c. Reduksi Fenomenologi Bembeng
Cowok penyuka musik Reggae ini, mengaku mengetahui tentang tato dari teman-teman dan lingkungan sosialnya. Bembeng terdorong menggunakan tato
karena ingin terlihat keren seperti teman-temannya yang sudah lebih dulu menggunakan tato. Menurutnya, tato itu membuatnya lebih percaya diri saat
bertemu dengan orang lain. Bembeng mengakui bahwa dirinya ketagihan mentato tubuhnya karena ia selalu berkeinginan memiliki tato dengan gambar yang lebih
menarik dibandingkan dengan orang lain. Bembeng sering kali terdorong untuk membuat tato lagi, ketika ia melihat tato orang lain yang lebih bagus. Ada banyak
tato yang ia gunakan, di antaranya ada tato bergambar Salvador Dali seorang seniman dari Spanyol, tato bergambar Chaplin, tengkorak dan per sepeda motor.
Tato-tato tersebut ada di beberapa bagian tubuh, seperti tangan kanan, tangan kiri dan juga punggung. Salvador Dali merupakan tokoh seni yang menginsipirasi
Bembeng, sehingga dia memutuskan untuk mentato wajah Salvador Dali di tangan kanannya. Sementara tato-tato yang lain merupakan gambar-gambar yang
hanya sekedar disenangi Bembeng. Cowok yang mempunyai motto hidup “lawan Sebelum hakmu di
rampas..” ini, mendapat tentangan keras dari orang tuanya setelah tahu menggunakan tato. Orang tuanya marah tetapi ia tetap tidak peduli. Lain dengan
orang tua Bembeng, teman-temannya yang bertato maupun yang tidak bertato menanggapinya biasa saja. Sementara pacar, Bembeng saat ini masih berstatus
singel. “kalo keluarga aku..parah lah kak. Aku dimarah-marahin..”mau jadi apa
kau pakek2 tato??”..kek gitulah kak. Kalo kawan-kawan, yaa biasa aja tanggapannya. Pacar,,aku belum ada pacar kak..”
Selama menjadi orang bertato, Bembeng belum pernah mendapat pengalaman yang tidak mengenakkan dari orang sekitar. Namun demikian, jika hal itu
menimpa diri Bembeng, ia akan menanggapi dengan biasa saja dan menurutnya orang lain tidak berhak men-judge dirinya macam-macam. Bembeng
menginginkan tato itu dapat diterima masyarakat luas terutama kaum ibu. “Tato bisa diterima masyarakat luas, terutama ibuk-ibuk, karena biasanya
ibuk-ibuk paling openan soal hal-hal kek gini, protes aja taunya..”
Universitas Sumatera Utara
d. Reduksi Fenomenologi Pablo