Pengukuran pH SNI 01-2891-1992 Analisis aktivitas air a Uji Total Kapang SNI 2332.7 : 2009

desikator dan ditimbang D2. Endapan pada kertas saring diabukan pada suhu 550 C selama 5 jam, kemudian didinginkan dan ditimbang I2. c. Blanko Blanko untuk serat yang tidak larut dan serat yang larut diperoleh dengan cara seperti prosedur untuk sampel tetapi tanpa sampel. Nilai blanko sewaktu- sewaktu harus dicek bila menggunakan enzim dari batch yang berbeda. Serat pangan total diperoleh dengan menjumlahkan serat pangan tidak larut SPTL dan serat pangan larut SPL. Blanko yang digunakan diperoleh dengan metode yang sama, tetapi tidak ditambahkan contoh atau sampel. Nilai blanko yang digunakan perlu diperiksa ulang, terutama bila menggunakan enzim dari kemasan yang baru. 4 Rumus perhitungan nilai SPTL dan SPL Nilai SPTL = D1 – I1 – B1 x 100 W Nilai SPL= D2 – I2 – B2 x 100 W Nilai TSP = Nilai SPTL + Nilai SPL Keterangan: W = Berat contoh g B = Berat blanko bebas serat g D = Berat setelah analisis dikeringkan g I = Berat setelah analisis diabukan g

3.4.12 Pengukuran pH SNI 01-2891-1992

Pengukuran pH contoh dilakukan dengan menggunakan pH meter Orion model 210 A yang sebelumnya telah dikalibrasi menggunakan larutan buffer 4,01 dan pH 6,86. Pengukuran dilakukan secara langsung dengan mencelupkan pH meter kedalam contoh uji yang sudah diencerkan, lalu ditunggu sampai angka yang terlihat pada layar stabil.

3.4.13 Analisis aktivitas air a

w AOAC 2007 Prinsip dari analisis a w yaitu mengetahui air bebas yang terdapat di dalam bahan atau sampel. Penentuan nilai a w dari produk diukur dengan menggunakan alat pengukur a w meter Shibaura WA 360. Pengukuran nilai a w dilakukan dengan cara memasukkan sampel yang akan diukur ke dalam wadah yang tersedia pada a w meter tersebut. Kemudian sampel didiamkan kurang lebih selama 15 menit, setelah itu dilihat nilai a w yang tertera pada a w meter tersebut.

3.4.14 Uji Total Kapang SNI 2332.7 : 2009

Prinsip kerja dari uji mikrobiologis ini adalah penghitungan jumlah koloni bakteri yang ada dalam sampel selai jambu biji lembaran dengan pengenceran sesuai keperluan dan dilakukan secara duplo. Pembuatan larutan contoh dilakukan dengan mencampurkan 25 gram sampel dan larutan garam fisiologis sebanyak 225 ml atau 1 gram sampel ke dalam 9 ml larutan garam fisiologis sampai homogen, sehingga didapat seri pengenceran 10 -1 . Pengenceran dilakukan dengan cara mengambil 1 ml larutan contoh dengan menggunakan pipet steril dimasukkan ke dalam 9 ml larutan garam fisiologis dan dikocok sampai homogen minimal 25 kali sehingga terbentuk seri pengenceran 10 -2 . Pengenceran yang dilakukan disesuaikan dengan keperluan, biasanya sampai 10 -6 . Pemipetan dilakukan pada tiap tabung pengenceran sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam cawan petri steril secara duplo dengan menggunakan pipet steril. Media PDA dimasukkan ke dalam cawan petri dan digoyangkan supaya merata metode cawan tuang, kemudian didiamkan sampai media agar dingin dan padat. Cawan petri yang berisi agar kemudian dimasukkan ke dalam inkubator dengan posisi terbalik pada suhu 22-25 C dan diinkubasi selama 5 hari. Kemudian jumlah koloni bakteri yang ada dalam cawan petri dihitung. Jumlah koloni yang dapat dihitung adalah cawan petri yang mempunyai koloni kapang antara 10-150. 3.4 Analisis Data 3.4.1. Pemilihan selai jambu biji lembaran terbaik dengan uji indeks kinerja