57 adalah masyarakat umum yang dalam berpergiannnya menggunakan kendaraan
pribadi dan bersama dengan keluarganya, dan biaya lebih besar karena menggunakan transportasi sewaan tanpa bantuan fasilitas dan sponsor.
83 17
Rp.100.000 Rp.100.000
‐ Rp.300.000
Gambar 27. Biaya yang dikeluarkan wisatawan untuk berwisata
4.4.2.2. Karakteristik psikografi
Karakteristik psikografi dari wisatawan di Pulau Puhawang diantaranya adalah: pengetahuan wisatawan tentang ekowisata dan persepsi wisatawan.
A. Pengetahuan wisatawan tentang ekowisata
Dari wawancara kepada 30 orang responden didapat hasil yaitu sebesar 100 wisatawan yang berkunjung ke Pulau Puhawang mengerti tentang ekowisata.
Pengetahuan wisatawan tentang ekowisata akan meminimalisir tingkat pengrusakan alam Pulau Puhawang oleh wisatawan. Kesadaran tentang ekowisata
maka akan membuat konservasi alam terus berjalan dan alam akan terus lestari, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkesinambungan.
B. Persepsi wisatawan terhadap pengembangan ekowisata
Dari 30 tiga puluh orang responden yang diwawancara, sebesar 100 menyatakan setuju dengan adanya pengembangan ekowisata bahari di Pulau
Puhawang. Pengembangan wisata yang berorientasi kepada kelestarian alam akan
tetap menjaga keseimbangan keindahan alam dengan industri wisata.
58 Harapan tentang perbaikan fasilitas sangat menunjang dalam
pengembangan dan optimalisasi ekowisata, karena akan memberikan kenyamanan kepada wisatawan. Dari 30 orang responden yang diwawancara, sebesar 87
menyatakan bahwa harus ada perbaikan atau penambahan MCK Gambar 28. Dari observasi langsung memang di Pulau Puhawang belum ada MCK, tetapi
biasanya warga inisiatif meminjamkan kamar mandi yang ada pada rumah mereka. Untuk pengembangan wisata yang lebih besar maka MCK harus dibuat
karena kapasitas rumah warga tidak akan bisa menampung jumlah wisatawan yang akan terus meningkat dimasa datang, dan warga juga bisa menambah
penghasilan mereka dari MCK yang diberlakukan jasa kebersihan oleh warga. Sebesar 10 menyatakan bahwa fasilitas tempat sampah di Pulau Puhawang
sangat kurang, karena biasanya warga ada yang langsung membuang ke laut, membakar, dan menimbun sampah. Untuk pengembangan wisata bahari
sebaiknya dibuat tempat sampah yang strategis, karena akan mengurangi dampak pencemaran air laut dan degradasi aam serta keindahan kawasan. Tempat sampah
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu tempat sampah untuk bahan organik dan non organik. Untuk sampah yang organik dapat diolah oleh warga menjadi pupuk
kompos, dan yang non organik dapat dijadikan hasil kerajinan yang kreatif oleh warga, seperti: mainan, hiasan, tas, dan yang benar-benar tidak dapat diolah
kembali masih dapat dikumpulkan dan dijual ke pengepul plastik. Sebesar 3 menyatakan untuk fasilitas penginapan ditambah, karena wisatawan akan lebih
nyaman jika ada penginapan yang dibuat khusus untuk wisatawan. Semakin lama wisatawan menginap, maka pemasukan bagi warga akan terus bertambah.
10
87 3
Tempat Sampah
Wc Umum
Penginapan
Gambar 28. Persepsi perbaikan fasilitas
59 Aktivitas wisatawan merupakan kegiatan aplikatif dari sebuah konsep
ekowisata. Wisatawan sebesar 77 melakukan snorkeling di sekitar pantai Jelerangan dan Pangetahan, 14 lebih suka untuk sekedar menikmati keindahan
alam Pulau Puhawang, dan sebesar 3 melakukan fotografi, diving, dan bersantai Gambar 29 dan Gambar 30. Optimalisasi ekowisata bahari terletak pada
snorkeling dan diving. Dari hasil data tersebut, maka Pulau Puhawang memang
tepat untuk dikembangkan potensi ekowisata baharinya karena memang disukai oleh wisatawan.
