada gambar yang bagus
lagi, yaa ditato lagi, pengen lagi..” Cowok berbehel ini, mengaku sudah 2 tahun bergabung di komunitas
Black Cat Tattoo. Zulham mengatakan hubungan antar sesama anggota komunitas berjalan baik. Baginya, komunitas ini sebagai tempatnya bertukar pikiran dengan
anggota komunitas yang lain. Sebagai anggota komunitas, Zulham juga senang
Universitas Sumatera Utara
mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan seperti acara-acara tattoo expo. Ia mengakui Black Cat Tattoo sering berpartisipasi dalam kegiatan seperti itu.
Sama seperti beberapa informan lainnya, Cowok yang bekerja di salah satu EO di Kota Medan ini, sempat mendapatkan kecaman dari keluarganya saat
ia memutuskan bertato. Diakui Zulham, orang tuanya saat itu sangat terkejut melihatnya bertato. Ia pun mengalami konflik dengan orang tuanya yang tidak
setuju dengan pilihannya itu. Pada akhirnya ia mengalah, kemudian memutuskan pergi dari rumah dan memilih menjadi anak kos.
“kalo keluarga sih kaget, terkejut..dan daripada orang tuaku pening liat aku, akhirnya aku mutuskan untuk keluar dari rumah dan sekarang nge-
kos..” Tidak seperti orang tuanya, teman-teman dan pacarnya justru menerima
keadaannya yang seperti itu. Namun diakui Zulham, pacarnya selalu merasa was- was ketika ia berkunjung ke rumah. Pasalnya, orang tua pacarnya tidak
mengetahui Zulham memiliki tato. Jadi agar tidak ketahuan oleh orang tua pacarnya, Penyuka band “sex pistol” ini, mensiasatinya dengan mengenakan baju
kemeja tangan panjang saat menemui orang tua pacarnya. ”Pacar yaaa..was-was, maksudnya kalo datang ke rumahnya pakek
busana yang lebih sopan, pakek tangan panjang supaya gak ketauan..”
Selama menjadi pengguna tato, Zulham pernah mengalami pengalaman yang kurang mengenakkan. Saat ia mengambil wudhu di Masjid, ia disinggung
oleh orang yang ada di sebelahnya. Orang itu berkata “itu kamu ambil wudhu begitu bertato sah apa tidak sholatnya?”. Zulham yang awalnya diam, langsung
menanggapi dengan ketus “Bapak Tuhan bukan?? Yang menilai semua Tuhan, yang boleh men-judge saya tuh Tuhan, bukan Bapak” kata Zulham. Dari
kejadian yang menimpanya tersebut, sampai hari ini Zulham berharap agar tato bisa diterima masyarakat Medan ini, bisnis tato semakin maju dan komunitasnya
semakin banyak lagi.
f. Reduksi Fenomenologi Ricky