percaya bahwa emosi adalah sesuatu yang mereka ciptakan sebagai suatu kelompok ditunjukkan bersama-sama.
Seluruh teori mengenai diri yang sudah dibahas tersebut memiliki tiga elemen yang sama. Pertama, semua teori itu membahas mengenai kesadaran diri
self-consciousness, ini berarti bahwa orang memikirkan dirinya atau berbicara mengenai dirinya maka ia menunjukkan kesadaran dirinya. Dengan demikian
terdapat dua hal dari kata “saya” yang harus diketahui yaitu “saya” sebagai diri yang “mengetahui” dan “saya” sebagai diri yang “diketahui” known about.
Misalnya contoh berikut ini: “Saya tahu bahwa saya takut.” Saya yang pertama menunjukkan rasa menyadari sense of being aware dan saya kedua
menunjukkan rasa menjadi orang yang takut. Hal lain yang perlu ditambahkan mengenai ide tentang kesadaran diri atau
self-consciousness ini adalah mengenai bagian diri yang terdiri atas dua bagian yang disebut dengan “agen” dan “autobiografi”. Diri selalu dilihat memiliki
kekuatan tertentu untuk melakukan berbagai hal. Manusia memandang diri mereka sebagai agen yang mampu memiliki keinginan dan dapat melakukan
tindakan. Auto-biografi adalah suatu rasa memiliki pengalaman sejarah dan masa depan. Agen berperan ketika seseorang merencanakan sesuatu dan autobiografi
berperan ketika orang itu menceritakan mengenai dirinya kepada orang lain.
2.2.7 Teori Tindakan Beralasan
Teori tindakan yang beralasan adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa keputusan untuk melakukan tingkah laku tertentu adalah hasil dari sebuah
proses rasional di mana pilihan tingkah laku dipertimbangkan, konsekuensi dan hasil dari setiap tingkah laku dievaluasi dan sebuah keputusan sudah dibuat,
apakah akan bertingkah laku tertentu atau tidak. Kemudian keputusan ini direfleksikan dalam tujuan tingkah laku, yang sangat berpengaruh terhadap
tingkah laku yang tampil Baron, 2003: 135. Teori ini juga menegaskan peran dari niat seseorang membentuk apakah
sebuah perilaku akan terjadi dan teori ini secara tidak langsung menyatakan bahwa perilaku pada umumnya mengikuti niat dan tidak akan pernah terjadi tanpa
niat. Niat seseorang juga dipengaruhi oleh sikap terhadap suatu perilaku, seperti
Universitas Sumatera Utara
apakah ia merasa suatu perilaku itu penting Graeff dkk, 1996: 27. Berdasarkan teori ini, intensi pada gilirannya ditentukan oleh dua faktor, yaitu sikap terhadap
tingkah laku attitudes toward a behavior- evaluasi positif atau negatif dari tingkah laku yang ditampilkan apakah orang seorang berpikir tindakan itu akan
menimbulkan konsekuensi positif atau negatif- dan norma subjektif- persepsi orang apakah orang lain akan menyetujui atau menolak tingkah laku tersebut.
Teori ini berasumsi bahwa kita berperilaku sesuai dengan niat sadar kita, yang didasarkan pada kalkulasi rasional tentang efek potensial dari perilaku kita
dan tentang bagaimana orang lain akan memandang perilaku kita Taylor dkk, 2009: 204. Poin utama teori ini adalah perilaku seseorang dapat diprediksikan
dari behavioral intention niat perilaku. Niat perilaku dapat diprediksikan melalui dua variabel utama: sikap seseorang terhadap perilaku dan norma sosial subjektif
atau dengan kata lain sikap kita terhadap segala sesuatu, yang berasal dari diri kita sendiri dan norma yang secara subjektif berlaku di masyarakatperkumpulan
dalam situasi yang sama yang mempengaruhi sikap kita akan segala sesuatu. Teori tindakan beralasan sendiri lahir pada tahun 1980 yang
dikembangkan oleh Martin Fishbein dan Icek Ajzen, adalah model yang bertujuan untuk memprediksi tujuanmotifintensi dari sebuah perilaku dan tingkah laku,
termasuk dari motif awal terjadinya perilaku hingga kenapa seseorang melakukan sebuah tingkah laku tersebut.
Motif itu merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia
berbuat sesuatu. Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif juga tingkah laku yang disebut tingkah laku secara refleks dan yang berlangsung
secara otomatis, mempunyai maksud tertentu walaupun maksud itu tidak senantiasa sadar bagi manusia. Motif-motif manusia dapat bekerja secara sadar
dan juga tidak sadar bagi diri manusia. Motif manusia merupakan dorongan, keinginan, hasrat dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya,
untuk melakukan sesuatu. Motif-motif itu itu memberi tujuan dan arah kepada tingkah laku kita Gerungan, 1986: 140-141
Teori tindakan beralasan memiliki asumsi-asumsi dasar dalam teorinya, yaitu http:repository.usu.ac.idbitstream123456789408437Cover.pdf :
Universitas Sumatera Utara
1. Manusia adalah makhluk yang rasional dan akan melakukan
pilihankeputusan yang dapat diprediksi dalam ketentuankondisi tertentu yang spesifik.
2. “intention of Act”, atau motif dari sebuah tindakan adalah faktor paling
determinan dalam penentuan sebuah perilakutingkah lakutindakan. 3.
Manusia tidak selalu bertindak seperti apa yang ia harapkaninginkan.
2.2.8 Makna