Gambar 29. Kawasan pesisir dan terumbu karang Pulau Puhawang
3 3 14
77 3
Bersantai Fotografi
Menikmati Keindahan Alam Snorkeling
Diving
Gambar 30. Aktivitas wisatawan Aksesibilitas merupakan suatu kemampuan seberapa kuat jangkauan
wisatawan untuk menuju suatu kawasan wisata. Dari 30 orang responden sebesar 87 menyatakan bahwa aksesibilitas ke kawasan wisata Pulau Puhawang cukup,
dan 13 menyatakan baik Gambar 31. Faktor aksesibilitas menjadi faktor penting karena merupakan faktor daya tarik minat wisatawan yang utama,
60 semakin mudah dijangkau maka akan semakin banyak kunjungan wisatawan yang
akan berkunjung. Saat ini pelabuhan yang paling dekat untuk mengakses Pulau Puhawang adalah pelabuhan Ketapang yang kira-kira memerlukan waktu tempuh
dari kota Bandar Lampung ±45 menit melalui jalan darat, kemudian wisatawan menggunakan perahu motor dari pelabuhan Ketapang menuju Pulau Puhawang
sekitar ±20 menit. Untuk jalan darat wisatawan dapat menggunakan angkutan umum, kendaraan sewa, kendaraan pribadi. Perahu motor dapat menggunakan
taksi air yang merupakan kapal yang disewakan nelayan untuk mengangkut segala keperluan masyarakat Pulau Puhawang yang jam operasionalnya rutin, atau bisa
juga menyewa perahu motor pribadi yang lebih bebas jam operasionalnya tergantung penyewa. Pulau Puhawang memiliki jalan darat berupa kon-blok yang
menghubungkan satu desa ke desa lain, sehingga memudahkan wisatawan untuk mengelilingi keindahan Pulau Puhawang dengan menggunakan sepeda, motor,
atau jalan kaki. Keberadaan jalan tersebut belum sepenuhnya dapat mengakses seluruh bagian pulau, tetapi seiring berjalannya waktu pemerintah akan
membangun fasilitas jalan ini agar semakin menambah aksesibilitas Pulau Puhawang.
13 87
Baik Cukup
Gambar 31. Persepsi terhadap aksesibilitas ekowisata di Pulau Puhawang Pelayanan wisata merupakan suatu jasa yang diberikan oleh pengelola
suatu kegiatan wisata yang dapat memenuhi segala kebutuhan wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata. Dari 30 orang responden sebesar 73 menyatakan
bahwa pelayanan wisata di Pulau Puhawang cukup, 17 pelayanan baik, dan 10 wisatawan kurang merasakan pelayanan wisata Gambar 32. Pengelola wisata
Pulau Puhawang adalah swadaya masyarakat asli penduduk Pulau Puhawang, dan belum ada suatu badan khusus yang mengelola wisata bahari di Pulau Puhawang.
61 Swadaya masyarakat belum optimal karena memang kurangnya dana dan belum
ada investor yang membuatkan suatu badan pengelola wisata. Oleh karena itu diperlukan pengaturan secara terpadu antar pemangku kepentingan untuk
mengelola kawasan wisata Pulau Puhawang.
17 73
10 Baik
Cukup Kurang
Gambar 32. Persepsi terhadap pelayanan ekowisata Keamanan merupakan suatu usaha untuk mengurangi dampak negatif yang
berresiko menimbulkan kerugian jasmani dan rohani yang dirasakan oleh wisatawan. Dari 30 orang responden sebesar 57 menyataka bahwa keamanan di
kawasan wisata Pulau Puhawang tergolong baik, dan 43 menyatakan cukup aman Gambar 33. Kegiatan wisata bahari yaitu snorkeling dan diving dirasakan
aman oleh wisatawan karena pantainya memiliki arus yang stabil, ombak yang tenang, pantai berpasir putih yang landai, dan masyarakat juga sangat berperan
aktif menjaga keamanan barang yang dibawa wisatawan dalam setiap kegiatan yang dilakukan.
