83 Tabel 14. Penilaian bobot faktor strategis eksternal kawasan ekowisata
bahari Pulau Puhawang
Simbol Faktor Eksternal
O1 O2 O3 O4
T1 T2
Total Bobot
O1 3 3
3 3
3 15
0.25 O2 1
2 2 2 2 9 0.15
O3 1 2
2 3 3 11 0.19 O4 1
2 2 2 2 9 0.15
T1 2 2
2 2 2 10 0.17
T2 1 1
1 1
1 5 0.08
Total 59 1.00
Tabel 15. Matriks penentuan skor faktor strategis internal dan eksternal kawasan ekowisata bahari Pulau Puhawang
Faktor internal Bobot Nilai Peringkat Skor
Faktor Eksternal
Bobot Nilai
Peringkat Skor
S1 0.25 4 1.0
O1 0.38
4 1.50
S2 0.25 4 1.0
O2 0.21
3 0.63
S3 0.25 4 1.0
O3 0.19
3 0.57
W1 0.1 1 0.1
O4 0.15
3 0.45
W2 0.15
2 0.3 T1 0.29 2 0.58 T2
0.13 1
0.13
4.6.4. Pembuatan Matriks SWOT
Pembuatan Matriks SWOT dilakukan untuk mengetahui interaksi dari masing-masing faktor internal yaitu Kekuatan S dan Kelemahan W dan faktor
eksternal yaitu Peluang O dan Ancaman T yang hasilnya seperti disajikan pada Tabel 16.
84 Tabel 16. Matriks SWOT
IFE
EFE Kekuatan S
1. Potensi Bahari Pulau
Puhawang 2.
Pemerintah Desa 3.
Dukungan Masyarakat
Kelemahan W
1. Sarana dan Prasarana
2. Promosi Kurang Didukung oleh
Pemerintah Provinsi
Peluang O
1. Letak Pulau Puhawang
yang strategis 2.
Rencana Pembangunan Jembatan Selat Sunda
3. Ada Minat Investor
Asing 4.
Cukup Tinggi Minat Wisatawan Terhadap
Wisata Bahari
Strategi S – O
1. Memaksimalkan potensi
sumberdaya, dan aksesibilitas kawasan oleh Pemerintah Desa
2. Dukungan masyarakat
terhadap pembangunan Jembatan Selat Sunda yang
dapat menjadikan Pulau Puhawang obyek wisata bahari
unggulan Lampung 3.
Pemerintah Desa berperan aktif untuk mencari investor
dan memudahkan kebijakan investasi
4. Dukungan masyarakat untuk
memberikan kenyamanan wisata bagi wisatawan
Strategi W – O
1. Memaksimalkan promosi
kawasan wisata secara partisipatif 2.
Penambahan serta pemeliharaan sarana dan prasarana sebagai
penunjang kegiatan ekowisata yang ditunjang akses Jembatan
Selat Sunda yang menhubungkan Jawa dengan Lampung
Ancaman T
1. Potensi Limbah
Domestik 2.
Kegiatan yang Merusak Terumbu Karang
Strategi S – T
1. Meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia dan meningkatkan kesadaran
ekowisata yang berkelanjutan 2.
Melibatkan dukungan masyarakat dalam pengawasan
dan penegakan peraturan untuk menjaga kelestarian
lingkungan di sekitar kawasan serta memberi sanksi tegas
bagi masyarakat atau wisatawan yang merusak
terumbu karang
Strategi W – T
1. Meningkatkan pengawasan dan
penegakkan hukum dalam pengelolaan kawasan, serta
menjaga kelestarian alam
85
4.6.5. Alternatif strategi pengelolaan
Penentuan prioritas dari strategi yang dihasilkan dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait. Jumlah dari skor pembobotan
menentukan peringkat prioritas strategi dalam pengelolaan Pulau Puhawang. Jumlah skor diperoleh dari penjumlahan semua skor dari setiap faktor-faktor
strategis yang terkait. Peringkat akan ditentukan berdasarkan urutan jumlah skor terbesar sampai yang terkecil dari semua strategi yang ada seperti disajikan pada
Tabel 17. Tabel 17. Peringkat alternatif strategi
Alternatif Strategi Keterkaitan Jumlah
Skor Peringkat
1 2 3
4 Strategi S-O
1. Memaksimalkan potensi sumberdaya, dan
aksesibilitas kawasan oleh Pemerintah Desa untuk menarik wisatawan dan
investor 2.
Dukungan masyarakat terhadap pembangunan Jembatan Selat Sunda yang
dapat menjadikan Pulau Puhawang obyek wisata bahari unggulan Lampung
3. Memaksimalkan promosi kawasan wisata
secara partisipatif 4.
