Modal dan Tenaga Kerja

69

6.1 Modal dan Tenaga Kerja

Sebagai salah satu faktor produksi, modal sangat diperlukan dalam usaha pertanian. Tanpa modal usaha tidak bisa dilakukan, paling tidak modal dibutuhkan untuk membeli peralatan pertanian dan upah tenaga kerja.Kecukupan modal mempengaruhi ketepatan waktu dan ketepatan takaran dalam penggunaan masukan. Artinya, keberadaan modal sangat menentukan tingkat atau jenis teknologi yang diterapkan. Kekurangan modal menyebabkan kurangnya masukan yang diberikan sehingga menimbulkan risiko kegagalan atau rendahnya hasil yang akan diterima. Masayarakat Desa Hutajulu tidak memerlukan modal yang besar dalam pertanian kemenyan, hal ini karena tidak ada perawatan khusus untuk perawatan kemenyan. Modal yang dikeluarkan petani kemenyan hanya untuk pemenuhan bekal selama di hutan dan upah tenaga kerja bagi petani yang memakai tenaga kerja upahan. Bekal yangdisediakan seperti, beras, ikan, sayur, gula, kopi dan kebutuhan pangan lainnya. Juga termasuk peralatan-peralatan dalam pertanian kemenyan. 75 Penanaman kemenyan tergolong sangat praktis dan tidak mengeluarkan banyak biaya. Hal ini sudah lama dilakukan bahkan sejak kemenyan dibudidayakan di hutan areal Desa Hutajulu. Pohon kemenyan tumbuh baik di hutandan pertumbuhannya dibantu oleh pohon-pohon alam lainnya yang berada di hutan. 76 Ada beberapa peralatan yang digunakan petani dalam mengelola kemenyan sebagai 75 Wawancara, R. Situmoran, Desa Hutajulu, 22 Agustus 2015. 76 ibid Universitas Sumatera Utara 70 berikut :parang goluk, agat panuktuk, agat panjungkit, agat pangarit, tali polang, gual, bakul bakkul, dan pengait pangait. Parang goluk, berguna untuk mangarambas dan mangalal. Parang terbuat dari besi dan tangkainya terbuat dari kayu. Panjang kira-kira 40 cm.Agat PanuktukAgat panuktuk berguna untuk melakukan pekerjaan manige. Terbuat dari besi dan menyerupai pahat. Ujung agat yang dipegang lebih besar dari ujung agat yang menusuk kulit kemenyan. bagian ujung yang digunakan runcing dan tajam, sedang ujung satunya bulat datar. Hal ini berfungsi untuk menutup kulit yang disugi dengan cara mengetuk kulit sebanyak tiga kali ketukan. Cara mengetuk kulit kemenyan tidak dilakukan kuat-kuat apabila diketuk kuat kulit akan rusak dan terpisah dari batang serta getah tidak keluar dari batang.Agat Pangguris, terbuat dari besi dan ujungnya berbentuk setengah lingkaran, sedangkan tangkainya terbuat dari kayu.Agat pangarit berguna untuk memisahkan getah kemenyan dari batang, setelah getah kering dan menggumpal. Agat pangarit menyerupai parang yang terbuat dari besi sedang tangkai terbuat dari kayu yang dibentuk dengan panjang kira-kira tujuh cm.Tali Polang,alat ini digunakan untuk memanjat pohon kemenyan sampai keatas. Terbuat dari ijuk dan riman yang dibentuk sedemikian rupa. Tali polang harus kuat dengan panjang sembilan sampai dua belas meter.Gual,alat ini digunakan bersama dengan tali polang. Pada saat petani memanjat pohon kemenyan tali polang bersama gual harus dibawa dan gual yang diperlukan sebanyak dua buah yang diikatkan pada kedua ujung tali. Gual sebaiknya lurus karena petani akan berdiri diatas gual yang Universitas Sumatera Utara 71 dipasang diatas pohon. Apabila gual bengkok maka proses untuk melilitkan tali polang sangat sulit dan keselamatan petani tidak terjamin karena gual tersebut tidak kokoh. Gual merupakan alat yang terbuat dari sebatang kayu dengan ukuran kira-kira 40 cm.Alat ini tidak dibeli. Namun, dibuat sendiri oleh petani dan kayu yang dibuat menjadi gual ini harus kayu yang bagus agar tahan dipakai petani. Bakul Bakkul, terbuat dari rotan yang berguna sebagai tempat penyimpanan kemenyan baik saat diatas pohon maupun saat getah dibawa pulang. Bakul memiliki sebuah tali untuk bisa disandang seperti halnya membawa tas. Tali bakul yang digunakan petani di Desa Hutajulu berbeda-beda dan yang sering digunakan adalah bekas ikat pinggang yang tidak dipakai lagi yang mereka anggap tahan untuk membawa getah kemenyan. Pengait pangait, alat ini befungsi untuk mengambil tumbuhan penopang atau parasit yang menumpang pada batang kemenyan. Alat ini terbuat dari besi diujungnya yang dibengkokkan dan talinya terbuat dari kayu. Peralatan dalam pertanian kemenyan ini akan diganti satu kali enam bulan. Terkait dengan harga, peralatan kemenyan tidak disebutkan satu persatu namun seperti parang, agat panuktuk, agat pangguris, agat pangarit, tali polang, pangait harga totalnya Rp.150,- dan harga bakul bakkulyakni: Rp.150,-. Namun pada tahun 1990 harga parang, agat panuktuk, agat pangguris, agat pangarit, tali polang, pangait dan bakkul total harga keseluruhan ialah : Rp.32.000.