57 43
Baik Cukup
Gambar 33. Persepsi terhadap keamanan ekowisata Kenyamanan wisata merupakan suatu perasaan bahagia yang diciptakan
sendiri oleh wisatawan karena mendapat dukungan rasa nyaman dari suatu
62 lingkungan kawasan wisata. Dari 30 orang responden sebesar 64 menyatakan
bahwa kenyamanan di kawasan wisata Pulau Puhawang baik, 33 wisatawan merasa cukup, dan 3 menyatakan kurang Gambar 34. Kondisi Pulau
Puhawang yang masih asli menjadi daya tarik utama wisatawan, ombak yang tenang dan hasil alam yang melimpah memberikan rasa nyaman terhadap
wisatawan. Warga juga sangat mendukung tiap ada kunjungan wisatawan, sehingga wisatawan merasakan nyaman dan interaktif.
64 33
3 Baik
Cukup Kurang
Gambar 34. Persepsi terhadap kenyamanan berekowisata Kebersihan lingkungan wisata merupakan suatu keadaan lingkungan yang
bebas dari kotoran yang dapat merusak keindahan, kenyamanan, keamanan suatu kawasan wisata. Hasil wawancara kepada 30 orang responden menyatakan
sebesar 47 kebersihan di lingkungan wisata Pulau Puhawang cukup bersih, 46 menyatakan lingkungannya bersih, dan 7 menyatakan kurang bersih Gambar
35. Secara umum kawasan wisata memang terlihat bersih pada daerah dekat dengan Balai Desa, tapi di beberapa bagian kawasan lain terlihat ada sampah
organik dan anorganik di pinggir pantai dan kawasan pemukiman warga. Faktor yang penting adalah kesadaran masyarakat untuk disiplin membuang sampah pada
tempatnya, dan dukungan teknologi serta pengarahan dari pemerintah untuk mengelola sampah. Teknologi yang tepat guna dapat menjadikan sampah
memiliki nilai tambah yang dapat menambah penghasilan warga dan menyelamatkan lingkungan dari degradasi akibat pencemaran lingkungan oleh
sampah. Dukungan pemerintah yang berperan aktif sangat diperlukan untuk terus mengendalikan dan mengawasi kegiatan pengelolaan sampah secara disiplin yang
dapat menunjang kebersihan lingkungan wisata Pulau Puhawang.
63
46 47
7 Baik
Cukup Kurang
Gambar 35. Persepsi terhadap kebersihan lingkungan ekowisata Keindahan alam kawasan wisata adalah suatu objek wisata yang memiliki
daya tarik yang memesona, serta dapat memberikan perasaan senang dan suatu pengalaman yang berkesan bagi wisatawan. Sebanyak 30 orang responden,
sebesar 90 menyatakan bahwa kawasan wisata Pulau Puhawang indah, 10 menyatakan biasa Gambar 36. Wisatawan menyukai keindahan alam Pulau
Puhawang, dan kecenderungan akan kembali lagi suatu saat nanti untuk berwisata tinggi. Kondisi alam yang indah dan potensi alam yang melimpah akan
menjadikan daya tarik utama untuk menarik wisatawan serta memberikan kesan yang kuat pada wisatawan Gambar 37.
90 10
Indah Biasa
Gambar 36. Persepsi terhadap keindahan alam kawasan wisata Keaslian lingkungan wisata adalah suatu kondisi kawasan wisata yang
memiliki karakter asli yang tidak terpengaruh dari luar kawasan dan tetap terjaga keberadaanya dengan baik dalam jangka waktu yang lama. Dari 30 orang
responden, sebesar 90 menyatakan keaslian lingkungan Pulau Puhawang baik, dan 10 menyatakan cukup Gambar 38. Kondisi lingkungan wisata yang masih
asli sangatlah tepat untuk pengembangan ekowisata bahari, karena ekowisata
64 memang mengutamakan keaslian alam yang dijadikan sebagai daya tarik
wisatawan.
Gambar 37. Keaslian lingkungan wisata
90 10
Baik Cukup
Gambar 38. Persepsi terhadap keaslian lingkungan wisata Peraturan kawasan wisata adalah suatu upaya kebijakan dari pemerintah
yang bertujuan untuk mengendalikan suatu tatanan sistem yang ada pada suatu kawasan wisata agar tercipta keteraturan. Dari 30 orang responden yang telah
diwawancara, sebesar 100 menyatakan peraturan yang ada di Pulau Puhawang cukup. Keberadaan peraturan desa yang dibuat oleh kepala desa dan peraturan
adat masyarakat membuat kondisi Pulau Puhawang cukup teratur, hanya memang tetap masih ada pelanggaran peraturan seperti pembuangan sampah sembarangan
ke perairan, penebangan mangrove, tetapi pelanggaran tersebut masih dalam skala kecil. Peraturan di Pulau Puhawang lebih berdasarkan kepada kesadaran
masyrakat untuk menjaga dan melestarikan alam.
