Kekuatan gel FMC Corp. 1977 Analisis kadar gula metode Luff Schrool SNI 01-2892-1992

pada kecepatan 60 rpm dengan jarum spindel No. 2. Spindel terlebih dahulu dipanaskan pada suhu 75 o C kemudian dipasangkan ke alat ukur viskometer brookfield . Posisi spindel dalam larutan panas diatur sampai tepat, viskometer diputar dan suhu larutan diukur. Ketika suhu larutan mencapai 75 o C termometer dikeluarkan dan nilai viskositas diketahui dengan pembacaan viskometer pada skala nilai 1 sampai 100. Pembacaan dilakukan setelah satu menit putaran penuh. Hasil bacaan digandakan 5 kali untuk spindel No. 2 bila dijadikan centi poise.

3.4.9 Kekuatan gel FMC Corp. 1977

Pengukuran kekuatan gel kekerasan lembaran dilakukan secara obyektif dengan menggunakan texture analyzer TA-XT21. Tingkat kekerasan selai jambu biji lembaran dinyatakan dalam gram force tiap cm 2 g f cm 2 yang berarti besarnya gaya tekan untuk memecah deformasi produk. Sampel diletakkan di bawah probe berbentuk silinder pada tempat penekanan, dengan sisi lebar ke atas, kemudian dilakukan penekanan terhadap sampel dengan probe silinder tersebut. Kecepatan alat ketika menekan sampel adalah 1,5 mms. Tekanan dilakukan sebanyak satu kali. Hasil pengukuran akan tercetak pada kertas grafik dan dapat dilihat tinggi saat sampel benar-benar pecah. Nilai kekerasan dihitung dengan cara mengalikan tinggi grafik pada penekanan pertama dengan konversinya.

3.4.10 Analisis kadar gula metode Luff Schrool SNI 01-2892-1992

Contoh ditimbang 5 gram dan diencerkan dengan air destilasi menjadi 100ml. Kemudian diambil 50 ml dan dimasukkan ke dalam labu ukur 250ml, ditambahkan 10 ml Pb-asetat setengah basa lalu dikocok. Untuk menguji cukup tidaknya penambahan Pb-asetat setengah basa, ditambahkan beberapa tetes Na 2 PO 4 1 . Jika terdapat endapan putih berarti Pb-asetat setengah basa yang ditambahkan sudah cukup, selanjutnya ditambahkan Na 3 PO 4 1 sampai tidak terbentuk endapan putih lagi. Larutan ditera sampai 250 ml dengan menambahkan air destilata. Kemudian disaring dengan kertas Whatman no.42, setelah didiamkan terlebih dahulu selama setengah jam. Filtrat 10 ml dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100ml, lalu ditambahkan 5 ml HCl 25 dan dipanaskan dalam water batch dengan suhu 70 C, selama 10 menit. Setelah dingin dinetralkan dengan NaOH 30 dan ditambahkan indikator phenolphthalein sampai berwarna merah jambu. Kemudian larutan ditera dengan air hingga volumenya 100 ml. Cairan ini diambil 10 ml, ditambahkan 15ml air destilata dan 25ml larutan Luff serta diberi batu didih, lalu dipanaskan dengan pendingin tegak sampai mendidih selama 10 menit dan didinginkan dengan es, kemudian ditambah 10 ml KI 30 dan 25 ml H 2 SO 4 , lalu dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3 0,1 N, dengan menggunakan indikator kanji. Titrasi dilakukan sampai warna biru tidak terbentuk lagi. Larutan blanko dibuat dengan menggunakan 25 ml air destilata ditambah 25 ml larutan Luff dan batu didih, lalu dipanaskan sampai mendidih selama 10 menit dan didinginkan dengan es. Kemudian ditambahkan 10 ml KI 30 dan 25 ml H 2 SO 4 25, lalu dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3 0,1 N, dengan indikator kanji. Titrasi dilakukan sampai warna biru tidak terbentuk lagi. Kadar gula total dihitung dengan rumus : X = , Nilai X menentukan jumlah gula total dalam contoh dengan mencocokan nilai tersebut dengan Tabel 11. Kadar = Keterangan : X = nilai yang terbaca pada Tabel Y = faktor pengenceran a = berat contoh mg Tabel 11 Penetapan gula menurut Luff-Schrool Na 2 S 2 O 3 Gula, Fruktosa, Gula Inversi mg Na 2 S 2 O 3 Gula, Fruktosa, Gula Inversi mg 1 2,4 13 33,0 2 4,8 14 35,7 3 7,2 15 38,5 4 9,7 16 41,3 5 12,2 17 44,2 6 14,7 18 47,1 7 17,2 19 50,0 8 19,8 20 53,0 9 22,4 21 56,0 10 25,0 22 59,1 11 27,6 23 62,2 12 30,3

3.4.11 Uji serat pangan Sulaeman et al. 1993