74
Rp.380,-bulan, dan upah tenaga kerja sebesar Rp.250,-orangminggu.Dari keseluruhannya maka total biaya produksi ialah : Rp.800,-bulan.
Modal yang digunakan petani pada tahun 1990 yaitu: biaya perbaikan gubuk Rp.30.000,- : 60 bulan = Rp.500,-, peralatan Rp:32.000,- dibagi 6= Rp.5.400,-,
konsumsi Rp. x 4 = Rp.19.700,-, upah tenaga kerja Rp.15.000,-orangminggu, biasanya menggunakan 2 orang tenaga kerja maka Rp.30.000,-.Dari keseluruhannya
maka total biaya produksi ialah:Rp.,55.600-bulan.
6.2 Pemasaran
Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Dalam pemasaran getah kemenyan di Desa Hutajulu masih bersifat sama dari tahun 1960-1990-an. Kemenyan
yang telah dibersihkan akan dijual langsung kepada pedagang pengumpul yang berada di Desa Hutajulu.
82
Jual-beli kemenyan biasanya dilakukan dengan pembayaran uang tunai, atau dengan sistem uang muka. Pembayaran uang tunai
dilakukan langsung setelah kemenyan berpindah tangan, sedangkan sistem uang muka dilaksanakan melalui pemberian uang terlebih dahulu oleh pedagang yang akan
di bayar setelah beberapa waktu pada saat produsen menjual kemenyan nya dengan memperhitungkan harga jual. Sistem peminjaman ini dilakukan ketika seorang
masyarakat sudah benar-benar berlangganansering menjual kemenyannya kepada pedagang pengumpul kemenyan tersebut. Agar bisa dipercayai dan bisa diyakini
82
Mayor Sinaga, loc.cit
Universitas Sumatera Utara
75
bahwa masyarakat tersebut akan tetap menjual kemenyannya kepadanya dan melunasi sisa utangnya.
Sebagian masyarakat menjual kemenyannya langsung ke pasar, hal ini karena tahun 1960-an hanya ada 2-3 orang pedagang pengumpul di Desa Hutajulu. Ini juga
dapat mempengaruhi kurangnya modal yang dimiliki oleh pedagang pengumpul untuk membayar kemenyan yang dijual kepadanya. Maka, sebagian masyarakat
memilih langsung menjual kepasar.
83
Pada umumnya, petani kemenyan di Desa Hutajulu menjual kemenyan dalam dua bentuk yakni mata kasar dan tahir. Namun, pada tingkat pedagang akan disortasi
menjadi empat jenis. Hasil pembersihan dan sortasi pada tingkat pedagang diperoleh kualitas-kualitas kemenyan sebagai berikut :
1. Mata kasar, warna putih ke kuning-kuningan berdiameter lebih besar 2
cm. 2.
Mata halus, seperti mata kasar, hanya ukurannya yang berbeda atau lebih kecil 2 cm.
3. Tahir, Kristal kemenyan yang berwarna kuning kecoklatan, mengandung
sedikit kotoran. 4.
Juror atau jarir, Kristal kemenyan yang bercampur dengan kulit-kulit pohon atau kotoran-kotoran lain yang sukar dipisahkan.
Jadi, harga kemenyan yang diterima oleh masyakarat sesuai dengan hasil kemenyan yang didapat dan bagaimana jenis dan bentuk getah kemenyan yang
83
Tamba, Op Cit.
Universitas Sumatera Utara
76
dihasilkan oleh batang kemenyan. tingkat harga kemenyan yang tinggi yaitu bentuk mata kasar, yang kedua mata halus dan begitu sampai selanjutnya.
Pada umumnya getah kemenyan asal Sumatera Utara diperdagangkan dalam bentuk kepingan bongkahan yang tidak merata besarnya, sedangkan kualitas maupun
tingkat harga ditentukan secara visual seperti besar kecilnya kepingan, warna, bau, kebersihan, dan kerapuhannya. Kualitas kemenyan terendah berupa serbuk yang
disebut “kemenyan abu” memiliki harga yang rendah di pasaran. Kemenyan berkualitas tinggi kemenyan putih umumnya diekspor ke Perancis, Taiwan, dan
Singapura.
84
Gambar 2
Dibawah ini merupakan skema proses pemasaran kemenyan:
84
P. Parapat, “Up-Grade Mutu Kemenyan di Sumatera Utara”Medan: tanpa penerbit, 1982.
Petani kemenyan
Pedagang pengumpul tingkat desa
Pedagang pengumpul tingkat kecamatan
Pedagang pengumpul tingkat kabupaten
Pulau jawa
Universitas Sumatera Utara
77
6.3 Penghasilan dan Kesejahteraan Petani