65 Sistem tata ruang dan tata letak fasilitas wisata merupakan suatu tatanan
fisik sarana dan prasarana yang ada pada kawasan wisata, dan bertujuan untuk penggunaan fasilitas sesuai fungsinya yang penempatannya mendukung baik
seluruh kegiatan wisata secara efektif dan efisien. Dari 30 orang responden yang diwawancara, sebesar 93 menyatakan sistem tata ruang dan tata letak fasilitas
cukup baik, 7 menyatakan kurang baik Gambar 39. Pulau Puhawang memiliki akses jalan sepanjang 17 km yang dibangun menyusuri sepanjang pesisir pulau,
dan penempatan untuk pemukiman cukup baik. Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama berada pada Desa Pangetahan, dan bagi masyarakat
Jelerangan cukup jauh untuk menempuhnya, yang sebaiknya posisi SD dibuat berada di tengah-tengah antara Pangetahan dan Jelerangan agar jaraknya tidak
terlalu jauh bagi warga Jelerangan. Posisi rumah warga yang berdekatan dengan pinggir pantai akan memicu pembuangan limbah industri tanpa ada pengolahan
terlebih dahulu dan akan menimbulkan pencemaran walau dalam skala kecil. Sebaiknya posisi pemukiman warga agak sedikit masuk ke tengah bagian pulau
agar limbah rumah tangga yang mengalir lewat selokan dapat tertampung dulu pada suatu sistem pengolahan air limbah sederhana. Warga tidak memiliki sanitasi
yang baik hal itu terlihat dari kebanyakan rumah tidak memiliki septictank, dan rumah yang memiliki septictank belum memenuhi standar pembuatan septictank
yang baik. Air kotor langsung dibuang ke tanah yang akan merusak kadar air tanah yang ada di Pulau Puhawang, dan alirannya ke perairan akan membuat
perairan tercemar. Sebaiknya pemerintah lebih berperan aktif lagi untuk penanggulangan sanitasi Pulau Puhawang.
93 7
Cukup Kurang
Gambar 39. Persepsi terhadap sistem tata ruang dan tata letak fasilitas
66 Dari 30 orang responden, sebanyak 87 menyatakan bahwa tempat
sampah yang ada di Pulau Puhawang kurang, dan 13 menyatakan cukup Gambar 40. Kurangnya tempat sampah akan mengakibatkan lingkungan wisata
menjadi kotor dan pencemaran perairan akan meningkat. Tempat sampah sebaiknya dibuat di titik – titik yang sering dikunjungi wisatawan, dan diberikan
warna yang terang agar mudah untuk dilihat. Tempat sampah dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu tempat sampah organik dan tempat sampah non-organik.
Sampah organik dapat dimanfaatkan kembali untuk pupuk kompos, dan sampah non-organik disortir kembali mana yang dapat dimanfaatkan kembali atau tidak.
Sampah yang dapat digunakan kembali bisa dijadikan kerajinan tangan dan bahan daur ulang, sehingga sampah tetap dapat dijadikan alternatif penghasilan bagi
masyarakat.
13 87
Cukup Kurang
Gambar 40. Persepsi terhadap sarana dan prasarana tempat sampah Sebanyak 90 dari 30 orang responden yang diwawancara menyatakan
bahwa fasilitas MCK kurang, dan 10 menyatakan cukup Gambar 41. Jumlah MCK yang ada adalah 4, tapi letaknya tidak strategis dan cenderung tidak layak.
Kurangnya fasilitas umum yang penting seperti MCK sangat menghambat pengembangan kawasan wisata bahari, karena untuk kegiatan snorkeling dan
diving sangat memerlukan fasilitas MCK untuk aktivitasnya seperti: ganti
pakaian, mandi, membilas. Pada kondisi sekarang, apabila ada wisatawan yang ingin menggunakan fasilitas MCK maka dapat menggunakan kamar mandi rumah
warga yang telah disediakan oleh warga, hanya saja untuk pengembangan kedepan harus dibuatkan MCK untuk menampung kapasitas wisatawan yang akan
meningkat seiring dengan pengembangan dan optimalisasi kawasan ekowisata Pulau Puhawang.