Dukungan masyarakat untuk memberikan kenyamanan wisata bagi wisatawan
S1, S2, O1
S3, O2
S2, O3
S3, O4 3.50
1.63
1.57
1.45
2
4
5
6 Strategi W-O
1. Memaksimalkan promosi kawasan wisata
secara partisipatif 2.
Penambahan serta pemeliharaan sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan
ekowisata yang ditunjang akses Jembatan Selat Sunda yang menhubungkan Jawa
dengan Lampung W2, O1
W1, O2 1.8
0.73
3
9
86
1 2 3
4
Strategi S-T 1.
Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan kesadaran akan kelestarian
ekowisata yang berkelanjutan S1,S2,S3,T1
3.58
1
2. Melibatkan dukungan masyarakat dalam
pengawasan dan penegakan peraturan untuk menjaga kelestarian lingkungan di
sekitar kawasan serta memberi sanksi tegas bagi masyarakat atau wisatawan
yang merusak terumbu karang S3, T2
1.13 7
Strategi W-T 1.
Meningkatkan pengawasan dan penegakkan hukum dalam pengelolaan
kawasan, serta menjaga kelestarian alam W1, W2, T1,
T2 1.11
8
Hasil dari penentuan peringkat diperoleh prioritas rencana strategi dalam pengelolaan ekowisata di kawasan Pulau Puhawang sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan kesadaran akan
kelestarian ekowisata yang berkelanjutan. 2.
Memaksimalkan potensi sumberdaya, dan aksesibilitas kawasan oleh Pemerintah Desa untuk menarik wisatawan dan investor.
3. Memaksimalkan promosi kawasan wisata secara partisipatif
4. Dukungan masyarakat terhadap pembangunan jembatan Selat Sunda
yang dapat menjadikan Pulau Puhawang obyek wisata bahari unggulan Lampung.
5. Pemerintah Desa berperan aktif untuk mencari investor dan
memudahkan kebijakan investasi. 6.
Dukungan masyarakat untuk memberikan kenyamanan wisata bagi wisatawan.
87 7.
Melibatkan dukungan masyarakat dalam pengawasan dan penegakan peraturan untuk menjaga kelestarian lingkungan di sekitar kawasan
serta memberi sanksi tegas bagi masyarakat atau wisatawan yang merusak terumbu karang.
8. Meningkatkan pengawasan dan penegakkan hukum dalam pengelolaan
kawasan, serta menjaga kelestarian alam. 9.
penambahan serta pemeliharaan sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan ekowisata yang ditunjang akses Jembatan Selat
Sunda yang menhubungkan Jawa dengan Lampung. Berdasarkan Tabel 21 maka diperoleh 3 tiga urutan besar prioritas utama
rencana strategi dalam pengelolaan ekowisata bahari di Pulau Puhawang yang dapat diterapkan yaitu:
1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan kesadaran akan
kelestarian ekowisata yang berkelanjutan Peningkatan sumberdaya manusia merupakan aspek utama untuk
menjamin keberlangsung ekowisata bahari di Pulau Puhawang. Masyarakat yang semakin memiliki skill dan pengetahuan tinggi akan semakin sadar untuk menjaga
dan melestarikan alam, serta dapat selalu berkreasi untuk menciptakan mata pencaharian mereka sendiri yang lebih baik. Penyuluhan teknologi pengolahan
limbah yang baik akan menjaga ekosistem terumbu karang yang menjadi potensi utama wisata selam dan snorkeling dari ancaman pencemaran limbah yang akan
merusak ekosistem terumbu karang. Pengolahan air limbah rumah tangga yang baik juga mencegah tercemarnya air tanah oleh limbah, sehingga masyarakat dan
wisatawan akan terus dapat memanfaatkan dengan baik air tanah untuk keperluan sehari-hari. Air tanah yang baik merupakan suatu kebutuhan dasar yang harus
terpenuhi dan terjaga kualitasnya agar kawasan ekowisata bahari Pulau Puhawang semakin diminati investor, nyaman bagi wisatawan, dan mensejahterkan
masyarakat Pulau Puhawang. 2.
Memaksimalkan potensi sumberdaya, dan aksesibilitas kawasan oleh Pemerintah Desa untuk menarik wisatawan dan investor.