- 77 Terdapat dua jenis tenaga kerja yang terlibat dalam pertanian kemenyan di Desa Hutajulu, yakni keluarga, dan dari luar keluarga, atau tenaga kerja upahan. 77 Ibid Universitas Sumatera Utara 72 Tenaga kerja upahan dapat pula diabagi dua, yakni tenaga kerja upahan setempat, dan dari luar daerah. Pemberian upah pada tenaga kerja biasanya diberikan upah perminggu. Pada pertanian kemenyan Di Hutajulu hampir semua kebutuhan akan tenaga kerja ini diperlukan pada saat penyadapan. Proses penyadapandan pemanenan getah kemenyan. sebagian masyarakat memerlukan tenaga kerja pada saat itu apalagi yang memiliki lahan kemeyan yang luas. 78 Penggunaan tenaga kerja upahan, terutama dalam penyadapan, diperlukan dengan beberapa alasan. Pertama, jika jumlah pohon kemenyan yang dimiliki seorang petani tidak mampu dikerjakan oleh tenaga kerja keluarga, sementara produksi perlu dimaksimalkan. Kondisi ini terutama terjadi ketika kebutuhan ekonomi mendesak, sehingga setiap pohon yang sudah bisa diproduksi sebisa mungkin akan disadap. Kedua, jika pemilik mempunyai aktivitas lain, terutama penanaman tanaman pangan. Semakin banyak seorang pemilik terlibat dalam aktivitas pencaharian lain, semakin mungkin tenaga kerja upah digunakan. Ketiga, jika memang semula pemilik akan menggunakan tenaga kerja upahan karena tidak mampu lagi mengolah hutan kemenyan dan aggota keluarga tidak cukup untuk membantu. 79 Tenaga kerja upahan, baik dari luar daerah maupun lokal, yang terlibat pada penyadapan pohon kemenyan adalah orang-oarang batak. Penggunaan tenaga kerja upahan biasanya dari masyarakat di Desa Hutajulu sendiri, sangat jarang masyarakat mempekerjakan masyarakat dari luar Desa Hutajulu. Hal ini karena masyarakat hanya 78 Edi Sumarno “Pertanian Karet Rakyat Sumatera Timur 1863-1942”, Tesis, belum diterbitkan, UGM: Yogyakarta. Hlm, 131. 79 Edi Sumarno, Op.cit. Universitas Sumatera Utara 73 ingin bekerja dengan orang yang dikenal agar bisa dipercaya selama di hutan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. 80 Tenaga kerja upahan biasanya digunakan antara 2-3 orang bahkan sampai 5 orang dan akan dibayar dengan gaji perminggu dan dibekali selama bekerja, dari makanan, rokok, dan kebutuhan lainnya selama di hutan pemilik kemenyan. Setelah kembalinya dari hutan ada kebiasaan yang dilakukan oleh petani yakni mengundang orang yang dipekerjakan tersebut makan malam bersama-sama. Hal semacam itu sudah lama dilakukan sebagai salah satu cara petani untuk mengucap syukur dan berterimakasih untuk orang yang telah bekerja untuk petani tersebut. Dalam pertanian kemenyan besarnya modal yang digunakan sangat bervariasi, tergantung pengeluaran pembelian peralatan pertanian kemenyan dan pembangunan gubuk atau tempat penginapan petani. Pada umumnya petani di Desa Hutajulu memanfaatkan bibit yang tumbuh dibawah pohon induknya bibit yang tumbuh secara liar dan khusus untuk perawatan tidak membutuhkan biaya karena tidak ada pemupukan dan pemakaian obat-obatan lainnya. Lain halnya modal yang digunakan untuk biaya konsumsi petani selama di hutan. Pada tahun 1960, awalnya masyarakat Desa Hutajulu membutuhkan modal untuk pembangunan tempat penginapan petani sebesar Rp.15.000,-120 bulan =Rp.125,-, biaya pembelian peralatan petani sebesar Rp.250,- dibagi 6= Rp.41,7,-, 81 biaya konsumsiminggu Rp.95,- dikalikan 4 = 80 Wawancara, Tamba, Desa Hutajulu, 27 Juli 2015. 81 Rp.15.000 merupakan biaya pembangunan gubuktempat penginapan petani dibagi 120 bulan dalam jangka 10 tahun biasanya gubuk akan diperbaiki, Rp.250,- merupakan biaya pembelian peralatan dbagi 6 bulan 6 bulan karena 1 kali 6 bulan peralatan pertanian kemenyan akan di ganti . Universitas Sumatera Utara 74 Rp.380,-bulan, dan upah tenaga kerja sebesar Rp.250,-orangminggu.Dari keseluruhannya maka total biaya produksi ialah : Rp.800,-bulan. Modal yang digunakan petani pada tahun 1990 yaitu: biaya perbaikan gubuk Rp.30.000,- : 60 bulan = Rp.500,-, peralatan Rp:32.000,- dibagi 6= Rp.5.400,-, konsumsi Rp. x 4 = Rp.19.700,-, upah tenaga kerja Rp.15.000,-orangminggu, biasanya menggunakan 2 orang tenaga kerja maka Rp.30.000,-.Dari keseluruhannya maka total biaya produksi ialah:Rp.,55.600-bulan.

6.2 Pemasaran