67
10 90
Cukup Kurang
Gambar 41. Persepsi terhadapa sarana dan prasarana MCK Air bersih merupakan faktor utama untuk menunjang berbagai keperluan
yang dibutuhkan manusia yang menempati suatu kawasan. Dari 30 orang responden yang diwawancara sebesar 77 menyatakan bahwa kondisi air bersih
tawar di Pulau Puhawang baik, dan 23 menyatakan cukup baik Gambar 42. Air tawar yang ada pada Pulau Puhawang bersuhu dingin dan jernih. Pada
kawasan darat Pulau Puhawang masih tertopang ketersediaan stok air tawarnya karena terjaganya kawasan bukit yang ditumbuhi dengan pepohonan hutan yang
berfungsi sebagai daerah resapan. Untuk memanfaatkan air tanah, masyarakat menggunakan sumur gali sebanyak 353 unit, dan ketersediaan air mencukupi
untuk sepanjang tahun. Adanya air tanah yang baik sebagai sumber kehidupan maka diharapkan masyarakat dapat hidup makmur dan dapat menambah nilai
positif bagi kawasan ekowisata Pulau Puhawang.
77 23
Baik Cukup
Gambar 42. Persepsi terhadap sarana dan prasarana air bersih
68 Tempat duduk merupakan salah satu fasilitas yang dapat digunakan untuk
bersantai bagi wisatawan yang tidak memiliki kegiatan aktif pada kawasan wisata. Dari 30 orang responden yang diwawancara, sebesar 70 menyatakan tempat
duduk yang tersedia cukup, dan 30 menyatakan kurang Gambar 43. Ketersediaan tempat duduk memang belum optimal karena kebanyakan
wisatawan langsung duduk di rumah-rumah warga dan balai desa, tetapi dengan penambahan tempat duduk yag secara khusus dibuat untuk wisata maka akan
menambah nilai estetika dan kenyamanan wisatawan.
70 30
Cukup Kurang
Gambar 43. Persepsi terhadap sarana dan prasarana tempat duduk Dari 30 orang responden yang telah diwawancarai, sebesar 50
menyatakan tempat ibadah di Pulau Puhawang baik, 47 cukup, dan 3 kurang Gambar 44. Tempat ibadah yang ada pada Pulau Puhawang hanyalah masjid
untuk umat muslim. Wisatawan yang menyatakan kurang dapat dikarenakan bukan umat muslim, sehingga merasa tidak mendapat fasilitas untuk beribadah
menurut kepercayaannya. Jumlah masjid yang ada pada Pulau Puhawang adalah 5. Kapasitas masjid untuk menampung masyarakat dan wisatawan mencukupi.
50 47
3 Baik
Cukup Kurang
Gambar 44. Persepsi terhadap sarana dan prasarana tempat beribadah
69
Papan informasi merupakan panduan informasi atau himbauan peraturan bagi masyarakat dan wisatawan yang ada ada Pulau Puhawang. Papan informasi
dapat berupa keterangan lengkap dengan tujuan dan kegunaanya. Papan informasi dapat juga berupa peraturan yang sifatnya tegas bagi setiap pelanggarnya. Dari 30
orang responden yang diwawancara, sebesar 77 menyatakan papan informasi cukup, dan 23 menyatakan kurang Gambar 45. Wisatawan menilai papan
informasi sudah ada, tetapi realisasi aplikatif dari informasi yang
disampaikan masih kurang. Adanya pelanggaran peraturan, dan kurang interaktifnya informasi menjadikan nilai kegunaan papan informasi kurang
efektif. Dalam pelaksanaanya sebaiknya pemerintah desa dan masyarakat serta kedisiplinan wisatawan harus mempunyai rasa tanggung jawab bersama untuk
menjaga kawasan ekowisata Pulau Puhawang.