88 Koordinasi yang intensif Pemerintah Desa dengan Pemerintah Lampung
merupakan hal mutlak yang harus dilakukam, agar Pulau Puhawang menjadi perhatian utama Pemerintah Lampung untuk dikembangkan dan segera
direalisasikan pembangunan sarana dan prasarananya. Potensi sumberdaya alam Pulau Puhawang sangat besar, oleh karena itu agar dapat maksimal
pemanfaatannya harus disertai dengan aspek aksesibilitas yang baik untuk menunjang segala aktivitas yang ada di Pulau Puhawang. Semakin aksesibilitas
baik maka lokasi kawasan ekowisata akan semakin mudah dijangkau wisatawan, dan dapat menarik investor untuk berinvestasi pada Pulau Puhawang karena
kawasan yang berpotensi tinggi untuk dikembangkan. 3.
Memaksimalkan promosi kawasan wisata secara partisipatif Pulau Puhawang selama ini kurang dikenal oleh masyarakat Lampung,
karena kurangnya promosi yang interaktif dari Pemerintah Lampung. Program Kegiatan Visit Lampung yang merupakan agenda promosi pariwisata terbesar
tidak menyertakan Pulau Puhawang didalamnya dan kegiatan ini tidak berkelanjutan. Oleh karena itu diperlukan sarana promosi media elektronik
dan cetak seperti: internet, koran, majalah, televisi, radio yang lebih informatif dan interaktif untuk mengulas kawasan ekowisata Pulau Puhawang. Promosi
yang aktif harus diselaraskan dengan pelayanan wisata yang baik, oleh karena itu sarana dan prasarana penunjang ekowisata di Pulau Puhawang juga harus
ditambah dan diperbaiki agar wisatawan merasa nyaman, bahagia, puas dan ingin mengunjungi kembali Pulau Puhawang. Semakin Pulau Puhawang
dikelola dengan baik, maka wisatawan akan lebih lama untuk menghabiskan waktu di Pulau Puhawang, dengan semakin lamanya wisatawan beraktivitas di
Pulau Puhawang, maka masyarakat akan mendapat penghasilan tambahan dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
Pulau Puhawang memiliki sarana dan prasarana yang belum optimal, terutama belum adanya akses jalan layak yang berfungsi sebagai penghubung
antar desa. Kondisi jalan yang ada sebagian besar terdiri dari tanah, dan jalan terbuat dari konblok total sepanjang 17 km yang belum dapat menjangkau akses
keseluruhan pulau dengan merata. Pemukiman dibangun langsung berdekatan dengan pantai, dan tidak memiliki septictank atau instalasi pengolahan air limbah
89 Gambar 51.. Tidak ada instalasi pengolahan air limbah mengakibatkan buangan
limbah rumah tangga maupun kegiatan industri langsung dibuang ke perairan pantai yang akan berakibat buruk bagi kelangsungan ekosistem terumbu karang.
Kondisi dermaga yang layak untuk berlabuhnya kapal hanya ada di Pangetahan dan resort di Puhawang kecil.
Gambar 51. Kondisi Pulau Puhawang Penataan ruang untuk pengelolaan kawasan wisata merupakan hal yang
dapat membuat segala kegiatan lebih efektif dan terarah Gambar 52. Desa Pangetahan dan Desa Jelerangan sebaiknya terpadu dalam segala kegiatannya.
Akses jalan harus diutamakan, karena jalan merupakan tolak ukur pertama investor dalam melakukan investasi. Akses jalan yang baik akan memudahkan
segala kegiatan yang ada, dan sebaliknya jika akses jalan tidak baik maka segala kegiatan akan terhambat. Akses jalan dibangun mengelilingi pulau, dan terhubung
dengan 5 Desa yang ada yaitu Desa Jelerangan, Desa Puhawang, Desa Kalangan, Desa Suak Buah, dan Desa Pangetahan. Dermaga merupakan pintu gerbang utama
untuk memasuki Pulau Puhawang, semakin baik dermaga maka akan semakin
90 dapat menampung kapal yang semakin banyak jumlahnya dan memudahkan
nelayan untuk beraktivitas. Rencana pembangunan pemukiman berikutnya sebaiknya ditata agak sedikit ke tengah pulau, agar dapat memberikan ruang
khusus pada instalasi pengolahan air limbah, sehingga limbah domestik dapat diolah terlebih dahulu sebelum mengalir ke perairan pantai. Pemukiman
dipadukan dengan penginapan yang berupa guest house agar wisatawan dan masyarakat lebih merasakan nilai kebersamaan. Kualitas guest house tentu
sebaiknya disesuaikan dengan bangunan standar cottage atau resort agar wisatawan nyaman. Tambat kapal harus ditetapkan agar posisi penambatan
jangkar tidak merusak terumbu karang yang ada, sehingga kegiatan selam dan snorkeling
dapat berjalan tanpa merusak ekosistem terumbu karang.
Gambar 52. Rencana pengelolaan penataan kawasan wisata
91
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan