27
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1. Kondisi Umum Pulau Puhawang
4.1.1. Sejarah Pulau Puhawang
Sejarah Pulau ini dimulai dari datangnya Ki Nokoda pada tahun 1.700-an yang diikuti pula oleh datangnya Hawang yang merupakan keturunan Cina.
Hawang, menetap di sebuah pulau sampai memiliki seorang anak perempuan yang kerap kali dipanggil “Pok Hawang”. Kelaziman memanggil Pok Hawang
akhirnya menjadi nama dimana Hawang menetap dengan sebutan Puhawang pada tahun 1850-an. Perkembangan Desa Puhawang diawali menetapnya H.
Muhammad bin H. Ibrahim Hulubalang dari Kalianda yang tinggal di Kalangan. Kemudian Ki Mandara dari Sulawesi Selatan tahun 1920-an. Perkembangan
selanjutnya dimulai sejak tahun 1930 dengan datangnya Datuk Jahari yang menetap dan menikah dengan anak Ki Mandara di Pangetahan dan H. Dulmalik
dari Putih Doh yang menetap di Suak Buah. Puhawang. Puhawang semakin berkembang dengan masuknya masyarakat keturunan
Lampung dari Putih Doh saat ini masuk dalam Kabupaten Tanggamus dan diikuti pula oleh pendatang dari Bugis untuk menetap sebagai nelayan yang pada
akhirnya terjadi asimilasi antara kedua keturunan ini. Pada perkembangannya Desa Puhawang memiliki Desa Puhawang,
Kalangan, Suak Buah, Pengetahan, Jelerangan dan berkembang dengan hadirnya pendukuhan-pendukuhan Suak Gebang, Suak Latak, Cukuh Nyai, Cukuh Kunda,
Cukuh Bedil dan Suak Panjang.
4.1.2. Letak, luas, dan keadaan geografi
Pulau Puhawang yang terletak di Provinsi Lampung, memiliki jarak sekitar 46 km, atau sekitar 45 menit dari kota Lampung melalui jalan darat yang
kemudian dilanjutkan lagi dengan perahu motor dari Desa Ketapang – Kecamatan Padang Cermin – Kabupaten Pesawaran dengan waktu tempuh sekitar 20 menit.
Jika ditempuh dari Bandar Lampung dapat ditempuh dengan perahu bermotor 1-2 jam. Secara administratif, Pulau Puhawang termasuk dalam wilayah Desa
Puhawang Kecamatan Punduh Pidada – Kabupaten Pesawaran yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2007. Secara astronomis
28 berada pada posisi koordinat 5
o
22’00 BT – 5
o
27’00 BT dan 93
o
71’00 LS – 93
o
75’00 LS. Wilayah Desa Puhawang terdiri dari 2 buah pulau kecil yaitu Puhawang Besar dan Puhawang Kecil dan sebagian lagi terdapat di daratan pulau
Sumatera. Topografi pulau ini landai dan berbukit. Ketinggian maksimum mencapai
131 m diatas permukaan laut. Sebagian besar ekosistem daratan terdiri dari hutan sekunder, sebagian lain digunakan masyarakat sebagai lahan berkebun atau
ladang. Di daerah pantai terdapat daerah rawa payau dan mangrove yang relatif masih baik. PulauPuhawang memiliki luas lahan daratan 1.020 Ha dan jumlah
penduduk 1664 jiwa 427 kepala keluarga dengan jumlah laki-laki 715 jiwa dan perempuan 949 jiwa, dengan mayoritas suku, adat dan bahasa yaitu Jawa, Sunda
dan Lampung. Namun, terdapat pula suku Bugis yang mendiami pulau tersebut. Pulau Puhawang memiliki potensi geografis yang terdapat di wilayah darat
maupun lautnya. Vegetasi yang terdapat di Pulau Puhawang sebagian besar beerupa kebun kelapa yang merupakan peninggalan zaman penjajahan dan
sebagian lagi berupa tanaman kakao, mangga, pisang, cengkeh buah-buahan dan ada yang masih dalam bentuk semak belukar serta hutan terutama pada kawasan
Gunung Puhawang. Di beberapa tempat terdapat pantai yang landai dengan
substrat pasir putih dan substrat berlumpur.
Pulau Puhawang memiliki 5 Desa, yaitu Desa Jelerangan, Desa Puhawang, Desa Kalangan, Desa Suak Buah, dan Desa Pangetahan yang merupakan pusat
pemerintahan Pulau Puhawang. Pulau Puhawang memiliki sarana dan prasarana seperti dermaga yang digunakan sebagai tambatan perahu di Desa Pangetahan,
Sekolah Dasar, mesjid, balai desa, serta 2 villa yang berada di Puhawang Lunik dan Desa Pangetahan.
4.2. Potensi Sumberdaya Alam Pulau Puhawang