77 23
Baik Cukup
Kurang
Gambar 45. Persepsi terhadap sarana dan prasarana papan informasi Tempat penginapan merupakan suatu area yang dibangun sebagai fasilitas
untuk menginap beristirahat oleh wisatawan setelah melakukan kegiatan wisata. Dari 30 orang responden yang diwawancara, sebesar 90 menyatakan
penginapan yang ada dirasa kurang, dan 10 menyatakan cuukup Gambar 46. Penginapan yang ada sekarang bagi wisatawan berupa guest house dan rumah
warga yang dapat dipakai untuk menginap. Tempat penginapan yang secara khusus untuk kegiatan penunjang wisata seperti hotel, cottage belum ada. Pada
kawasan Jelerangan terdapat sebuah kawasan resort milik pria berkebangsaan Swiss, tetapi resort tersebut sifatnya pribadi, sehingga tidak dapat dianfaatkan
oleh wisatawan umum. Adanya penginapan yang baik dapat menambah waktu
70 bagi wisatawan untuk menetap di Pulau Puhawang, dengan semakin lamanya
wisatawan menghabiskan waktu untuk berwisata di Pulau Puhawang maka akan menambah penghasilan masyarakat setempat dengan menjual jasa dan barang
dagangan.
10 90
Cukup Kurang
Gambar 46. Persepsi terhadap sarana dan prasarana tempat penginapan Sumberdaya alam yang dimiliki oleh Desa Puhawang kaya akan
keragaman flora dan fauna baik yang terdapat di daratan pulau dan perairan di sekitar pulau yang menjadi sumber penghasilan dan lahan usaha. Manfaat
pengembangan ekowisata merupakan suatu hasil yang diperoleh dari usaha memaksimalkan potensi yang tetap menjaga kelestarian alam. Dari 30 orang
responden yang diwawancara, sebanyak 64 menyatakan bahwa manfaat dari pengembang ekowisata adalah potensi sumberdaya yang ada dapat dikembangkan
Gambar 47. Potensi Sumberdaya yang ada di Pulau Puhawang meliputi kekayaan alam darat berupa hutan magrove, perkebunan, dan kekayaan baharinya.
Semakin banyak potensi yang dapat dioptimalkan, maka akan banyak investor yang akan menanamkan investasinya di Pulau Puhawang, dan masyarakat akan
meningkat kesejahteraanya. Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa manfaat pengembangan ekowisata dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
Kegiatan ekowisata yang terpadu dapat memberikan harapan mata pencaharian baru bagi masyarakat karena adanya transaksi jasa dan barang dengan wisatawan.
Semakin banyak wisatawan yang berkunjung maka pendapatan dari transaksi jual beli jasa dan barang semakin meningkat, sehingga kesejahteraan bagi masyarakat
dapat bertambah dan wisatawan semakin nyaman dalan menikmati wisatanya. Sebanyak 3 wisatawan menyatakan akan ada lapangan kerja yang baru bagi
71 masyarakat, sarana dan prasarana dapat ditingkatkan dengan adanya kegiatan
ekowisata ini.
64 3
30 3
Pemanfaatan sumberdaya alam
Adanya lapangan kerja baru
Peningkatan pendapatan masyarakat
Peningkatan sarana dan prasrana
Gambar 47. Manfaat terhadap pengembangan ekowisata
4.5. Kesesuaian Wisata
Penentuan kesesuaian berdasarkan perkalian skor dan bobot yang diperoleh dari setiap parameter. Kesesuaian kawasan dilihat dari tingkat persentase
kesesuaian yang diperoleh penjumlah nilai dari seluruh parameter. Kategori wisata yang akan dikaji di Pulau Puhawang ini meliputi: wisata
selam dan wisata snorkeling.
4.5.1. Indeks kesesuaian wisata selam
Parameter yang terkait dengan kegiatan wisata selam di Pulau Puhawang adalah: kecerahan perairan, tutupan komunitas karang, jenis life form¸ jenis ikan
karang, kecepatan arus, kedalaman terumbu karang. Hasil pengukuran kesesuaian wisata selam di Desa Pangetahan pada setiap
stasiun memiliki nilai yang sama yaitu sebesar 72.22 Lampiran 4 yang menunjukkan bahwa kawasan pantai Desa Pangetahan termasuk kepada kategori
S2 yang berarti kawasan sesuai bersyarat IKW 50 - 83 Yulianda, 2007 dan dapat direkomendasikan untuk kawasan wisata selam Gambar 48.
Hasil Pengukuran kesesuaian wisata selam di Desa Jelerangan pada stasiun 1 dan 2 memiliki nilai yang sama yaitu sebesar 88.89, dan stasiun 3
sebesar 83,33 Lampira 5. Stasiun 1,2, dan 3 termasuk kedalam kategori S1